Bulan Ramadhan yang mulia ialah bulan dimana kita bisa mendekat kepada Allah dan memiliki kesempatan untuk berbuat amal kebaikan sebanyak banyaknya serta memohon ampun atas dosa dosa yang telah lalu. Ramadhan akan terasa lebih indah jika diisi dengan kegiatan berdiam diri untuk menenangkan jiwa dan melepaskan diri dari segala kesibukan dan kepenatan duniawi. Cara tersebut yakni disebut dengan I’tikaf yang dilakukan terutama pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah tentu memiliki dampak baik bagi ketenangan dunia maupun kedamaian di akherat nanti, Allah selalu menyiapkan pahala luar biasa bagi siapa saja yang ikhlas dalam mengerjakan amal baik. termasuk I’tikaf. Apa saja pahala yang tersebut? yuk simak uraian lengkapnya dalam artikel berikut, 17 pahala I’tikaf di bulan Ramadhan.
1. Pahala Ampunan Dosa
Orang yang melakukan I’tikaf di bulan Ramadhan untuk melengkapi ibadahnya yang lain seperti puasa dan shalat tarawih, serta menjalankannya dengan niat hanya karena Allah berdasarkan keutamaan ikhlas dalam islam maka akan mendapat kebaikan dan ampunan dosa, hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam berkata kepada orang yang beri’tikaf, “Dia menahan dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan sebagaimana orang yang melakukan kebaikan semuanya.”
2. Pahala Dijauhkan dari Neraka
I’tikaf artinya ialah berdiam diri untuk merenungi keburukan yang dimiliki untuk bertaubat, berdzikir untuk memuji Allah, serta berdiam untuk mengharap keberkahan di kehidupan akherat dan memohon diterimanya amalan amalan bulan Ramadhan yang dilakukan. Jika dilaksanakan dengan kesungguhan hanya mengharap ridho Allah, baginya akan dijauhkan dari siksa neraka bagi wanita maupun siksa neraka bagi laki laki.
Hal ini juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa beri’tikaf sehari mengharap wajah Allah, maka Allah jadikan antara dia dengan neraka tiga parit yang lebih jauh di antara timur dan barat.”
3. Menyempurnakan Rangkaian Ibadah Puasa
Diriwayatkan Dailami dari Aisyah radhiallahu’anha sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beri’tikaf dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.” Ibadah bulan puasa tentu akan lebih lengkap jika dijalani dengan keikhlasan dan taubat yang terdalam, I’tikaf akan menyempurnakan rangkaian ibadah puasa yang dilakukan dan memberi kebaikan di masa mendatang. I’tikaf akan memberikan rasa tenang sehingga orang tersebut mampu menahan emosi saat puasa.
4. Mendapat Pahala Haji dan Umrah
Sungguh luar biasa pahala I’tikaf yang dilakukan di bulan Rmaadhan, pahala besar akan didapat yakni pahala seperti beribadah haji dan umrah. Diriwayatkan oleh Baihaqi dan dilemahkannya dari Husain bin Ali radhiallahu’anhuma berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan i’tikaf sepuluh hari di bulan Ramadan, bagaikan melakukan dua haji dan dua umroh.” keutamaan ibadah haji dan keistimewaannya akan didapat dengan melakukan I’tikaf 10 hari di akhir ramadhan, tentu sebuah pahala yang luar biasa.
5. Mengikuti Sunnah Rasulullah
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172). Rasulullah sejak dahulu selama bulan Ramadhan selalu melakukan I’tikaf dan diikuti oleh istri istrinya sepeninggal beliau. keutamaan i’tikaf di bulan ramadhan yang dilakukan oleh Rasulullah tersebut wajib diteladani oleh kita semua sebagai umatnya.
dan menandakan bahwa hal tersebut telah dicontohkan dan disunnahkan oleh Rasulullah, serta bagi siapa saja yang mengikuti sunnah Rasulullah tentu mendapat pahala karena telah menjalankan syariat agama islam yang juga dibuat oleh Allah. Orang tersebut akan diakui sebagai pengikut Rasulullah dan mendapat petunjuk serta jalan yang lurus.
6. Pahala Kenikmatan Dekat dengan Allah
Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Nabi shallallahu alaihui wasallam mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya†(HR. Bukhari). I’tikaf artinya berdiam diri melupakan hal hal duniawi dan hanya mengingat Allah, dalam kondisi mendekat kepada Allah, tentu Allah juga akan mendekat kepadanya sehingga ia mendapatkan kenikmatan lahir dan batin.
7. Pahala Istiqomah
Umumnya orang orang akan rajin menjalankan ibadah hanya ketika di awal puasa saja, di pertengahan mereka akan malas dan kembali rajin di akhir Ramadhan menjelang hari raya Idul Fitri, sedangkan orang yang berI’tikaf menunjukkan bahwa ia mampu bersabar dan mengerjakan amal ibadah dengan istiqomah sehingga ia pun mendapat pahala yang luar biasa karena ketekunannya.
8. Pahala Menunggu Waktu Shalat
Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para Malaikat akan mendoakannya: ˜Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia, (HR Ahmad). Ketika I’tikaf tentu akan berdiam diri di masjid, hal itu sama saja menunggu hingga waktu shalat tiba, dan menunggu waktu shalat terlebih di bulan Ramadhan juga memiliki pahala yang sangat mulia.
9. Diberi Kemudahan Melakukan Ibadah Ramadhan
Orang yang ber I’tikaf akan memohon kepada Allah untuk mendapatkan keberkahan di bulan Ramadhan, sehingga apapun yang dilakukan akan mendapat petunjuk dan ia mendapat kemudahan untuk melakukan segala amalan kebaikan lain, hal itu terjadi karena ia memiliki niat yang sungguh sungguh untuk menata diri dan berbuat baik serta menunjukkan dan mengusahakannya langsung di hadapan Allah SWT.
10. Pahala Bersyukur
I’tikaf artinya bersyukur kepada Allah karena masih diberi waktu untuk bertemu bulan Ramadhan dan masih diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah, hal itu merupakan ibadah pula sebab Allah menyukai hambaNya yang bersyukur dan akan terus menambah nikmat untuk hambaNya tersebut, sehingga ia akan terus mendapat keberkahan dan ketenangan hidup serta jauh dari sifat kufur.
11. Kenikmatan Waktu yang Bermanfaat
I’tikaf ialah berdiam diri untuk mengisi waktu dengan mendekat dan menyebut asma Allah, tentu hal demikian jauh lebih bermanfaat karena berlalu dengan tercatatkan pahala untuknya daripada ia tidak melakukan apapun atau melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat. Ia akan mendapat pahala berupa kenikmatan hati karena memiliki waktu yang terisi dengan amal ibadah.
12. Pahala Shalat Berjamaah
I’tikaf di masjid tentu akan menunggu waktu shalat disertai dengan melakukan shalat berjamaah, hal itu akan mendapatkan pahala yang berlipat lipat dimana orang yang melakukan shalat berjamaah di bulan Ramadhan dijamin pahala yang jauh lebih besar serta mendapat rasa khusyu’ yang lebih dalam beribadah. Tentu ia akan memiliki kebahagiaan dalam menjalani ibadah Ramadhan.
13. Jauh dari Tamak Duniawi
I’tikaf mengajarkan tentang kesederhanaan dan rasa pasrah, ketika menjalankan badah tersebut, ia akan berdiam diri dan merenung, sehingga ia akan menyadari arti kehidupan dan jauh dari segala bentuk ketamakan duniawi. Ia pun menjadi seseorang yang semakin dekat dengan Allah dan semakin berkurang ketamakannya terhadap hal hal duniawi.
14. Pahala Mengunjungi Masjid
Orang yang menggantungkan hatinya dengan masjid (HR Bukhari). Hadist tersebut ialah ciri orang mulia yang mendapat pahala yang jelas orang yang menjalankan ibadah I’tikaf termasuk di dalamnya karena ia rutin berada di masjid dan menggantungkan hidupnya disana. Ia menjadi seseorang yang mencintai masjid dan merawatnya sehingga bertambah lagi kebaikan untuknya.
15. Pahala Menjemput Malam Lailatul Qadar
Carilah malam lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (HR Bukhari dan Muslim). i’tikaf yang dilakukan terutama di 10 hari menjelang Ramadhan berakhir dimana di hari hari tersebut terdapat malam yang mulia, orang yang ber I’tikaf juga tentunya mengharap kenikmatan di malam tersebut dan mendapat pahala darinya.
16. Teladan Sahabat Rasulullah
“Aku pernah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa lailatul qadar itu di sepuluh hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari no. 2018 dan Muslim no. 1167). Jelas bahwa I’tikaf juga dicontoh sahabat Rasulullah sebab itu juga disunnahkan untuk dicontoh semua umat muslim.
17. Dianjurkan oleh Allah
“Tidak ada suatu ibadah hamba-Ku kepada-Ku yang lebih Aku cintai dibanding apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan apabila hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) sunah, maka Aku akan mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku (membimbing) pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar.
Aku (membimbing) penglihatannya ketika melihat, (membimbing) tangannya ketika memukul dan (membimbing) kakinya ketika melangkah (sesuai dengan taufik da inayah-Ku). Kalau dia meminta-Ku, pasti akan Aku beri. Kalau dia meminta perlindungan-Ku, pasati akan Aku lindungi.” (HR. Bukhari, no. 6502).
Allah menganjurkan hambaNya untuk melakukan I’tikaf di bulan Ramadhan untuk mencapai kenikmatan Ramadhan yang sempurna dan jika ada manusia yang melakukannya murni semata karena Allah makan baginya ialah pahala yang mulia berupa perlindungan dan kasih sayang dari Allah. Sungguh nikmat yang luar biasa.
Demikian artikel mengenai pahala I’tikaf di bulan Ramadhan, semoga memberi motivasi bagi kita untuk meningkatkan amal kebaikan untuk menggapai berkah ramadhan yang sempurna. Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa untuk memperbarui wawasan anda dengan membaca cara menambah pahala di bulan Ramadhan, pahala menyantuni anak yatim di bulan ramadhan, pahala zakat di bulan ramadhan, pahala shalat tarawih di bulan ramadhan, dan pahala sahur di bulan Ramadhan. Salam hangat dari penulis.