Larangan Mencela Hujan Dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hujan merupakan berkah dari Allah subhanallahu wata’ala yang sudah seharusnya disyukuri. Namun, tak jarang ada yang mencelanya, bahkan menyalahkan hujan atas bencana banjir yang melanda. Misalnya dengan berkata. “Duh hujan lagi, hujan lagi… Jadi gagal deh mau keluar!”. Wal ‘iyadzubillah.

Allah subhanallahu wata’ala berfirman,

ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﻨَﺰِّﻝُ ﺍﻟْﻐَﻴْﺚَ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﻗَﻨَﻄُﻮﺍ ﻭَﻳَﻨْﺸُﺮُ ﺭَﺣْﻤَﺘَﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻮَﻟِﻲُّ ﺍﻟْﺤَﻤِﻴﺪُ

Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. ” (QS. Asy Syuura: 28).

Padahal hujan menurut Islam begitu berarti bagi kesuburan bumi. Tanpa turunnya hujan, tanah menjadi kering, mata air mengering, tumbuh-tumbuhan layu dan perlahan mati, serta lain sebagainya. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berucap karena apapun yang kita ucapkan akan tertulis dalam catatan malaikan. Sebagaimana firman Allah berikut ini.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ

Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Bukhari no. 6478, dari Abu Hurairah)

Berkatalah yang baik dalam menyikapi setiap rahmat-Nya. Jangan sia-siakan waktu dengan mengatakan hal yang tidak baik. Seperti mencela angin yang menandai turunnya hujan. Tak jarang hujan diawali ataupun disertai dengan angin, entah itu dengan intensitas yang kecil maupun besar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ

Janganlah kamu mencaci maki angin.” (HR. Tirmidzi no. 2252, dari Abu Ka’ab. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Allah yang mengatur segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Saat kita mencela suatu rahmat-Nya, maka itu sama halnya kita telah mencela penciptanya, Allah subhanallahu wata’ala.

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَسُبُّوْا الدَّهْرَ فَإِنَّ اللهَ هُوَ الدَّهْرُ

Janganlah kamu mencela masa, karena Allah adalah masa!” [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2246), dan Ahmad dalam Al-Musnad (9126)]

Saat hujan turun, justru kita dianjurkan untuk membaca doa ketika turun hujan berikut ini.

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ  اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari no. 1032)

Waktu saat turunnya hujan merupakan waktu yang mustajab untuk berdo’a. Hukum berdoa saat hujan tertuang dalam hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078).

Berdasarkan ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mencela hujan merupakan hal yang terlarang dalam Islam. Sebaiknya bersyukur dan berdo’alah atas kesempatan dari-Nya sehingga kita masih bisa menikmati indahnya hujan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn