Hukum Menggaruk Dalam Shalat dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seringkali kita sendiri atau saudara kita terlihat menggaruk-garuk kepala, atau melakukan gerakan lainnya dalam shalat. Apakah banyak gerak itu membatalkan shalat? Adakah jumlah gerakan yang membuat shalat seseorang menjadi batal? Baca juga tentang Hukum Wanita Menjadi Imam Bagi Pria

Perlu diketahui bahwa hukum asal bergerak (di luar gerakan shalat) adalah terlarang kecuali jika ada hajat (kebutuhan).

Menggaruk-garuk dalam Shalat dapat membatalkan Shalat apabila disertai dengan geraknya pergelangan tangan atau lengan, dan demikian ini dilakukan sebanyak 3 kali gerakan secara berturut-turut, sekiranya 3 gerakan tersebut dianggap bersambung.

Menggaruk-garuk juga bisa dihukumi tidak membatalkan Shalat apabila :

  • Hanya menggerakkan jari-jemarinya tanpa disertai gerakan lengan (lengannya ditempelkan pada badan), meskipun bergeraknya lebih dari tiga. Baca juga tentang Hukum Makan Minum dengan Tangan Kiri
  • Bergeraknya tidak sampai 3 kali (meskipun disertai gerakan lengan).
  • Bergerak 3 kali atau lebih secara terpisah-pisah.

As Syaikh Zainuddin Al Malibari berkata : Tidak batal Shalat akibat gerakan-gerakan ringan meskipun banyak dan berulang-ulang, namun demikian itu hukumnya Makruh, seperti gerakan 1 jari atau jari-jemari saat menggaruk dengan syarat telapak tangannya tetap (tidak ikut bergerak) atau gerakan pelupuk mata, bibir, zakar atau lisannya karena kesemuanya masih mengikuti (menempel dengan tidak bergerak) [Zean Areev].

المنهاج القويم ج ١ ص ٢٤٨-٢٤٩

‏( ﺃﻭ ﻓﻌﻞ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻓﻌﺎﻝ ﻣﺘﻮﺍﻟﻴﺔ ‏) ﺑﺄﻥ ﻻ ﻳﻌﺪ ﻋﺮﻓﺎ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﺎ ﻣﻨﻘﻄﻌﺎ ﻋﻤﺎ ﻗﺒﻠﻪ ‏( ﻛﺜﻼﺙ ﺧﻄﻮﺍﺕ ‏) ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺑﻘﺪﺭ ﺧﻄﻮﺓ ﻣﻐﺘﻔﺮﺓ ﺃﻭ ﻣﻀﻐﺎﺕ ﺛﻼﺙ ‏( ﺃﻭ ﺣﻜﺎﺕ ‏) ﻣﺘﻮﺍﻟﻴﺔ ﻣﻊ ﺗﺤﺮﻳﻚ ﺍﻟﻴﺪ ‏( ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺠﺮﺏ ‏) ﻭﻛﺄﻥ ﺣﺮﻙ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺭﺃﺳﻪ ﻭﻟﻮ ﻣﻌﺎ ﺃﻭ ﺧﻄﺎ ﺧﻄﻮﺓ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻧﺎﻭﻳﺎ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﺜﻼﺙ ﻭﺇﻧﻢ ﻟﻢ ﻳﺰﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪﺓ ‏( ﺃﻭ ﻭﺛﺐ ﻭﺛﺒﺔ ‏) ﻭﻻ ﺗﻜﻮﻥ ﺍﻟﻮﺛﺒﺔ ﺇﻻ ‏( ﻓﺎﺣﺸﺔ ﺃﻭ ﺿﺮﺏ ﺿﺮﺑﺔ ﻣﻔﺮﻃﺔ ‏) ﺃﻭ ﺻﻔﻖ ﺗﺼﻔﻴﻘﺔ ﺃﻭ ﺧﻄﺎ ﺧﻄﻮﺓ ﺑﻘﺼﺪ ﺍﻟﻠﻌﺐ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺘﺼﻔﻴﻘﺔ ﺑﻐﻴﺮ ﺿﺮﺏ ﺍﻟﺮﺍﺣﺘﻴﻦ ‏( ﺑﻄﻠﺖ ‏) ﺻﻼﺗﻪ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ ‏( ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﻣﺪﺍ ﺃﻭ ﻧﺎﺳﻴﺎ ‏) ﻟﻤﻨﺎﻓﺎﺓ ﺫﻟﻚ ﻟﻜﺜﺮﺗﻪ ﺃﻭ ﻓﺤﺸﻪ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻭﺇﺷﻌﺎﺭﻩ ﺑﺎﻹﻋﺮﺍﺽ ﻋﻨﻬﺎ ﻭﺍﻟﺨﻄﻮﺓ ﺑﻔﺘﺢ ﺍﻟﺨﺎﺀ ﺍﻟﻤﺮﺓ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻫﻨﺎ ﺇﺫ ﻫﻲ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﻧﻘﻞ ﺭﺟﻞ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻓﻘﻂ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻧﻘﻞ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﺇﻟﻰ ﺃﺑﻌﺪ ﻋﻨﻬﺎ ﺃﻭ ﺃﻗﺮﺏ ﺧﻄﻮﺓ ﺃﺧﺮﻯ ﺑﺨﻼﻑ ﻧﻘﻠﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﻣﺴﺎﻭﺍﺗﻬﺎ ﻭﺫﻫﺎﺏ ﺍﻟﻴﺪ ﻭﺭﺟﻮﻋﻬﺎ ﻭﻭﺿﻌﻬﺎ ﻭﺭﻓﻌﻬﺎ ﺣﺮﻛﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺃﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﺮﺏ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺼﺒﺮ ﻣﻌﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﺤﻚ ﻓﻴﻐﺘﻔﺮ ﺍﻟﺤﻚ ﻷﺟﻠﻪ ﻭﺇﻥ ﻛﺜﺮ ﻻﺿﻄﺮﺍﺭﻩ ﺇﻟﻴﻪ ‏( ﻭﻻ ﻳﻀﺮ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﻘﻠﻴﻞ ‏) ﺍﻟﺬﻱ ﻟﻴﺲ ﺑﻔﺎﺣﺶ ﻭﻣﻨﻪ ﺍﻟﺨﻄﻮﺗﺎﻥ ﻭﺇﻥ ﺍﺗﺴﻌﺘﺎ ﻭﺍﻟﻠﺒﺲ ﺍﻟﺨﻔﻴﻒ ﻭﻓﺘﺢ ﻛﺘﺎﺏ ﻭﻓﻬﻢ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﻟﻜﻨﻪ ﻣﻜﺮﻭﻩ ‏( ﻭﻻ ﺣﺮﻛﺎﺕ ﺧﻔﻴﻔﺎﺕ ﻭﺇﻥ ﻛﺜﺮﺕ ‏) ﻭﺗﻮﺍﻟﺖ ﻟﻜﻨﻬﺎ ﺧﻼﻑ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻭﺫﻟﻚ ‏( ﻛﺘﺤﺮﻳﻚ ﺍﻷﺻﺎﺑﻊ ‏) ﻓﻲ ﻧﺤﻮ ﺳﺒﺤﺔ ﻭﺣﻜﺔ ﻓﻼ ﺑﻄﻼﻥ ﺑﺠﻤﻴﻊ ﺫﻟﻚ ﻭﺇﻥ ﺗﻌﻤﺪﻩ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﻣﻨﺎﻓﺎﺗﻬﺎ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﻌﻒ ﻋﻦ ﻗﻠﻴﻞ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻋﻤﺪﺍ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻓﻴﻌﻔﻰ ﻋﻤﺎ ﻳﺘﻌﺴﺮ ﺍﻻﺣﺘﺮﺍﺯ ﻋﻨﻪ ﻣﻤﺎ ﻻ ﻳﺨﻞ ﺑﻬﺎ ﻭﺍﻷﺟﻔﺎﻥ ﻭﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﻛﺎﻷﺻﺎﺑﻊ ﻭﻗﺪ ﻳﺴﻦ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﻘﻠﻴﻞ ﻛﻘﺘﻞ ﻧﺤﻮ ﺍﻟﺤﻴﺔ

فتح المعين (اعانة) ج ١ ص ٢١٥-٢١٦

ﻻ ‏) ﺗﺒﻄﻞ ‏( ﺑﺤﺮﻛﺎﺕ ﺧﻔﻴﻔﺔ ‏) ﻭﺇﻥ ﻛﺜﺮﺕ ﻭﺗﻮﺍﻟﺖ ﺑﻞ ﺗﻜﺮﻩ ‏( ﻛﺘﺤﺮﻳﻚ ‏) ﺃﺻﺒﻊ ﺃﻭ ‏( ﺃﺻﺎﺑﻊ ‏) ﻓﻲ ﺣﻚ ﺃﻭ ﺳﺒﺤﺔ ﻣﻊ ﻗﺮﺍﺭ ﻛﻔﻪ ‏( ﺃﻭ ﺟﻔﻦ ‏) ﺃﻭ ﺷﻔﺔ ﺃﻭ ﺫﻛﺮ ﺃﻭ ﻟﺴﺎﻥ ﻷﻧﻬﺎ ﺗﺎﺑﻌﺔ ﻟﻤﺤﺎﻟﻬﺎ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺮﺓ ﻛﺎﻷﺻﺎﺑﻊ

Demikian penjelasan terkait bagaimana hukum menggaruk dalam Shalat berlangsung. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn