Haid merupakan proses alamiah yang terjadi pada tubuh wanita. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 7-10 hari lamanya untuk meluruhkan sel telur di rahim yang tidak dibuahkan, dan mengeluarkannya lewat alat kelamin wanita. Dalam proses haid, wanita akan mengeluarkan luruhan tersebut dalam bentuk darah yang warnanya antara kemerahan dan kecoklatan. Sedangkan, saat proses keluarnya darah selama 7-10 hari tersebut wanita dalam kondisi tidak suci. Terdapat larangan saat haid yang dilakukan oleh wanita muslimah. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah dalam Al-Quran, Surat Al-Baqarah, ayat 222.
“Mereka bertanya kepadamu tentang Haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu Haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”
Pengertian haid
Wanita yang sedang haid maka ia dilarang untuk melakukan shalat fardhu, puasa, thawaf, dan berhubungan suami istri. Jika ia sedang berpuasa, maka haidh adalah hal-hal yang membatalkan puasa, dan wajib untuk niat puasa ganti ramadhan , namun tidak harus mengganti shalat wajib. Apabila haid tersebut berhenti, maka ia wajib melaksanakan mandi besar/mandi wajib setelah haid, agar bisa kembali melaksanakan ibadah-ibadah tersebut.
Hal ini sebagaima hadist yang diriwayatkan Muttafaq Allaih berikut, “Rasulullah SAW bersabda kepada Fathiimah binti Abi Hubaisy, Tinggalkan Shalat selama kamu haid, kemudian mandi dan shalat”
Mandi wajib ini bertujuan untuk membersihkan seluruh kotoran dan najis, terutama bekas darah yang melekat pada tubuh wanita muslimah. Tanpa mandi wajib, dikhawatirkan ada kotoran-kotoran dan najis bekas haid yang tidak disadari menempel. Untuk itu setelah haid wanita muslimah wajib mandi besar untuk membersihkan diri sekaligus mensucikan dirinya. Namun, wanita muslimah juga perlu memperhatikan bahwa jangan tergesa-gesa untuk segera mandi haid dan melaksanakan ibadah. Wanita muslimah perlu memperhatikan apakah dariah haid masih keluar atau tidak. Jika masih keluar walaupun sedikit, maka ia masih dalam kondisi tidak suci dan masih dilarang untuk melaksanakan ibadah-ibadah tersebut.
“Janganlah tergesa-gesa sebelum kamu melihat lendir putih”, yaitu cairan putih yang keluar saat habis masa haid” (HR Bukhari)
Tata Cara Mandi Haid
Mengenai tata cara mandi haid, dijelaskan melalui hadist yang telah disampaikan Rasulullah SAW kepada istrinya Aisyah.
“Aisyah r.a berkata. “Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila mandi janabat (mandi besar), memulai dengan membasuh kedua tangannya, lalu membasuh kemaluannya dengan tangan kiri, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat, lalu menggosok-gosok kulit kepalanya hingga basah, kemudia mengucurkan air tiga kali pada kepalanya, lalu ke seluruh tubuhnya” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadist tersebut, maka bisa didapatkan bahwa proses-tahapan untuk mandi wajib setelah haidh adalah sebagai berikut :
- Membasuh kedua tangan
- Membasuh kemaluan dengan tangan kiri
- Berwudhu sebagaimana cara berwudhu yang benar dalam islam
- Membasuh kepala atau berkeramas
- Membasuh seluruh badan
Bagi para wanita yang berambut panjang dengan ikal/lebat Rasulullah memberikan keringanan, untuk mengikat rambutnya, lalu mengucurkan air di atas kepalanya tiga kali. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist riwayat Musim berikut,
“Kata Ummi Salam r.a “Saya pernah bertanya kepada Rasulullah saw, ya Rasulullah, saya wanita berambut panjang dan lebat, apakah saya harus membuka ikatan rambut saya? Nabi SAW menjawab, tidak perlu, cucurkan tiga gayung air di bagian atas kepalamu, itu sudha cukup”
Meskipun mandi haid telah dilakukan, namun jika darah haid ternyata tanpa disadari masih keluar, maka batallah mandi haid tersebut, dan tentunya wanita perlu berniat lagi untuk mandi haid, dan melaksanakan kembali mandi besar atau mandi wajib, walaupun sebelumnya sudah dilakukan. Hal ini dikarenakan darah yang keluar masih ada dan tetap saja mengotori.
Keramas saat haid sebetulnya tidak menjadi masalah, walaupun sebetulnya ada beberapa ulama yang tidak memperbolehkan. Namun, sejauh ini belum ada dalil yang kuat untuk membuat keramas saat haidh adalah masalah. Keramas bagian dari membersihkan dan mensucikan diri. Walaupun belum benar-benar suci, namun hal tersebut bagian dari menjaga kebersihan. Sedangkan Allah sendiri menyukai kebersihan dan keindahan, yang merupakan bagian dari keimanan seorang muslim.
Pengertian dan Fungsi Doa Menurut Islam
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas” (QS: Al-A’raaf : 55)
Doa adalah satu hal yang ternyata bukan hanya permintaan manusia, melainkan hal ini diperintahkan oleh Allah kepada hamba-Nya. Allah bahkan menyuruh manusia untuk senantiasa berdoa apapun dan kapanpu, tanpa ada larangan sedikitpun. Untuk itu, perlu mengetahui sedikitnya apa fungsi dari doa itu sendiri.
- Sebagai Upaya untuk Permohonan kepada Allah SWT
“Berdoalah (mintalah) kepadaku, niscaya aku kabulkan untukmu” (QS. Al-Mukmin : 60)
Doa secara umum sering diartikan sebagai permohonan atau permintaan yang ditujukan kepada Allah SWT. Doa pula yang membuat manusia merasa dekat dengan Tuhan-nya karena doa yang membuat seorang hamba meminta, merendahkan diri, dan menganggap apa-apa semuanya adalah kebesaran Tuhan, sedangkan dirinya tidak ada apa.
Dengan doa, manusia akan memikirkan tentang kekuasaan dan kebesaran Allah, merasa takut kepada Allah dan akhirnya berdoa dengan rendah hati dan penuh keikhlasan. Bahkan, Allah sendiri menyuruh umatnya untuk berdoa kepada Allah. Namun, kita pun perlu mengetahui apa saja penyebab doa tidak dikabulkan oleh Allah SWT.
- Sebagai Upaya untuk Mengingat Allah SWT.
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan ketika berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Ali-Imran: 191)
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa bukan hanya waktu tertentu saja. Dalam Al-Quran Allah bahkan menyuruh umatnya untuk mengingat-Nya dimana saja dan kapan saja, sebagai bentuk orang-orang yang beriman dan khusuk. Orang yang tidak khusuk, malas dalam mengingat Allah, hanya melakukan dengan seadanya saja, tentu bukanlah upaya yang baik. Hal tersebut adalah ciri-ciri orang yang tidak ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT. Untuk itu, dengan doa bisa membuat ikhlas dan cara agar hati tenang dalam islam.
- Sebagai Sarana Syukur Nikmat
Doa pun bisa menjadi sarana syukur nikmat. Dengan berdoa maka kita bisa mengingat nikmat-nikmat apa yang telah Allah berikan serta berusaha untuk mengoptimalkannya. Sebagaimana Firman Allah Dalam QS Al Baqarah : 152-153
“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikankah sholat sebagi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
Doa Mandi Haid
Untuk melaksanakan mandi haid, sebelumnya muslimah bisa mengucapkan terlebih dahulu doa atau niat yang ditujukan kepada Allah sebagai upaya kita untuk melakukan pencusian dan kebersihan diri. Hal ini juga termasuk sebagai niat mandi haid, yang dimana dicuapkan sebelum mandi. Doa mandi haid adalah sebagai berikut
“Bismillahi rahmani rahim nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal haidi fardlon lillahi ta’alaa”.
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta’ala”
Doa diatas adalah ucapan yang cukup mudah dan sederhana. Namun, jika kita bisa menghayati doa tersebut, maka kita akan mendapatkan manfaatnya yang bernilai ibadah dan menambah keimanan terhadap Allah SWT. Berikut manfaat dari doa mandi haid yang bisa didapatkan :
- Sebagai Niat untuk Membersihkan diri dan Mensucikan Diri
Allah menyukai orang-orang yang bersih dan selalu membersihkan diri. Dengan berdoa untuk menghilangkan hadast besar berupa haid kita sekaligus memohon untuk digolongkan pada golongan yang senantiasa membersihkan diri. Dengan doa saat mandi haid, kita akan mengingat bahwa kita sebagai manusia hanyalah makhluk yang kotor dan hina, andai kata Allah tidak memberikan petunjuk untuk mandi haid sebagai upaya membersihkan diri, betapa banyak kotoran dan najis yang akan melekat pada tubuh kita.
- Sebagai Bentuk Syukur atas Nikmat Allah berupa Haid bagi Wanita
Doa saat mandi haid pun juga sebagai upaya bentuk syukur nikmat kepada Allah. Darah haid adalah kotor dan najis, untuk itu laki-laki dilarang melakukan hubungan intim dengan istrinya yang haid, dilarang berpuasa, dan shalat. Akan tetapi, di sisi yang lain wanita yang berdoa akan mengingat bahwa haid adalah nikmat Allah bagi perempuan muslimah. Hal tersebut menunjukkan kesuburan wanita dan lancarnya anatomi dalam dirinya. Jika tanpa haid, maka akan banyak penyakit yang akan diderita wanita. Dari hal tersebut kita akan semakin banyak bersyukur
- Sebagai Bentuk untuk mengingat Kebesaran Allah berupa Sunnatullah Haid
Sebagai bentuk untuk mengingat kebesaran Allah, karena dengan doa tersebut kita bisa mengingat bahwa dalam hidup terdapat hukum Allah berupa siklus haid bagi wanita yang ternyata memiliki keluarbiasaan sistem. Dampak jika tidak haid bisa kita gambarkan bukan hanya pada kesehatan, melainkan pada keturunan, dan nasib masyarakat di masa selanjutnya.