Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, tasbih dimaknai sebagai pembacaan puji-pujian kepada Allah dengan mengucap subhanallah (Mahasuci Allah) atau subhana rabiyaal ‘azim (segala kemuliaan bagi Tuhanku Yang Mahabesar (Mahatinggi).
Tasbih juga dimaknai sebagai untaian butir manik-manik yang dipakai untuk menghitung ucapan tahlil, tasbih, dan sebagainya. Sementara itu dalam bahasa Arab, tasbih disebut sebagai subhah atau mishabah. Al-Imam an-Nawawi dalam kitab Tahdzib al-Asma’ Wa al-Lughat menuliskan,
“Subhah –dengan harakat dlammah pada huruf sin dan ba’ yang di-sukun-kan- adalah sesuatu yang dirangkai dan digunakan untuk berdzikir, umum diketahui dan biasa (digunakan oleh Ahl al-Khair. Subhah diambil dari kata Tasbih)”. (Tahdzib al-Asma’ Wa al-Lughat, j.3/h. 143-144).
Tasbih umumnya digunakan untuk menghitung bacaan tasbih, tahlil, dan sebagainya. Orang Islam memanfaatkan tasbih untuk membantu menghitung dzikir dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama.
Dengan demikian, fungsi tasbih dalam Islam di antaranya adalah :
1. Sebagai sarana untuk berdzikir
Fungsi tasbih dalam Islam yang pertama adalah sebagai sarana untuk berdzikir. Di samping menggunakan jari tangan sesuai dengan sunnah Nabi, tasbih juga digunakan untuk berdzikir oleh umat muslim setelah menunaikan ibadah shalat fardhu.
Adapun bacaan dzikir yang diucapkan setelah shalat fardhu adalah subhaanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar masing-masing 33 kali dan digenapkan menjadi 100 dengan “La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, la hul mulku walahul hamdu wa huwa ‘la kulli syai-in qadir”. Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang mengucapkan ‘subhaanallah’ setiap selesai shalat 33 kali, ‘alhamdulillah’ 33 kali dan ‘Allahu Akbar’ 33 kali; yang demikian berjumlah 99 dan menggenapkannya menjadi seratus dengan “La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, la hul mulku walahul hamdu wa huwa ‘la kulli syai-in qadir”, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih lautan.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
2. Memberi kemudahan menghitung jumlah bacaan dzikir
Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita bahwa cara berdzikir yang afdhal adalah dengan menggunakan jari tangan. Namun, karena jumlah bacaan dzikir sangatlah beragam, maka digunakanlah tasbih sebagai alat bantu untuk menghitung jumlah dzikir yang banyak.
Al-‘Allamah asy-Syaikh Ibn ‘Allan dalam Syarah al-Adzkar menuliskan,
“Kesimpulannya, bahwa menggunakan tasbih dalam bilangan atau jumlah dzikir yang banyak –yang jika seseorang sibuk dengan bilangan yang banyak tersebut hingga ia tidak dapat konsentrasi dalam dzikir- hal itu lebih afdhal daripada menghitung dengan jari-jari tangan dan semacamnya. Sedangkan menghitung dengan jari-jari tangan dalam dzikir-dzikir yang tidak mengganggu konsentrasinya, apalagi seperti dzikir seusai shalat dan semacamnya maka itu lebih afdhal (dari pada menghitung tasbih).” (Syarah al-Adzkar, j.1/h.252).
3. Membantu kekhusyukan dalam berdzikir
Fungsi tasbih dalam Islam selanjutnya adalah membantu penggunanya agar lebih khusyuk dalam berdzikir.
Merujuk pada apa yang dituliskan oleh Al-‘Allamah asy-Syaikh Ibn ‘Allan dalam Syarah al-Adzkar di atas maka tasbih digunakan untuk membantu penggunanya menjadi lebih berkonsentrasi dan khusyu dalam berdzikir terutama ketika berdzikir dalam jumlah bilangan yang banyak.
4. Sebagai pengingat kepada Allah SWT
Fungsi tasbih berikutnya adalah sebagai pengingat kepada Allah SWT. Hal ini merujuk pada kata tasbih yang disebut juga dengan al mudzakkirah oleh orang-orang sufi yang mengandung makna pengingat kepada Allah SWT.
5. Mendorong selalu ingat pada Allah
Dzikir adalah kegiatan ibadah yang dilakukan oleh umat muslim untuk mengingat Allah dengan cara menyebut dan memuji nama Allah. Berdzikir dengan menggunakan tasbih atau jari jemari dapat mendorong kita untuk selalu ingat kepada Allah SWT.
6. Memotivasi diri untuk selalu berdzikir kepada Allah
Fungsi tasbih yang terakhir adalah dapat memberikan motivasi pada diri untuk selalu berdzikir kepada Allah terutama berdzikir dalam jumlah bilangan yang banyak.
Demikianlah ulasan singkat tentang fungsi tasbih dalam Islam. Segala perbedaan pendapat terkait dengan digunakannya tasbih sebagai alat untuk berdzikir hendaknya disikapi dengan bijak. Artikel lain yang dapat dibaca di antaranya adalah keutamaan berdzikir, keutamaan dzikir setelah shalat, keutamaan dzikir pagi dan petang, keutamaan dzikir pagi dalam Islam, dzikir harian Nabi Muhammad SAW, amalan dzikir di bulan ramadhan, dzikir pembuka rezeki, zikir sebelum tidur, pahala berdzikir di bulan Ramadhan, dan bacaan dzikir untuk siang hari.
Semoga bermanfaat.