Menyambung silaturahmi dan menyambut orang yang berniat untuk menyambung tali silaturahmi adalah keharusan bagi selurut umat muslim. Memulai dan menyambung silaturahmi dengan cara bertamu dan menerima tamu memiliki adab-adabnya tersendiri yang teratur dalam aturan Islam. Bahkan islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa memuliakan dan mengormati tamu sebagai bentuk ketakwaan kepada agama dan sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri. Karena kualitas pribadi seseorang salah satunya bisa terlihat dari bagaimana ia menerima tamu dan memuliakan seseorang yang bertamu ke rumahnya. (Baca juga: Hukum Silaturahmi Menurut Islam).
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk penghormatan kita terhadap tamu yang berkunjung, mulai dari bersikap ramah hingga memberikan jamuan serta mengantarkan mereka hingga ke halaman rumah setelah pamit akan pulang. Hal ini berlaku sama untuk siapapun tamu yang berkunjung tanpa harus memandang agama, terlebih status dan jabatan.
Baca juga:
- Hikmah Silaturahmi Antar Saudara
- Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi dalam Islam
- Hukum Memutuskan Tali Silaturahmi Menurut Islam
Begitu pentingnya memuliakan tamu, Allah telah mencontohkan perilaku positif ini bahkan sejak jaman dahulu. Dalam surat adz dzariyat diceritakan bagaimana Nabi Ibramin kala itu yang menjamu tamunya dengan baik.
هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلۡمُكۡرَمِينَ ٢٤ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗاۖ قَالَ سَلَٰمٞ قَوۡمٞ مُّنكَرُونَ ٢٥ فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجۡلٖ سَمِينٖ ٢٦ فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيۡهِمۡ قَالَ أَلَا تَأۡكُلُونَ ٢٧
Artinya: (24) Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan; (25) (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaamun”. Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal”; (26) Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk; (27) Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan”. (QS Adz Dzariyat : 24 – 27).
Selain beberapa contoh yang telah disebutkan di atas, masih banyak keutamaan-keutamaan dalam memuliakan tamu menurut pandangan Islam. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai keutamaan memuliakan tamu dalam islam:
- Mendapat Pahala Seperti Ibadah Haji Dan Umrah
Selain sebagai salah satu jalan untuk menyambung dan mempererat tali silaturahmi antar manusia. Tamu yang datang ke kediaman kita juga dapat mendatangkan berkat dan rahmat dari Allah Subhana hua ta’ala.
Hal ini disampaikan oleh Ibnu Abas radhiyallahu ‘anhuma yang mengisahkan bahwasannya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah bersabda :
“Jika ada tamu masuk ke dalam rumah seorang mukmin, maka akan masuk bersama tamu itu seribu berkah dan seribu rahmat. Allah akan menulis untuk pemilik rumah itu pada setiap kali suap makanan yang dimakan tamu seperti pahala haji dan umrah.” (Baca juga: Adab Bertamu dalam Islam; Hukum Menyakiti Hati Anak Yatim)
- Menghapus Dosa Tuan Rumah
Selain dapat mendatangkan berkah dan rahmat dari Allah subhana hua ta’ala, tamu yang berkunjung ke kediaman kita juga dapat mendatangkan pengampunan dari Allah dan menghapuskan dosa yang dimiliki oleh tuan rumah.
Perkara ini telah dikisahkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :
“Wahai sekalian manusia, janganlah kalian membenci tamu. Karena sesungguhnya jika ada tamu yang datang, maka dia akan datang dengan membawa rezekinya. Dan jika dia pulang, maka dia akan pulang dengan membawa dosa pemilik rumah.”
Baca juga:
- Dosa yang Tak Terampuni
- Cara Menghapus Dosa Zina Sebelum Menikah
- Dosa Wanita Yang Paling Dibenci Allah
- Dosa Besar dalam Islam
Selain itu sebuah hadis juga mengisahkan bahwa Ali Ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah diberitahu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :
“Wahai Ali, jika kamu dikunjungi oleh tamu, maka ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah memberikan anugrah kepadamu. Sebab Dia telah mengutus sesuatu yang bisa menyebabkan dosamu diampuni.”
- Disinari Oleh Cahaya Kebaikan
Dengan kedatangan tamu dan kita memuliakan mereka sebagai tamu yang kita perlakukan dengan sopan dan ramah, maka Allah akan menyinari cahaya kebaikan untuk seluruh anggota keluarga yang ada di rumah tersebut meskipun tingkat keimanan dan ketakwaan yang dimiliki berbeda-beda.
Sebuah hadis riwayat Mu’adz Ibnu Jabal radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan :
“Tidak ada satu rumahpun yang dikunjungi oleh tamu, kecuali Allah Tabaarak wa Ta’ala mengutus ke rumah tersebut satu malaikat yang menyerupai burung selama empat puluh hari sebelum tamu itu sampai. Malaikat itu akan menyeru : ‘Wahai pemilik rumah si fulan ibn si fulan, tamu kalian akan datang pada hari ini dan itu. Sedangkan balasan dari Allah adalah ini dan itu.’ Para malaikat yang diwakilkan untuk menjaga rumah itu berkata : balasan apa lagi yang akan diterima?’ Maka keluarlah malaikat tadi kepada mereka dengan membawa sebuah catatan yang tertulis : ‘Allah telah mengampuni penghuni rumah tersebut, meskipun jumlah mereka seribu.’”
“Tidak ada seorang hamba mukminpun yang memuliakan seorang tamu ikhlas karena Allah Yang Maha Dermawan, kecuali Allah akan memperhatikannya sekalipun dia berada di antara kerumunan orang. Seandainya tamu yang datang termasuk ahli surga dan pemilik rumah ahli neraka, maka Allah Ta’ala menjadikan pemilik rumah tersebut termasuk ahli surga karena telah memuliakan tamunya.” (baca juga: Manfaat Senyum Dalam Islam; Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya).
- Tauladan Dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Rasulullah adalah panutan dan suri tauladan yang baik bagi umat muslim. Termasuk dalam hal memuliakan tamu, Rasulullah sangat menganjurkan dan mengajarkan hal tersebut yang dikisahkan dalam sebuah hadis:
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam”. [HR. Bukhari]
- Menjadi Ladang Sedekah
Sikap ramah dan jamuan yang kita berikan kepada tamu yang berkunjung ke rumah adalah ladang sedekah bagi kita, terlebih jika tamu yang berkunjung menginap sampai lebih dari tiga hari. (Baca juga: Hikmah Sedekah dalam Islam; Manfaat Sedekah Anak Yatim).
Sebuah hadis dari Abu Hurairah mengisahkan bahwasanya Nabi SAW bersabda:
“Haknya tamu itu selama tiga hari, maka yang lebih dari itu menjadi sedeqah”. [HR. Abu Dawud].
- Termasuk Amalan Surga
Menerima dan memuliakan tamu termasuk dalam perilaku atau amalan yang mendekatkan kita kepada surga. Perkara ini dikisahkan dalam hadis dari Humaid Ath-Thawil dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Ada suatu kaum datang kepadanya untuk menjenguk sakitnya, lalu (Anas) memanggil pembantunya, “Hai anak perempuan, bawalah kesini untuk teman-teman kita walaupun sedikit (makanan), karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Kemuliaan akhlaq termasuk amalan-amalan surga”. [HR. Thabrani].
Selain itu, Nabi SAW juga bersabda:
“Tidaklah seorang muslim yang mendatangi saudaranya yaitu mengunjunginya karena Allah, kecuali ada malaikat yang menyerunya dari langit dengan mengatakan, “Sangat baik perbuatanmu dan surga yang baik untukmu. Dan jika tidak demikian, Allah berfirman di kerajaan ‘Arsy-Nya, “Hamba-Ku berkunjung karena Aku, dan pasti Aku akan memulyakannya”. Maka Aku tidak ridla memberi balasan baginya kecuali surga”. [HR. Abu Ya’la]
- Sebagai Bentuk Keimanan Dan Ketakwaan Terhadap Allah
Keimanan dan ketakwaan seseorang dalam memegang teguh agamanya terlihat dari bagaimana ia memperlakukan tamunya.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: ”Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘Alaihi).
Baca juga:
Demikianlah beberapa keutamaan dalam memuliakan tamu menurut pandangan Islam. Smeoga artikel ini dapat menambahkan khazanah keilmuan dan meningkatkan keimanan kita semua. Amin.