Keutamaan Introspeksi Diri dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Manusia merupakan makhluk yang diciptakan sempurna oleh Allah. Manusia diberi akal untuk berpikir dan mempertimbangkan segala hal yang akan dilakukannya. Dengan akal itu pula, manusia bisa membedakan mana hal yang baik dan yang buruk. Namun, terkadang manusia salah menggunakan akalnya hingga berbuat sesuatu yang buruk.

Berbuat buruk atau berbuat suatu kesalahan memang termasuk kodrat manusia. Tidak mungkin ada satu orang pun manusia yang lupus dari kesalahan dan selalu berbuat benar sepanjang usianya. Hal ini sangat manusia, karena selain memiliki akal manusia juga memiliki hawa nafsu yang terkadang mengalahkan akalnya.

Di sinilah fungsi ajaran agama dalam kehidupan manusia. Ajaran agama seharusnya menjadi pegangan hidup dan batas-batas yang menjaga manusia agar tetap berada di jalan kebenaran. Meski sering khilaf dan berbuat salah akibat hawa nafsu, dengan berpegang pada ajaran agama, diharapkan manusia akan terus kembali ke jalan yang lurus sesuai ajaran agama.

Salah satu hal yang diajarkan oleh agama Islam agar seorang manusia tetap bisa istiqomah berada di jalan Allah adalah untuk selalu introspeksi diri. Apa itu introspeksi diri? Mengapa kita harus terus mengintrospeksi diri kita? Berikut akan dibahas mengenai introspeksi diri dalam Islam.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab shahih-nya, Abu az Zinad berkata, “Sesungguhnya mayoritas sunnah dan kebenaran bertentangan dengan pendapat pribadi”. Dari perkataan tersebut, kita mengetahui bahwa ternyata memang benar bahwa kebanyakan hal-hal yang benar dalam ajaran agama justru bertentangan dengan pendapat pribadi kita. Hal ini menunjukkan bahwa memang hawa nafsu manusia seringkali tidak mengikuti apa-apa yang dibenarkan agama. (Baca juga: Menahan Nafsu di Bulan Ramadhan)

Maka, hendaknya kita belajar untuk selalu introspeksi diri dan belajar untuk memperbaiki kekeliruan yang pernah kita lakukan. Jika kita masih enggan melakukannya, hendaknya kita belajar dari kalangan yang ditolak oleh para malaikat pada saat kalangan tersebut akan mendatangi al Haudh. Al Haudh adalah telaga Rasulullah di hari kiamat. Kalangan ini tidak bisa mendatangi al Haudh karena semasa mereka hidup di dunia, mereka termasuk kalangan yang teguh pendirian memegang sesuatu yang keliru, sesat dan salah padahal kebenaran telah nyata berada di depan mereka.

Hal ini tertulis dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, yaitu ketika para malaikat memberi alasan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Mereka telah mengganti-ganti (ajaranmu) sepeninggalmu” maka kataku: “Menjauhlah sana… menjauhlah sana (kalau begitu)”. Dari hadis ini kita bisa mengetahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan mengecam perilaku orang-orang yang enggan melakukan introspeksi diri, apalagi jika kebenaran telah ditunjukkan di depan mereka.

Manfaat Intropeksi dalam Islam

Terdapat banyak keutamaan atau manfaat yang didapat seseorang yang melakukan introspeksi diri. Berikut ini akan dibahas beberapa manfaat introspeksi diri yang bisa didapat, antara lain:

  1. Hisab yang lebih ringan

Umar radhiallahu ‘anhu pernah berkata, “Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia” [HR. Tirmidzi]. (Baca juga: Alam Gaib menurut Islam)

Kita mungkin telah melihat di sekitar kita bahwa begitu banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh perilaku manusia di muka bumi ini. Maka, ketika kita kembali pada syariat agama Islam untuk memperbaiki, atau setidaknya menghentikan, kerusakan yang telah terjadi, sungguh begitu besar keutamaannya. Kembali pada syariat agama ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan derajat kita di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.

  1. Hati lebih lapang

Introspeksi diri berarti kita fokus pada tujuan diri kita menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya sesuai ajaran Islam. Kita tidak merasa paling benar sendiri dan menyadari bahwa kebenaran bisa datang dari mana saja.

Baca juga:

Dengan kita mau mengintrospeksi diri, kita bisa lebih terbuka terhadap masukan dan saran untuk kebaikan diri kita. Kita hanya akan berorientasi kepada kebaikan dan tujuan kita di dunia untuk beribadah kepada Allah. Dengan begitu, secara otomatis hati kita pun akan lebih tenang dan lapang.

  1. Hubungan dengan orang lain lebih baik

Introspeksi diri dalam Islam juga berarti kita mau mengakui kesalahan dan tidak merasa diri kita yang paling benar. Maka, dengan introspeksi diri kita juga mau meminta maaf dan memperbaiki kesalahan yang pernah kita lakukan. Dengan demikian, pintu-pintu maaf dari manusia dan hubungan yang lebih baik dengan manusia lain akan lebih terbuka lebar. Bagaimana pun, seseorang akan lebih terbuka dengan orang yang rendah hati dan mau memperbaiki diri daripada dengan orang yang sombong dan merasa benar sendiri. (Baca juga: Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam Islam)

  1. Menjauhkan diri dari sifat munafik

Sering melakukan introspeksi diri merupakan salah satu cara menjauhkan diri dari kemunafikan. Seperti perkataan Ibrahim at Taimy, “Tidaklah diriku membandingkan antara ucapan dan perbuatanku, melainkan saya khawatir jika ternyata diriku adalah seorang pendusta (ucapannya menyelisihi perbuatannya)”.

Baca juga:

Tidak hanya itu, Ibnu Abi Malikah juga pernah berkata seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Aku menjumpai 30 sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, merasa semua mengkhawatirkan kemunafikan atas diri mereka. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan bahwa keimanannya seperti keimanan Jibril dan Mikail”. (Baca juga: Hikmah Beriman Kepada Malaikat)

Dari semua hadis di atas, kita mengetahui bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan bebas dari kesalahan. Maka, dengan menyadari hal ini dan terus mau introspeksi diri, kita akan lebih bisa menerima kebenaran dan tidak merasa paling sempurna yang erat dengan sifat orang munafik.

Cara Introspeksi Diri dalam Islam

Setelah mengetahui keutamaan introspeksi diri di atas, maka kini kita perlu belajar cara introspeksi diri yang benar. Hal ini tentu akan membantu kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari hari ke hari dan semoga akan membawa kita ke rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut ini beberapa cara untuk introspeksi diri:

  1. Membuka diri untuk kritik dan saran

Seringkali kita merasa pendapat atau pikiran kita merupakan kebenaran satu-satunya. Pikiran seperti ini akan menutup kita dari pendapat atau saran dari pihak lain. Padahal, sesungguhnya belum tentu pikiran atau pendapat kita adalah yang paling benar. Kita bahkan dianjurkan untuk meminta pendapat orang lain demi mendapatkan pendapat atau saran dari orang lain. (Baca juga: Cara Mengatasi Masalah Rumah Tangga Secara Islam)

Hal ini tercermin dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang menceritakan Umar memberikan usul kepada Abu Bakar radhiallahu anhuma untuk mengumpulkan al Quran. Dalam hadis ini, diceritakan bahwa Abu Bakar sempat menolak usul Umar tersebut. Namun, Umar tidak berhenti mendesak dan berpendapat bahwa usul tersebut merupakan kebaikan. Hingga akhirnya Abu Bakar mengatakan, “Umar senantiasa membujukku untuk mengevaluasi pendapatku dalam permasalahan itu hingga Allah melapangkan hatiku dan aku pun berpendapat sebagaimana pendapat Umar”. (Baca juga: Tanda Allah Sayang Pada Hambanya)

Dari kisah ini kita belajar bahwa Abu Bakar tidak tertutup pada usul atau pendapat orang lain. Beliau mau terbuka dan menerima usulan karena beliau tahu bahwa pendapat beliau bukan satu-satunya pendapat yang baik dan mungkin saja hal yang lebih baik datang dari pendapat orang lain.

  1. Berkumpul dengan orang shaleh

Sebaiknya kita juga mendekatkan diri pada teman-teman yang sholeh. Dengan dekat dengan teman yang shaleh, kita bisa lebih mudah menerima nasehat baik dan diingatkan untuk tetap berada di jalan Allah. Mereka akan lebih mungkin mengingatkan kita jika kita berbuat salah dan membuat kita terus introspeksi diri. Bahkan, dengan dekat dengan orang-orang yang shaleh, kita akan lebih terpacu untuk saling mengingatkan satu sama lain.

Baca juga:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda, “Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian. Aku lupa sebagaimana kalian lupa. Oleh karenanya, ingatkanlah aku ketika diriku lupa” [HR. Bukhari]. Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam yang sempurna saja suka untuk diingatkan, bagaimana dengan kita?

  1. Meluangkan waktu untuk bermuhasabah

Salah satu cara untuk mengintrospeksi diri adalah dengan meluangkan waktu khusus untuk bermuhasabah diri. Lebih baik jika pada saat muhasabah diri kita menyendiri dan tidak terganggu aktivitas lainnya. Pada saat ini kita bisa merenung dan mengintrospeksi amalan-amalan kita serta perbuatan kita apakah sudah sesuai dengan syariat agama.

Baca juga:

Terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi mengatakan, “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)”. Dalam hadis lainnya juga disebutkan, ““Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [HR. Tirmidzi].

Dari uraian di atas, kini kita telah mengetahui pentingnya introspeksi diri dalam Islam. Tidak hanya itu, kita juga belajar cara mengintrospeksi dri yang baik hingga nantinya kita bisa mengamalkannya di kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk orang-orang yang mau terus melakukan introspeksi diri dan menjadi seseorang yang lebih baik dari hari ke hari.

Wallahu a’lam bishawab.

fbWhatsappTwitterLinkedIn