Tawadhu’ artinya merendahkan diri atau rendah hati. Tawadhu atau rendah hati merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong kedalam akhlak terpuji. Tawadhu dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah dihadapan Allah dan hamba-hamba Allah SWT.
Orang yang memiliki sikap tawadhu’ tidak akan menyombongkan dirinya kepada siapapun dan selalu beranggapan dan memandang bahwa orang lain lebih hebat dari dirinya. Dan orang yang bersikap tawadhu’ akan mau menerima setiap kebenaran dan tunduk kepada kebenaran tersebut, meskipun kebenaran itu datangnya dari seorang anak kecil atau seseorang yang dia musuhi. Apabila seseorang tidak dapat menerima kebenaran yang datang padanya dari seseorang yang lebih lemah darinya maka orang tersebut menyombongkan diri kepada Allah SWT. karena segala kebenaran datangnya dari Allah yang Maha Benar (Al-Haq).
Allah SWT. pun telah memerintahkan manusia untuk bertawadhu’ dan melarang manusia untuk menyombongkan dirinya dimuka bumi ini.
Dalam (QS. Al-Isra’ ayat 37) :
“Dan janganlah engkau berjalan dimuka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”
Dalam ayat tersebut, Allah SWT. telah memperingatkan manusia agar tidak menyombongkan dirinya, karena manusia tidak mampu menembus bumi dan menjulang setinggi gunung, jadi atas apa manusia menyombongkan dirinya?
Dan sesungguhnya orang-orang yang termasuk sebagai hamba Allah SWT. adalah mereka yang tidak menyombongkan dirinya dan berjalan dibumi dengan rendah hati dan meskipun orang-orang yang dia tahu lebih bodoh darinya menyapanya dengan kata-kata yang menghina maka dia tetap merendahkan hatinya dan menngucapkan salam kepada mereka. Seperti yang dikatakan Allah dalam (QS. Al-Furqan ayat 63), Allah berfirman :
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan dibumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam”.
Seperti yang kita tahu, segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki sikap rendah akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati.
Keutamaan Rendah Hati Menurut Islam
Hakikat manusia menurut Islam memanglah sebagai khalifah dimuka bumi ini, namun bukan berarti manusia boleh menyombongkan dirinya dihadapan Sang Pencipta maupun hamba-hamba-Nya. Kita harus senantiasa bertawadhu’ sebagai hamba Allah yang taat, karena salah satu sifat orang yang bertakwa adalah orang yang selalu merendahkan diri dan hatinya, selalu berperilaku layaknya padi ‘semakin berisi semakin menunduk’. Dan tidak melakukan perbuatan pamer dalam Islam, baik pamer dalam materi, ilmu maupun pamer kekuasaan.
Berikut ini adalah beberapa keutamaan rendah hati menurut Islam :
- Rendah hati akan memberikan jalan menuju surga
Dalam (HR. Muslim), Rasulullah SAW. bersabda : “Tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah.”
Dari hadits tersebut dapat kita ketahui, bahwa orang yang rendah hati akan masuk surga dan barang siapa yang menyombongkan dirinya walaupun hanya sedikit saja maka dia tidak masuk surga.
- Mencegah agar seseorang tidak berbangga diri atau sombong
Dari Iyadh bin Himar ra., Rasulullah SAW. bersabda :
“Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seeorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zhalim pada yang lain.” (HR. Muslim)
Dalam hadits tersebut dikatakan, bahwa Allah mewahyukan kepada Rasulullah agar manusia saling merendahkan dirinya agar terhindar dari sikap sombong atau berbangga diri.
- Allah akan mengangkat derajat orang yang merendahkan dirinya
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW. bersabda :
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah SWT. akan menambah kemuliaan kepada orang yang memaafkan orang lain dan Allah pun akan mengangkat derajat orang yang merendahkan dirinya atau tidak menyombongkan dirinya dihadapan Allah maupun hamba-Nya.
- Disegani dan dihormati orang lain
Orang menjadi segan dan hormat kepada kita karena tahu kelebihan yang kita miliki, namun kita tetap rendah hati dan tidak menyombongkan diri.
- Disenangi banyak orang
Orang-orang akan lebih senang kepada orang yang selalu merendahkan dirinya ketimbang dengan orang yang selalu membanggakan atau menyombongkan dirinya, mereka akan merasa kesal dan sebal kepada orang yang selalu menyombongkan dirinya.
- Memiliki banyak teman
Orang yang selalu bertawadhu’ bukan hanya akan disenangi oleh orang-orang, namun juga akan memiliki banyak teman, baik dilingkungan kerja, sekolah maupun masyarakat. Orang tidak akan risih dan kesal berteman dengan orang yang selalu bersikap rendah hati dan rendah diri.
- Hatinya selalu tenang
Orang yang selalu merendahkan dirinya, maka ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hatinya. Karena dia tidak perlu menyombongkan dirinya dihadapan orang lain dan tidak akan merasa iri ketika ada orang lain yang lebih tinggi dan lebih hebat darinya.
- Mewarisi sikap mulia para Nabi
Para Nabi pun juga selalu merendahkan diri mereka, padahal mereka adalah manusia pilihan Allah SWT. contohnya seperti Nabi Musa as. Yang tidak malu untuk melakukan pekerjaan seperti memberi makan dan minum pada hewan ternak demi untuk membantu dua orang wanita yang ayahnya sudah tua renta. Dan dalam sebuah hadits juga dikatakan bahwa Rasulullah SAW. selalu membantu pekerjaan keluarganya meskipun ia adalah seorang Nabi yang mulia.
Dari Al-Aswad, ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda : Aku pernah bertanya kepada Aisyah tentang apa yang dikerjakan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam ketika berada dirumah. Lalu Aisyah menjawab :
“Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika datang watu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Al-Bukhari)
- Tawadhu merrupakan jalan menuju kedudukan mulia
Dari Abu Bakar Ash-Shidi, ia berkata : “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat takwa, qana’ah(merasa cukup), muncul karena yakin (pada apa yang ada di sisi Allah), dan kedudukan yang mulia didapat dari sifat tawadhu’ .”
- Menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan
Rasulullah SAW. adalah seseorang yang selalu rendah diri dan rendah hati. Beliau tidak pernah menyombongkan kemuliaan dan keistimewaannya. Dan bahkan beliau mau memberi salam kepada anak kecil terlebih dahulu yang kedudukannya dibawah beliau.
Dari Anas, ia berkata : “Sungguh, Rasulullah biasa berkunjung kepada kaum Anshor. Lantas beliau memberi salam kepada anak-anak kecil dan mengusap kepalanya.” (HR. Ibnu Hibban)
Dari beberapa keutamaan sikap tawadhu’ tersebut, dapat kita ketahui dengan jelas bahwasannya rendah diri dan rendah hati memanglah sebuah perkara yang dianjurkan Allah SWT. dan terdapat dalam sumber syariat Islam. Dan sebagai muslim yang baik, kita haruslah senantiasa bersikap tawadhu’ agar termasuk kedalam golongan orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Sekian, semoga bermanfaat (: