Di dalam islam, tidak ada pembeda antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan antara perempuan dan laki-laki hanya terdapat pada fungsi dan perannya saja. Sedangkan, pada derajat dan kemuliaan tidaklah ditentukan berdasarkan jenis kelamin melainkan dari ketaqwaan dan amaliah yang mereka lakukan. Untuk itu, baik laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya dan kemuliaan di sisi Allah SWT. Untuk itu, begitupun dengan pandangan anak perempuan dalam islam. Sejatinya tidak ada perbedaan yang substansi dengan anak laki-laki karena pada hakikatnya laki-laki dan perempuan adalah sama-sama manusia.
Kedudukan Anak Perempuan dalam Islam
Seorang anak perempuan dalam keluarga tentu saja menjadi tanggung jawab juga bagi orang tua atau keluarganya untuk dapat mendidik dna membesarkan secara tepat. Anak-anak perempuan adalah aset yang sangat penting dalam satu masyarakat karena dari peran perempuan lah lahir manusia baru, berkembang dan tumbuh dari air susunya, serta berkembang kepribadiannya karena hasil pendidikan orang tua dan lingkungannya.
Kadang kala ada masyarakat yang berpikir terlampau ekstrim terhadap anak perempuan. Ada masyarakat yang memandang rendah anak perempuan hingga dibunuhlah anak perempuan jika lahir di dunia. Ada pula yang memandang bahwa anak perempuan adalah segala-galanya sehingga pendidikan keluarga dengan kemanjaan, diperlakukan secara spesial sampai akhirnya mendiskriminasikan laki-laki pun juga bisa terjadi.
Di dalam pandangan islam, anak perempuan dan anak laki-laki memang akan mendapatkan pendidikan dan proses penanaman nilai dari orang tua yang akan sedikit berbeda. Hanya saja, hal tersebut bukan karena adanya diskriminasi atau pembedaan namun hanya karena memang fungsi dan peran anak perempuan dan laki-laki kedepannya juga akan berbeda.
Anak perempuan tentu perlu pendidikan yang mengarah kepada fungsi-fungsi peran sebagai ibu, istri, karena peran tersebut akan dilakukan olehnya di kemudian hari. Pendidikan untuk mengelola rumah tangga, merawat diri, mengenalkan untuk bersikap lemah lembut atau kasih sayang, ketegasan untuk mendidik, dan juga ilmu-ilmu yang berkaitan dengan peran tersebut kedepannya.
Anak-anak perempuan yang salah asuh atau salah didik bisa saja mengalami permasalahan yang bertentangan dengan kodratnya sebagai wanita. Munculnya lesbian, homoseksual, atau bisexual biasanya terjadi karena anak perempuan tidak diajarkan mengenal dan memahami jati dirinya sebagai perempuan, atau tidak di didik sebagaimana dia seorang perempuan. Atau bisa saja terjadi akibat traumatis terhadap laki-laki ia tidak mencintai atau mengasihi laki-laki.
Untuk itu, anak perempuan sejak kecil dan dalam pendidikanatau asuhan orang tua perlu dikenalkan bahwa ia adalah seorang perempuan, dikenalkan jenis kelamin, identitasnya, memunculkan figur perempuan (misalnya ibu). Figur ini agar ia mengetahui dan bisa mencontoh bahwa peran perempuan adalah selayaknya seorang ibu bukan seperti ayah atau laki-laki lainnya.
Potensi Anak Perempuan dalam Aspek Fisik
Untuk dapat menjalankan fungsi perempuan bagi anak-anak perempuan, maka perlu dijelaskan pula mengenai potensi-potensi apa saja yang ada dalam anak perempuan hingga ia dikatakan jati diri sebagai anak perempuan. Hal ini perlu ditanamkan dan disampaikan pada mereka sejak dini, sehingga muncul kesadaran akan jati diri dan identitasnya bahwa ia adalah perempuan bukan laki-laki ataupun diantara keduanya. Salah satunya adalah menjelaskan mengenai potensi fisik apa saja yang ada dalam dirinya secara fisik. Hal ini karena fisik adalah aspek yang mudah untuk dikenali, dilihat, dan dirasakan fungsinya.
- Memiliki Potensi untuk Mengandung dan Melahirkan
Anak perempuan sejak dini bisa dijelaskan bahwa ia memiliki potensi untuk mengandung dan melahirkan. Penjelasan ini tidak selalu harus dijelaskan dengan gamblang atau dengan pengetahuan selayaknya studi mengenai sains atau anatomi manusia. Cukup menjelaskan bahwa seorang ibu dapat mengandung dan melahirkan dan menjelaskan bahwa setiap perempuan dapat melakukan hal tersebut, tentu itu akan mudah ditangkap dan dipahami oleh anak perempuan.
Penjelasan mengenai potensi ini juga cukup penting sekaligus agar anak perempuan (secara perlahan tentunya) mengetahui bahwa dirinya memiliki organ vital yang dapat menghasilkan keturunan. Untuk itu perlu dijaga dan bagian dari aurat yang tidak boleh dilecehkan atau diganggu dan disepelekan.
- Memiliki Potensi untuk Menyusui
Anak perempuan pun dapat dijelaskan mengenai potensi untuk menyusui. Sebagaimana dengan potensi untuk mengandung dan melahirkan maka orang tua atau keluarga dapat menjelaskan bahwa seorang ibu dapat menjadi mulia karena menyusui anaknya dan anak anaknya besar atau tumbuh besar karena air susu ibu yang diberikan. Hal ini dapat membantu menjelaskan bahwa memang seorang perempuan mendapatkan kodrat seperti itu dan anak perempuan pun juga akan mengalami hal yang sama.
- Memiliki Potensi Emosi yang Lebih Sensitif
Potensi emosi yang lebih sensitif ini bukan hanya karena wanita tidak kuat secara rasional atau logika. Hormon-hormon perempuan mempengaruhi perempuan untuk banyak lebih melibatkan rasa atau emosi. Apalagi ketika seseorang tengah mengandung atau menyusui. Hal ini tentu bukan kelemahan melainkan kelebihan yang sesuai dengan fungsi dan peran perempuan.
Tanpa adanya hormon-hormon yang berefek pada perasaan perempuan yang lebih sensitif, maka perempuan tidak akan dapat memiliki kelembutan, kasih sayang, dan rasa cinta yang kuat terhadap anak-anaknya. Padahal, hal tersebut sangat dibutuhkan oleh perempuan untuk mengembangkan pendidikan anak dan merawat buah hatinya dengan penuh kasih sayang.
Hal-Hal Penting yang Perlu Disadari oleh Anak Perempuan
Anak perempuan perlu disadarkan dan diberikan pendidikan sejak dini untuk benar-benar mengetahui jati dirinya. Selain mengenalkan fungsi fisik dan peran anak perempuan di kemudian hari, orang tua juga penting untuk mendorong anak-anak perempuannya dapat mengaktuskan potensi yang dimilikinya tanpa harus berpikir bahwa mereka lebih rendah dari laki-laki. Keyakinan dan pandangan tersebut perlu juga ditegaskan bahwa pemikiran yang ekstrim terhadap laki-laki ataupun perempuan jelaslah keliru.
Sejak dini pun, anak perempuan islam dapat dikenalkan bagaimana mengenai fungsi agama. Rukun iman dan rukun islam bagi wanita islam adalah menjadi pegangan dan dasar kehidupan yang tidak boleh diganggu gugat. Untuk itu, anak-anak perempuan juga perlu diberikan nilai-nilai keagamaan yang sangat kuat dan ditanamkan nilai-nilai ketuhanan agar mereka tidak berubah kodratnya atau bertentangan dengan fitrah yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Tanpa ada kesadaran beragama dan ketuhanan yang kuat maka setiap orang berpotensi untuk beurbah secara fitrah dan melanggarnya, padahal hal tersebut jelaslah dibenci Tuhan.
Seorang wanita yang baik mneurut islam juga dapat menjalankan misi kekhalifahan tersebut lewat pembangunan keluarga sakinah dalam Islam, keluarga harmonis menurut Islam, keluarga sakinah, mawaddah, warahmah menurut Islam, . Hal ini dikarenakan keluarga dalam Islam adalah awal dari perubahan di masyarakat. Oleh karena itu wanita karir dalam pandangan Islam atau hukum wanita bekerja dalam Islam adalah sesuatu yang diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan peran wanita dalam Islam yang utama yaitu membangun keluarganya. Oleh karena itu hal ini sudah bisa disampaikan dan diajarkan kepada anak perempuan sejak dini.