10 Manfaat Filsafat Islam Dalam Masa Sekarang

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Untuk mempelajari ilmu filsafah Islam adalah menanyakan bagaimana jalan Allah telah berhasil dan kehendaknya dilakukan di tangan jutaan individu dan kelompok dan bagaimana janji-janji-Nya menjadi kenyataan.

Untuk melihat filsafah secara Islam adalah mengawasi dimensi moral, spiritual dan etika dari semua episode dalam filsafah apapun besar atau kecilnya. Inilah mengapa Quran membuat filsafah belajar dalam beberapa hal merupakan tindakan iman dan sumber kebijaksanaan.

Manfaat Mengetahui Filsafah Islam

Sama seperti makanan yang kita makan merupakan tubuh kita, filsafah kita merupakan pikiran kita. Ide, konsep, sentimen, dan preferensi kita, singkatnya, apa yang membuat kita manusiawi, sebagian besar merupakan hasil dari pengalaman masa lalu kita.

Individu, orang, institusi, atau bangsa, semuanya memperoleh sifat atau identitas khusus mereka terutama karena filsafah mereka yang unik dan pandangan islam tentang filsafat matrealis.

1. Mengetahui Asal Identitas

Kita tidak dapat mengetahui diri kita sendiri tanpa mengetahui dari mana kita berasal. Tidak tahu dari mana kita berasal dari meninggalkan kita tanpa rasa kedewasaan kita. Hilangnya identitas meninggalkan kita tanpa tujuan, seperti kapal tanpa tujuan, atas belas kasihan angin tanpa ampun. Hilangnya identitas ini telah disebutkan dalam Quran sebagai hukuman dari Allah:

وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Jangan seperti orang yang melupakan Allah, maka Allah membuat mereka melupakan diri mereka sendiri . [Surat Al-Hashr, 59:19]

2. Tidak Bersifat Sirik

Orang yang melupakan siapa mereka mungkin lupa siapa mereka seharusnya. Hal ini menyebabkan self-bohong dan arogansi. Allah mengingatkan setiap manusia berulang-ulang tentang ‘sejarah’ pribadinya, untuk mengusir mereka dari ketidakpercayaan dan kesombongan mereka:

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِىٍّ يُمْنَىٰ(  )  ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ (٣٨

Apakah dia bukan setetes air mani? Kemudian sebuah massa yang lengket, maka Allah menciptakan dan membandingubah dia [Surat Al-Qiyamah, 75: 37-38], dan Apakah manusia tidak melihat bahwa Kami menciptakannya dari setetes sperma, tapi dia tumbuh menjadi orang yang berperang terbuka. [Surat Yasin, 36:77]

3. Sebagai Sebuah Pengingat

Di Surat Al-Fil dan Surat Quraisy, Allah mengingatkan orang-orang Quraisy atas nikmat-Nya pada mereka di masa lalu, mendorong mereka untuk belajar pelajaran moral dari filsafah mereka:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

Tidakkah kamu melihat bagaimana Tuhanmu berurusan dengan Umat Gajah? [Surat Al-Fil 105: 1] Dan Untuk keamanan orang-orang Quraisy yang biasa .

4. Sebagai Sebuah Penyelamat

Biarlah mereka menyembah Tuhan atas Rumah ini, yang telah memberi mereka makan [menyelamatkan] mereka dari kelaparan dan membuat mereka aman [menyelamatkan mereka] dari ketakutan. [QS. Quraysh, 106: 1-4]

5. Bahan Renungan Diri

Allah berulang kali memerintahkan umat Islam di dalam Quran untuk mengamati, mempertimbangkan, dan merenungkan pelajaran dari filsafah bangsa-bangsa yang telah berlalu. Menginstruksikan orang-orang Muslim dalam filsafah moral dan spiritual bangsa-bangsa sebelumnya tampaknya menjadi salah satu penekanan utama Quran.

Fakta bahwa mayoritas Pesan Akhir Allah terdiri dari cerita perjuangan moral orang-orang sebelumnya merupakan indikasi pentingnya filsafah belajar, dan mempelajarinya dengan perspektif yang tepat untuk mencari pelajaran filsafat pendidikan islam.

6. Universalitas pelajaran

Pelajaran dari naik turunnya komunitas di masa lalu berlaku bagi semua umat manusia, karena ada beberapa hukum universal yang tidak dapat diubah, yang berlaku untuk semua negara tergantung pada kondisi khusus mereka. Alquran menyebut hukum-hukum ini sebagai Sunan (cara mengatur hadits) Allah:

ٱسْتِكْبَارًا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَكْرَ ٱلسَّيِّئِ ۚ وَلَا يَحِيقُ ٱلْمَكْرُ ٱلسَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِۦ ۚ فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ ٱلْأَوَّلِينَ ۚ فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ ٱللَّهِ تَبْدِيلًا ۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ ٱللَّهِ تَحْوِيلً

karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (Fatir 35:43)

7. Interpretasi Moral-Spiritual

Sementara sejarawan modern memusatkan perhatian pada dimensi filsafah yang berbeda dan menawarkan basis yang berbeda untuk interpretasi filsafah berdasarkan sistem kepercayaan masing-masing, dasar pengisahan Alquran secara tegas bersifat moral dan spiritual.

Dengan kata lain, Allah menuntut kita untuk melihat terlebih dahulu dan terutama aspek moral dari filsafah suatu bangsa. Bangsa-bangsa jatuh, misalnya, bukan karena kegagalan ekonomi, namun karena kegagalan moral-spiritual untuk secara tepat mengeluarkan keadilan ekonomi berdasarkan kepercayaan dan ketaatan yang benar kepada Allah.

8. Membuka Pintu Berkat

Di Surat Al-A’raf, setelah menceritakan beberapa kisah perjumpaan antara nabi-nabi Allah yang benar dan orang-orang yang tidak percaya mereka, Allah merangkum pelajaran dari cerita-cerita ini dengan mengatakan:

Jika hanya orang-orang kota yang percaya dan takut [Allah], sesungguhnya Kami benar-benar telah membuka bagi mereka (segala jenis) berkat dari langit dan bumi; tetapi mereka menolak (kebenaran), jadi Kami menangkap mereka atas kesalahan mereka. [Surat Al-A’raf 7:96]

9. Sebuah Kewajiban

Penyebab jatuhnya bangsa-bangsa satu demi satu dalam ayat yang disebutkan di atas [7:96] adalah bahwa mereka mengabaikan pelajaran moral dari filsafah nenek moyang mereka, dan berpikir bahwa hal yang sama tidak berlaku bagi mereka:

Setiap kali Kami mengirim seorang nabi ke sebuah kota, Kami mengambil orang-orangnya dalam penderitaan dan kesengsaraan, agar mereka bisa belajar kerendahan hati. Kemudian Kami mengubah penderitaan mereka menjadi kemakmuran, sampai mereka bertambah dan berlipat ganda, dan mulai berkata: “Ayah kita juga tersentuh oleh penderitaan dan kemakmuran. ” Lalu Kami mengejutkan mereka, dan mereka tidak mengerti. [Surat Al-A’raf, 7: 94-95]

10. Cara Terbaik Mengajar

Quran bisa jadi buku teori abstrak tentang undang-undang yang mengatur masyarakat, atau sekadar daftar tindakan dan larangan. Tetapi fakta bahwa Pencipta kita, Yang Maha Bijaksana, telah memilih cerita yang mengatakan sebagai sarana utama untuk berhati-hati dan pendidikan, manusia berarti bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk belajar dari contoh-contoh lain. Guru dan pengkhotbah Islam yang sukses selalu memiliki pemahaman filsafah yang baik hubungan ilmu kalam dengan filsafat.

Demikian penjelasan terkait apa saja manfaat filsafat islam dalam masa sekarang yang mungkin diperlukan untuk mengetahui lebih banyak mengenai Islam

fbWhatsappTwitterLinkedIn