Waktu. setiap orang tentu sudah memahami bahwa waktu adalah anugrah dari Allah berupa kesempatan dan jalan untuk mengisi kebaikan dan ibadah di dalamnya. Waktu adalah pemberian yang kita tidak tahu sampai kapan akan tetap dimiliki atau dinikmati, sebab itu selalu ada anjuran untuk menggunakan waktu dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar nantinya tidak hilang, sebab waktu adalah bagian dari diri kita sendiri, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya bagaikan hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi).
Lalu bagaimanakah jika ada orang yang melakukan hal sebaliknya? Membuang waktu dengan segala sesuatu yang tidak bermanfaat? Apakah hidupnya mendapat berkah? Untuk lebih memahami hal tersebut, pada kesempatan kali ini penulis akan menguraikannya secara lengkap sebagai wawasan yang bermandaat agar dapat mengisi segala kesempatan yang diberikan Allah dengan segala urusan yang bermanfaat. Yuk simak uraian berikut.
Hukum Membuang Waktu dalam Islam
Dalam islam, waktu adalah anugrah dan rejeki, cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an salah satunya ialah pandai memanfaatkan waktu, waktu baik itu singkat atau lama jika diisi dengan hal yang bermanfaat maka akan memberikan sesuatu yang berharga, begitu pun sebaliknya, jika diisi dengan hal hal yang sia sia juga menjadikan timbulnya sesuatu yang penuh keburukan dan penyesalan. Hukum membuang waktu dalam islam ialah haram. Hal tersebut dikuatkan oleh berbagai alasan dalam ayat ayat Al Qur’an dan hadist berikut
1. Pasti Menimbulkan Penyesalan
“Ketika suatu kaum duduk dalam suatu majlis dan tidak ingat Allah, kelak mereka akan menyesal. Dan ketika seseorang berjalan pada suatu perjalanan tidak juga ingat kepada Allah, mereka pun kelak akan menyesal (merugi). Dan, ketika seseorang berbaring di kasurnya dan tidak berdzikir kepada Allah, ia pasti akan menyesal.” (HR. Ahmad).
Hukum membuang waktu dalam islam ialah haram sebab membuang waktu akan menimbulkan rasa penyesalan di masa yang akan datang yang tidak pernah disarankan dalam tips manajemen waktu dalam islam. Di masa depan ketika seseorang sudah tidak memiliki kekuatan seperti yang bisa ia lakukan di hari sebelumnya atau kesempatan seperti hari sebelumnya waktu ia sia siakan, tentu akan menjadi penyesalan dan timbul rasa berandai andai untuk bisa kembali lagi namun hal tersebut tidak akan mungkin terjadi.
2. Waktu Bagian dari Diri
Waktu adalah bagain dari diri sendiri, jika diisi dengan kebaikan akan mendatangkan hal baik untuk diri sendiri, begitu pula sebaliknya. cara bahagia menurut islam tentu tidak dengan membuang buang waktu. “Sesungguhnya engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jika satu hari berlalu, maka sebagian darimu juga akan pergi. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun engkau merasa seluruh yang ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah.” (Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah)
3. Kesempatan Hilang Sia Sia
“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu”. Jelas bahwa membuang waktu akan menyebabkan kesempatan hilang sia sia karena setiap detik yang diberikan Allah tentu berisi segala kesempatan yang bermanfaat, yang akan sia sia jika dilewatkan begitu saja sebab tak bisa mengatasi kelemahan manusia menurut islam.
4. Waktu Merupakan Umur Manusia
Jelas bahwa waktu adalah umur manusia, manusia lahir dengan jumlah waktu yang dimiliki di dunia sesuai dengan yang telah ditetapkan Allah, manusia tentu tidak ada yang mengetahui berapa jumlah waktu yang dimilikinya sebab itu jika membuang waktu yang diimiliki sama saja seperti membuang umur yang dimiliki. manfaat hukum islam dalam kehidupan salah satunya ialah dengan menganjurkan untuk mencintai waktu sebab waktu merupakan umur yang bisa berakhir kapan saja.
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”
5. Lebih Baik Mati
Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109).
Dari ungkapan Ulama tersebut dsimpulkan bahwa orang yang menyia nyiakan waktu tidak ada bedanya dengan orang yang mati sebab orang yang mati sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk menggunakan dayanya, yakni hanya meraup hasil dari apa saja yang dilakukannya di dunia. Begitu pula dengan orang yang membuang waktu, ia tidak melakukan apapun dan tidak bermanfaat.
6. Menjadi Orang yang Rugi
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-‘Ashr. :1-3). Jelas dari firman Allah tersebut bahwa orang yang membuang waktu ialah orang yang merugi, orang yang demikian wajib belajar lebih banyak mengenai kehidupan di akherat sehingga sadar akan kesempatan hidup di dunia yang dimilikinya dan dapat menggunakannya sebaik mungkin.
7. Bukan Teladan Rasulullah
‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan.’ Ibnu Umar berkata.” Apabila kamu berada di sore hari janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang). Apabila kamu berada di pagi hari jangankah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore (datang). Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.” (HR. Bukhari).
Rasulullah yang merupakan manusia terbaik di dunia ini, selalu memberikan teladan yang terbaik dalam aspek kehidupan apapun sebab beliau merupakan manusia yang paling sempurna dan tepat untuk menjadi Rasulullah yang mulia. Mengenai waktu, beliau selalu menggunakan waktu untuk hal hal yang bermanfaat dalam rangka ibadah dan memperbanyak amal kebaikan pada Allah serta berdakwah demi islam.
Sebagai umatnya tentu kia juga wajib mencontohnya, lihatlah betapa ada banyak hal yang bisa kita lakukan di dunia ini dan di waktu yang sekarang, seperti membaca hal yang bermanfaat, belajar, membantu orang lain, memahami islam, dan sebagainya yang bermanfaat. Sungguh tak ada gunanya melewatkan waktu begitu saja tanpa melakukan segala sesuatu yang berguna.
8. Melanggar Perintah Allah
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59] : 18). Allah juga memerintahkan hambaNya untuk mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, jika mampu melaksanakan perintahNya tersebut, maka akan ada kebahagiaan dan ridho dariNya.
9. Mengarah pada Keburukan
”Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhori). Ada banyak manusia yang tertipu oleh waktu yang dimiliki karena hawa nafsunya sendiri, misalnya adalah kesehatan dimana ketika masa muda bebas untuk melakukan olahraga yang menyehatkan serta waktu luang. Sementara ketika telah menua kondisi sudah sakit karena gaya hidup yang tidak sehat di masa muda dan memilki kesempatan yang sangat kurang sebab kondisinya tidak lagi seenergik ketika muda sehingga akan menimbbulkan banyak keburukan.
10. Termasuk Manusia yang Buruk
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad). Jelas dari hadist tersebut perbedaa antara manusia yang terbaik dan terburuk. Tinggal dipilih dan dijalani saja, sebagai manusia kita ingin menjadi yang mana? Tentu tidak ingin menjadi yang terburuk bukan? sebab itu mulai dari diri sendiri dengan melakukan segala urusan dengan mengisi waktu sebaik mungkin untuk segalanya yang bermanfaat.
11. Susah di Akherat
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia gunakan, hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya, apa yang diamalkannya.” (HR. Tirmidzi). Di akherat nanti, setiap manusia akan ditanya tentang segala yang dimilikinya, termasuk waktu yang diberikan Allah, digunakan untuk apa saja dan apa hasil yang didapat.
Orang yang membuang waktu akan susah di akherat karena menunjukkan bahwa ia adalah orang yang pemalas yang tidak mau berusaha menggapai ridhoNya dengan mengisi waktu dengan segala sesuatu yang bermanfaat yang merupkan wujud syukur atas anugrah yang diberikan padanya. Sehingga ia akan mendapat penyesalan yang dalam.
Demikian artikel kali ini mengenai hukum membuang waktu dalam islam, jangan lupa untuk senantiasa memanfaatkan waktu untuk kebaikan yang bisa menjadi jalan ibadah dan mendekatkan kepada Allah. Terima kasih sudah membaca. Salam hangat dari penulis.