11 Sikap Aisyah kepada Rasulullah

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Aisyah ra lahir di Mekkah tepatnya pada bulan Syawwal tahun 614 Masehi, 8 tahun sebelum zamn hijrah dimulai. Karena sejak kecil orang tuanya sudah memeluk agama Islam, maka dari kecil Aisyah telah dididik berdasarkan ajaran agama Islam. Ummu Ruman adalah ibu Aisyah.

Beliau sebelumnya menikah dengan Abdullah bin Harits Al Azdi, lalu Abdullah meninggal dunia. Barulah kemudian beliau menikah dengan Abu Bakar hingga dikaruniai dua anak yaitu Abdurrahman dan Aisyah.

Keluarga Abu Bakar adalah salah satu keluarga yang paling gigih dalam memperjuangkan penyebaran agama Islam. Kediaman Abu Bakar yang merupakan tempat tinggal Aisyah adalah tempat yang diberkahi dengan pancaran kemuliaan, kebahagiaan, keagungan dan keteduhan. Aisyah kecil sama sekali tidak pernah mendengar kemungkaran.

Aisyah sering dipanggil dengan sebutan “Humaira” sebab beliau memiliki paras cantik dan berkulit putih. Beliau juga termasuk wanita cerdas dimana setidaknya telah meriwayatkan 1.210 hadits yang kemudian sebanyak 174 hadits disepakati oleh Imam Bukhari dan 54 hadits disepakati oleh Imam Muslim.

Rasulullah SAW menikahi Aisyah setelah Khadijah wafat,  saat beliau berusia 6 tahun tepatnya 2 tahun sebelum Rasulullah SAW hijrah, namun baru serumah saat Aisyah berumur 9 tahun.

Aisyah merupakan istri ketiga Rasulullah SAW setelah Khadijah dan Saudah binti Zam’ah. Beliau adalah satu-satunya istri Rasulullah SAW yang masih gadis. Sebagaiman tujuan pernikahan dalam Islam  adalah membangun rumah tangga dalam Islam dan membentuk keluarga sakinah mawadah warahmah dan hal itulah yang terjadi dalam rumah tangga beliau.

Rumah tangga Aisyah dan Rasulullah SAW berlangsung selama 8 tahun 5 bulan sampai Rasulullah SAW akhirnya meninggal dunia pada tahun 11 H saat Aisyah berumur 18 tahun. Sedangkan Aisyah meninggal dunia di Madinah pada selasa malam tanggal 17 Ramadhan 57 H di usia yang 65 tahun saat pemerintahan Muawiyah. Beliau berwasiat agar dishalati Abu Hurairah dan dikuburkan di pekuburan Baqi.

Sikap Aisyah Kepada Rasulullah

Selain Rasulullah SAW memiliki cara-cara untuk membahagiakan istri seperti Cara Rasulullah Menyayangi Istri dan Cara Rasulullah Marah Kepada Istri, Aisyah juga melakukan hal demikian kepada sumai. Aisyah adalah seorang perempuan yang sangat dimuliakan oleh Rasulullah SAW, seperti pada sabda Rasulullah SAW :

“Orang yang mulia dari kalangan laki-laki adalah banyak, akan tetapi wanita yang paling mulia adalah Maryam binti Imron dan Asiyah istri Fir’aun dan keutamaan seorang Aisyah diatas wanita tersebut adalah seperti keutamaan tsarid atas segala makanan” (HR. Bukhari : 5/2067 dan Muslim : 2431)

Berikut adalah beberapa sikap Aisyah kepada Rasulullah :

  1. Sangat taat kepada suami

Sikap Aisyah kepada Rasulullah SAW yang patut diteladani adalah termasuk istri yang taat kepada suami. Kebiasaan Aisyah saat di rumah adalah beliau selalu melaksanakan pekerjaan rumah tangga setiap paginya. Tanpa ada rasa mengeluh kepada Rasulullah SAW, Aisyah selalu berusaha mengerjakan pekerjaan rumah tangganya dengan baik dan tekun.

  1. Istri yang keras kepala tetapi adil

Aisyah adalah termasuk wanita yang sangat keras kepala, pencemburu, susah mengalah tetapi beliau sangat adil. Gabungan dari beberapa sifat ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki akhlak tinggi dan perilaku baik. Salah satu peristiwa yang menujukkan bahwa sifat keras kepala beliau adalah saat Aisyah berpegang teguh dengan pendirian beliau ketika difitnah dan kemudian Allah menurunkan ayat yang membebaskan beliau dari tuduhan fitnah tersebut.

  1. Setia kepada Rasulullah SAW

Sikap yang ditujukkan berikutnya kepada Rasulullah SAW sebagai kunci rumah tangga bahagia adalah sifat setia. Ketika itu Nabi SAW memberikan Aisyah sebuah pilihan, apakah beliau ingin tetap bersama Rasulullah dengan kehidupan yang sederhana atau bercerai dan mendapatkan dunia.

Maka jawaban Aisyah adalah beliau memilih tetap bersama Rasulullah SAW apapun kondisinya sehingga hal ini yang membuat istri-istri Rasulullah SAW yang lain mengikuti pilihan Aisyah.

  1. Sabar menjaga suaminya saat sakit

Saat Rasulullah SAW sedang sakit, beliau memilih rumah Aisyah untuk menetap hingga beliau meninggal. Sebagai seorang istri sudah tentu Aisyah menjaga Rasulullah SAW dengan baik dan merawatnya hingga sembuh. Hingga pada suatu ketika, Rasulullah SAW meninggal di pangkuan Aisyah.

Abu Wafa’ Ibnu Aqil mengatakan, “Lihat Rasulullah SAW memilih tinggal di rumah Aisyah saat sedang sakit dan memilih bapak Aisyah untuk menggantikan beliau mengimami manusia, namun masih saja orang-orang Rafidhah melupakan keutaman agung tersebut”

  1. Selalu tenang ketika marah

Aisyah adalah salah satu wanita yang patut disanjung sebagai Kriteria Calon Istri yang Baik Menurut Islam dan tentunya harus menjadi contoh muslimah lainnya. Beliau memiliki hati yang lembut, penuh cinta, hangat dan setia kepada suaminya. Selain itu, Aisyah selalu menebarkan kedamaian, kasih sayang dna cinta sekalipun saat Aisyah sedang marah kepada Rasulullah SAW. Rasulullah mengatakan kepada Aisyah, “Sungguh aku mengetahui marah dan lapangmu saat kamu tenang”

  1. Saling berbagi ilmu dengan suami

Selain hatinya yang lembut, Aisyah adalah sosok wanita cerdas. Beliau selalu membagikan ilmunya dengan Rasulullah SAW. Bahkan ribuan hadits Rasulullah yang membicarakan seputar hukum, wahyu, perilaku dan lainnya banyak bersumber dari Aisyah sendiri. Urwah bin Zubair pernah mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seseorang pun yang pandai tentang ilmu fiqih, kedokteran dan orasi melebihi Aisyah.” Kecerdasam Aisyah adalah bagaikan spons yang mampu menyerap ilmu dari Rasulullah SAW dan para sahabat.

  1. Istri yang memiliki keteguhan jiwa

Aisyah juga merupakan istri yang memiliki sikap quwwah atau keteguhan jiwa yang sangat besar dalam membela kebenaran. Hal ini bisa kita lihat saat masyarakat berani mempertanyakan kesucian Aisyah saat beliau pulang dari Perang Bani Musthaliq.

Hal ini sempat menggoyahkan kepercayaan Rasulullah kepada Aisyah, namun sikap Aisyah kepada suaminya adalah tetap berpegang teguh dengan kebenaran. Allah SWT kemudian membenarkan kesucian Aisyah dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 12. Aisyah berkata,

“Sesungguhnya sesuatu yang menimpaku lebih hina bila sampai Allah SWT berfirman tentangku melalui wahyu yang akan dibaca” (HR. Bukhari 4141). Sikap keteguhan Aisyah inilah yang kemudian kembali memperkuat kepercayaan Rasulullah SAW terhadap beliau.

  1. Sering manja dan pencemburu

Ummul Mu’minin Aisyah adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang memiliki sifat manja dan pencemburu kepada suami. Bukan karena beliau satu-satunya yang dinikahi Rasulullah SAW ketika masih belia, namun karena Rasulullah SAW juga suka jika istrinya bersikap manja dan suka mencemburui beliau.

  1. Sikap keibuan kepada suami

Selain memiliki sifat manja dan pencemburu, Aisyah adalah sosok istri yang memiliki sifat keibuan. Maka tidak heran, walaupun dinikahi Rasulullah SAW di usia yang masih sangat belia, namun Aisyah menjadi tempat yang nyaman dan dekapan yang hangat bagi suaminya.

Selain sifat keibuan ini diberikan Aisyah kepada Rasulullah, beliau juga sering mengasuh, mendidik dan mengajar ilmu Allah kepada anak-anak kecil di sekitar rumah beliau. Beliau adalah salah satu rujukan para sahabat terkemuka dan sumber dari berbagai persoalan bidang ilmu pengetahuan, agama, Al-Quran dan As-Sunnah.

  1. Cintanya tulus dan mendalam

Selain kecerdasan Aisyah yang begitu luar biasa, sikap beliau sebagai seorang istri kepada Rasulullah SAW juga tidak dapat dikesampingkan. Beliau memiliki cinta yang tulus dan begitu mendalam kepada Rasulullah SAW. Cinta yang kuat ini kemudian beliau wujudkan dengan selalu mengikuti dan menerapkan sunnah-sunnah yang dikerjakan oleh Nabi dalam kehidupan beliau seperti misalnya Tips Sehat Ala RasulullahAmalan Rasulullah Sebelum Tidur dan sunnah yang lainnya. Bahkan beliau juga mengajak seluruh umat Islam untuk mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah SAW.

  1. Tidak pernah menentang suami

Aisyah adalah sosok istri yang tidak pernah sekalipun menentang perintah Rasulullah SAW selama sembilan tahun beliau mereka membiduk rumah tangga. Seperti halnya ketika ada sesuatu yang menganggu perasaan Rasulullah SAW, maka dengan menggunakan isyarat saja, Aisyah pasti langsung menghindari dan menyingkirkannya.

Demikian sikap Aisyah kepada Rasulullah yang banyak diliputi cinta, kasih sayang dan kesetiaan meskipun saat itu kondisi finansial mereka sedang sulit. Tetapi kondisi sulit ini kemudian dapat menumbuhkan keikhlasan dan rasa sayang, memperdalam rasa cinta dan kesetiaan.

Subhanallah, begitu indah kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW bersama Aisyah. Selain daripada itu kita juga dapat meningkatkan pengetahuan islami kita mengenai Hukum Membuang Kucing Dalam Islam, Adab Bertamu dalam Islam, Hukum Berjabat Tangan Bukan Muhrim Dalam Islam, Cara Meningkatkan Kesabaran dalam Islam, Larangan Minuman Keras Dalam Islam, Hukum Mengeluarkan Air Mani dengan Sengaja, Wanita Karir dalam Pandangan Islam, Amalan Penghapus Doza Zina, Dosa yang Tak Terampuni dan semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn