Taubat adalah sikap seseorang yang menyesali kesalahan atau dosa yang telah ia perbuat dan berjanji kepada Allah SWT, bahwa dirinya tidak akan mengulanginya lagi. Sikap ini memiliki tempat yang istimewa, karena Allah menyukai hambaNya yang menyadari kesalahannya kemudian bertaubat.
Taubat yang dilakukan adalah dengan menyesali sungguh-sungguh agar mendapatkan ampunan dari Allah. Taubat juga menjadi salah satu media terbaik untuk menyadarkan diri agar segera kembali ke jalannya. Menjalankan seluruh perintahNya dan menjauhkan larangannya cara bertaubat.
Ingat, perbuatan dosa adalah hal yang dibenci Allah. Meski begitu, Allah maha pengampun, Allah tetap akan mengampuni sebesar apapun dosa yang telah dilakukan oleh hambaNya.
Namun, ada beberapa taubat yang tidak diterima Allah. Berikut ini adalah taubat yang tidak diterima Allah:
Taubat yang Tidak Diterima Allah
- Taubat dari Perbuatan Syirik
Allah membenci umatnya yang melakukan perbuatan syirik. Syirik adalah tindakan menyekutukan Allah, orang yang syirik lebih mempercayai sesuatu untuk disembah selain Allah, seperti dengan mempercayai dukun, peramal, batu, dan lain sebagainya. Hal ini tidak bisa jika hanya shalat taubat. Seperti dijelaskan melalui firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 48:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar.” (Q.S. An-Nisa’: 48)
Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah tersesat jauh.” (Q.S. An-Nisa’: 116).
- Taubat yang Dilakukan Ketika Ajal Menjelang
Tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang mengetahui kapan ajal akan menjemputnya. Tugas kita di dunia adalah dengan beribadah sebanyak-banyaknya, juga memohon ampunan kepada Allah atas segala kesalahan yang telah diperbuat.
Terlebih, Allah menolak taubat seseorang saat ajalnya tiba. Seperti dalam kisah Fir’aun yang taubatnya tidak diterima oleh Allah. Dalam surat Yunus ayat 90, Allah berfirman :
وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُوْدُهٗ بَغْيًا وَّعَدْوًا ۗحَتّٰىٓ اِذَآ اَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ اٰمَنْتُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِهٖ بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ وَاَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya: “Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu (Laut Merah). Lalu, Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Fir‘aun hampir (mati) tenggelam, dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya).” (Q.S. Yunus: 90).
- Taubat Karena Membunuh Orang Secara Sadar
Dalam perspektif ajaran islam, membunuh orang dengan sengaja adalah perbuatan yang tidak diampuni oleh Allah.
Tidak tanggung-tanggung, Allah juga akan memberikan balasan bagi mereka yang membunuh orang secara sadar. Neraka jahanam dan azab yang begitu pedih pada mereka yang melakukan dosa besar ini.
وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُوْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًا ۙ
“Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu niscaya mendapat dosa.” (Q.S. Al-Furqan: 68).
- Taubat Karena Memakan Harta Anak Yatim
Memakan harta anak yatim adalah perbuatan yang dzalim dan tidak diampuni Allah. Mereka yang memakan harta anak yatim akan mendapatkan siksa api neraka.
اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (Q.S. An-Nisa’: 10).
Dalam sebuah ceramahnya Syekh Ali Jaber mengungkapkan ada tanda dimana taubat belum diterima oleh Allah SWT.
Syekh Ali Jaber mengatakan agar bertaubatlah jika bermimpi seperti ini. Masih beruntung bagi mereka yang diberi tanda melalui mimpi ini, karena Anda masih bisa bertaubat dengan melakukan tata cara sholat taubat agar dosa dapat diampuni kata Syekh Ali Jaber.
Beliau selalu mengingatkan soal tanda ini semasa hidupnya, dimana dalam kehidupan pasti tidak akan luput dari dosa. Banyak pula aktivitas dan perbuatan manusia yang berpotensi menjadi dosa.
Allah SWT maha pengampun, sehingga sepanjang manusia mau bertaubat dengan bersungguh-sungguh dan mengharapkan rahmat dari Allah akan diampuni. Soal dosa yang belum diampuni, Syekh Ali Jaber mengatakan jika taubat tersebut diterima atau tidak, bisa melalui sebuah tanda yakni lewat mimpi.
Syekh Ali Jaber memberi pesan agar manusia hendaknya jangan sampai terputus dari rahmat Allah. Artinya, jangan karena sudah melakukan dosa besar lantas putus asa dan suudzon jika dosa itu tidak diampuni Allah.
Jika masih belum diampuni maka jangan berputus asa dan terus untuk bisa berusaha dengan memahami syarat taubat berbuat baik agar Allah akan mengampuninya. Demikianlah, semoga dapat bermanfaat.