Macam – macam Dosa Jariyah – Pengertian

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kita banyak mengetahui atau mendengar istilah sedekah dan atau amal jariyah. Amal jariyah sendiri adalah bentuk sedekah yang pahalanya akan terus mengalir, meskipun kita telah meninggal dunia. Dengan amal jariyah ini, pahala akan terus kita dapatkan selama harta yang kita sedekahkan memilki manfaat bagi kaum muslim yang masih hidup di dunia.

Di riwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: ‘Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.’ (HR. Nasa’i 3651, Turmudzi 1376, dan dishahihkan Al-Albani).

Lalu kita sebagai orang beriman, harus sedini mungkin mempersiapkan bekal amal untuk hari akhir kita nanti. Nah sehubungan dengan adanya amal jariyah, apakah terdapat pula dosa jariyah?

Ternyata selain amal jariyah, terdapat pula dosa jariyah. Sifatnya sama, apabila kita melakukan dosa jariyah, akan terus mengalir sekalipun kita sudah meninggal dunia. Mau tahu lebih lanjut? Simak selengkapnya dibawah ini. Baca juga tentang Amalan Penghapus Dosa MaksiatDosa Wanita Yang Paling Dibenci Allah, dan Cara Menghapus Dosa Zina Sebelum Menikah

Pengertian Dosa Jariyah

Dosa jariyah seperti yang dijelaskan diatas, akan selalu ditimpakan ke pelakunya, sekalipun orang tersebut sudah tidak melakukan dosa tersebut. Karena, Allah mencatat semua yang terjadi dalam kehidupan kita, baik itu dan bentuk mengerjakan amalan, juga mengerjakan larangan. Baca juga tentang Amalan Penghapus Dosa Besar

Allah berfirman di surat Yasin,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Sehubungan dengan firman Allah SWT diatas, bagi mereka yang melakukan amal dan aktivitas yang sesuai dengan perintahNya, akan dicatat sebagai amal baik yang menghasilkan pahala. Begitu juga sebaliknya, apabila kita mengerjakan larangannya, akan dicatat sebagai amal buruk yang akan memberatkannya di akhirat nanti. Baca juga tentang Dosa Meninggalkan Shalat Subuh

Ditambah lagi, yang mengerikan dari dosa jariyah adalah aliran itu sendiri. Bayangkan ketika bahkan sudah tidak lagi melakukan dosa tersebut, namun nyatanya dosa itu dihitung dan mengalir menumpuk dalam bagian dosa kita.

Oleh karena itu, mengingat betapa bahaya jenis dosa satu ini, Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya agar berhati-hati dengan dosa satu ini. Jangan sampai terjebak dan melakukannya.

Sumber Dosa Jariyah

Nah berikut ini terdapat sumber dosa – dosa jariyah, antara lain:

1. Mempelopori perbuatan maksiat

Dalam hadits dari Jarir Bin Abdillah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah SAW bersabda:

أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Di waktu lain, Rasulullah SAW juga bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ

Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan. Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya atau menyebarkannya.

Berdasarkan hadits ini, siapa saja yang mempelopori maksiat ini, dosanya akan ditanggung oleh dirinya. Karena itulah, anak adam yang pertama kali melakukan pembunuhan, dialah yang dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman yang terjadi di alam ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا

“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).

Bisa disimpulkan, dosa jariyah bisa saja mengalir kepada orang-orang yang pertama kali membuat celana ketat bagi wanita, rok mini, pakaian terbuka, video vulgar, game vulgar, dan lain sebagainya. Baca juga tentang Dosa yang Tak Terampuni

2. Mengajak Melakukan Maksiat

Walaupun bukan sebagai pelopor, bagi orang yang juga mengajak orang lainnya melakukan maksiat, termasuk sebagai orang yang sedang memupuk dosa jariyah.

Allah Berfirman tentang cerita bagaimana kondisi orang kafir di akhirat kelak, dimana mereka akan menanggung kekufurannya, serta dosa – dosa yang mereka sesatkan. Hal ini dituturkan dalam surat An-Nahl:

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)

Dilain waktu Imam Mujahid mengatakan,

يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا

Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn Katsir, 4/566).

Ayat ini, memiliki makna sama dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Setelah mengetahui bentuk dosa ini, Semoga Allah SWT memudahkan dan meringankan jalan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa jariyah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn