15 Amalan 1 Muharram yang Menghasilkan Pahala

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada dasarnya, semua hari dan bulan mempunyai kedudukan yang serupa di sisi Allah SWT, namun ada beberapa hari dan bulan yang sangat diistimewakan berdasarkan dalil dari Al Quran dan juga as Sunnah. Salah satu bulan yang dimuliakan tersebut adalah bulan Muharram berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (QS. at-Taubah: 36). Pada ulasan kali ini, kami akan memberikan apa saja amalan yang dilakukan pada tanggal 1 Muharram secara lengkap untuk anda, silahkan disimak berikut ini.

Artikel terkait:

  1. Berpuasa

Di dalam riwayat Rayyan bin Syabib, Imam Ali Ridha as mengatakan, “Sesiapa berpuasa pada hari ini dan berdoa kepada Allah, maka dia akan mendapati doanya seperti diterimanya doa Nabi Zakariya as.”

Anjuran berpuasa dan juga berdoa pada tanggal 1 Muharram ini sangat disarankan supaya doa dan puasa yang dijalankan tersebut akan diterima seperti doa Nabi Zakaria as yang diterima oleh Allah SWT.

  1. Shalat dua rakaat dan Baca Doa

Dinukil dari Imam Ali Ridha as jika Rasulullah SAW pada hari pertama bulan Muharram melaksanakan shalat dua rakaat dan juga membacakan doa.

Ya Allah, Tuhan Yang Mahakadim, inilah tahun baru, aku memohon suaka-Mu dari kejahatan setan, kekuatan untuk menahan hawa nafsu yang menyeretku kepada kejelekan, sibuk dengan aktivitas yang mendekatkan diriku kepada-Mu. Wahai Zat Yang Maha Pemurah dan Pemilik kemuliaan. Wahai Sandaran orang yang tidak memiliki sandaran. Wahai Simpanan orang yang tidak memiliki simpanan, wahai Pelindung orang yang tidak memiliki perlindungan. Wahai Penolong orang yang tidak memiliki penolong, wahai Pegangan orang yang tidak memiliki pegangan. Wahai Permata orang yang tidak memiliki permata. Wahai Zat yang baik ujiannya. Wahai Zat yang besar harapannya. Wahai Zat Pemulia orang-orang lemah. Wahai Penyelamat orang yang tenggelam. Wahai Penyelamat orang-orang yang celaka. Wahai Pemberi karunia. Wahai Zat Yang Mahaindah, Pemurah dan Baik. Engkau adalah Zat yang memunculkan gelapnya malam, gemerlapnya siang, cahaya bulan, sinar matahari, suara air dan suara pohon yang bersujud kepadamu. Ya Allah tiada sekutu bagimu!

  1. Tidak Berbuat Dzalim

Pada bulan Muharram khususnya di tanggal 1 Muharram, sangat tidak disarankan untuk berbuat dzalim baik itu dalam kadar yang kecil ataupun kadar yang besar.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. at-Taubah: 36)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya)

Sementara di dalam hadits lainnya, beliau juga bersabda, “Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturrahim.” (ash-Shahihah, no. 915)

  1. Puasa Asyura

Puasa ini sudah dikenal sejak zaman jahiliyah sebelum Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam diutus seperti yang dikatakan Aisyah, “Sesungguhnya orang-orang jahiliyah dahulu berpuasa pada hari itu.” al-Qurthubi berkata, “Kemungkinan kaum Quraisy menyandarkan amalan puasa mereka kepada syari’at orang-orang sebelum mereka, seperti syari’at Nabi Ibrahim.

Karena itulah, Nabi Muhammad memerintahkan para sahabatnya untuk menyelisihi mereka seperti yang sudah tertulis dalam hadits yang diriwayatkan Abu Musa al-Asy’ari dimana Nabi bersabda, “Berpuasalah kalian pada hari tersebut.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Puasa asyura ini menjadi amalan yang diperintahkan sebab mengandung banyak keutamaan yang sudah dikhabarkan Rasulullah  Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram.” (HR. Muslim, no. 1982)

  1. Memperbanyak Amal Shalih

Mengingat sangat banyak pahala yang diberikan Allah SWT melebihi bulan lainnya, maka pada tanggal 1 Muharram hendaknya lebih memperbanyak amalan ketaatan pada Allah SWT seperti shadaqah, membaca Al Quran, berdizikir dan lain sebagainya.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata tentang tafsir firman Allah Ta’ala dalam Surat At Taubah ayat 36: “…maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian…”; Allah telah mengkhususkan empat bulan dari kedua belas bulan tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan yang suci, mengagungkan kemulian-kemuliannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memberikan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir)

Artikel terkait:

  1. Menjauhi Maksiat

Tidak hanya lebih memperbanyak amalan ketataan pada Allah SWT, namun 1 Muharram juga dianjurkan untuk menjauhi maksiat pada Allah SWT. Ini menjadi amalan yang dianjurkan sebab dosa yang terjadi pada bulan bulan haram akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dosa selain bulan haram tersebut.

Qotadah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya.”

  1. Intropeksi Diri

Semakin bertambahnya usia seiring dengan pergantian hari dan bulan, maka perlu disadari jika kita semakin mendekati dengan kematian dan juga alam akhirat. Ini yang membuat intropeksi diri sangat penting untuk dilakukan khususnya pada 1 Muharram, sehingga bisa dijadikan alat bermuhasabah dan juga intropeksi diri masing masing.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, masa hidupku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”

Wahai saudaraku, sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk menuju perjalanan yang panjang di akhirat kelak dengan amalan-amalan shalih? Sudahkah kita siap untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah kita perbuat di hadapan Allah kelak? Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan setiap diri hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Al Hasyr: 18)

  1. Meluaskan Belanja

Dalam hadits Abi Said Al-Khudhiri mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan atasnya belanja selama setahun.

Dalam hal ini, ada sebagian ulama hadits yang melemahkan hadits ini, akan tetapi untuk sebagian yang lain berkata jika hadits ini adalah shahih dan sebagian lagi mengatakan hasan.

  1. Perbanyak Sedekah

Menurut kalangan mazhab Malik, sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dalam bulan Muharram yang dimulai pada tanggal 1 Muharram. Sementara pada mazhab lainnya menganggap tidak ditemukan landasan dalil yang dengan khusus menyebutkan hal tersebut dan kuat derajat haditsnya dan karena itulah mereka mendhaifkan hadits sebagai berikut, “Siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun”.

  1. Membacakan Surat Yasin

Membaca Surat Yasin ini dilakukan bagda Sholat Maghrib sebanyak tiga kali dan harus sudah selesai sebelum masuk sholat isya. Apabila tidak bisa membaca maka bisa diganti dengan membaca istighfar sebanyak mungkin.

Sesudah selesai membacakan surat Yasin pertama lalu dilanjutkan dengan membacakan doa, Yaa Allah berikanlah ketetapan Iman Islam dan menjadi bagian dari Ahlussunah Wal Jama’ah, Amin.

Sesudah selesai membacakan surat Yasin yang kedua, maka dilanjutkan dengan membacakan doa, Yaa Allah ampunilah dosa dosa hamba di dunia dan akherat secara lahir dan batin dan atas dosa dosa kedua orangtua serta umat Islam semua, Amin.

Sesudah selesai membacakan surat Yasin yang ketiga, maka dilanjutkan dengan membacakan doa, Yaa Allah berikanlah hamba umur panjang yang bermanfaat, kelimpahan rezeki yang baik dan halal dan kelak meninggal dengan khusnul khotimah, tenteram nyaman dan selamat dunia akherat, amin.

Artikel terkait:

  1. Menyelesaikan Pertengkaran Dengan Perdamaian

Menyelesaikan pertikaian, pertengkaran dengan rukun dan damai yang dimaksud adalah apabila memiliki musuh atau lawan hendaknya segera diakhiri pertikaian tersebut dengan damai dan rukun dan yang paling mulia dan utama adalah yang bersedia untuk mendahului atau memulai perdamaian tersebut.

  1. Menyantuni Anak Yatin

Dari mulai tanggal 1 Muharram sampai dengan 10 Muharram dilaksanakan acara mengusap kepala anak yatim. Dalam syariat Islam, yang dimaksud dengan mengusap kepala anak yatim adalah lebih kepada menyantuni anak yatim, memberikan kasih sayang yang cukup dan juga memuliakan anak yatim.

  1. Memberikan perlakuan Istimewa Pada Suami

Dalam hubungan keluarga, tidak jarang sebagai seorang istri sudah mengabadikan dirinya dengan sangat baik untuk suami. Akan tetapi, dengan memberikan kemuliaan pada seorang istri yang memberikan perlakuan istimewa pada sumai pada tanggal 1 Muharram sampai dengan 10 Muharram dengan menjadikannya Ahlul Jannah.

  1. Ziarah Kubur Makam

Ziarah kubur ke makam para alim ulama dan juga sillaturahmi ke rumah para alim ulama. Ini sudah menjadi amalan yang juga tradisi di banyak daerah dimana rombongan akan ziarah kubur ke makam para wali sekaligus menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke pengasuh pengasuh pondok pesantren maupun para ulama.

  1. Madi Jamas

Mandi jamas merupakan madi yang dilaksanakan pada malam 1 Muharram dengan cara seperti mandi besar [Junub] dan lebih diutamakan dengan air dari matai air secara langsung. Keutamaannya InsyaAllah akan menjernihkan pikiran bagi orang yang melaksanakan madi jamas tersebut.

Artikel terkait:

Tanggal 1 Muharram selayaknya disambut dengan cara cara yang sudah diajarkan dalam syari’at Islam dan tidak dengan cara yang tidak dibenarkan dalam syari’at Islam. Semua amalan pada dasarnya adalah baik selama tidak dihubungkan dengan momentum tertentu.

fbWhatsappTwitterLinkedIn