Hukum Menolak Tamu Dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tamu artinya seseorang atau sekelompok orang yang datang mengunjungi suatu tempat untuk kepentingan baik pribadi maupun yang berhubungan dengan sebuah urusan. Kita semua tentu pernah menerima tamu atau bertamu, entah itu dengan suatu kepentingan atau hanya ingin bersilaturahmi dengan seseorang untuk melepas penat dan mencari hiburan.

Orang yang memiliki banyak tamu biasanya adalah orang yang memiliki hubungan silaturahmi yang luas dan mengetahui bagaimana hikmah silaturahmi dalam islam, memiliki banyak saudara dan banyak teman, juga orang tersebut senang bersilaturahmi dengan sesama nya.

Memuliakan tamu adalah hal yang wajib dalam syarat islam dan merupakan salah satu wujud keimanan seseorang, “Barang siapa beriman kepada Allah maka muliakanlah tamunya”. (HR Bukhari). Orang yang bertamu adalah pertanda dia berniat baik, dia menyukai orang yang dikunjungi, dan nyaman berbincang atau bersilaturahmi dengan nya. Tamu selayaknya diperlakukan dengan baik dan sopan sebagaimana kita diperlakukan ketika sedang bertamu.

Tamu tidak selalu datang dari tempat yang dekat dan datang dengan kemudahan ya, ada yang rela datang dari tempat yang jauh dengan kendaraan yang memberatkan dirnya, dengan naik bis hingga terjebak panas dan macet misalnya, ada pula tamu yang datang dengan senagaja membawa buah tangan untuk memberi kebahagiaan pada yang dikunjungi, tentu wajib dihargai dan dimuliakan.

Hukum Menolak Tamu Dalam Islam

Bagaimana jika ada orang yang tidak suka dengan kedatangan tamu? misalnya tidak nyaman atau takut mengganggu  keluarganya sehingga lebih menyukai silaturahmi di luar rumah (bagi yang belum memliki rumah sendiri), merasa direpotkan, dan merasa lebih senang melakukan berbagai kesibukan sendiri karena merasa privacy nya terganggu dengan kedatangan orang lain.

Dalam islam, tidak diperbolehkan menolak atau bersikap buruk pada tamu, sebab islam mengajarkan hubungan baik tidak saja dengan Allah, tetapi juga dengan sesama manusia.  Berikut penjelasan lengkap mengenai hukum tersebut berdasarkan firman Allah dan hadist hadist Rasulullah

  • Tidak Mengikuti Teladan Nabi dan Rasul

Para Nabi dan Rasul telah memberi teladan dalam kehidupan sehari hari salah satunya tentang teladan dalam memperlakukan tamu, simak firman Allah berikut, “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat) yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk lalu megucapkan salam, maka dia pergi diam diam menemui keluarganya kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar lalu dihidangkan pada mereka”. (QS Adz Dzaryat).

Nabi ibrahim pada waktu itu menerima tamu seseorang yang tidak dikenal sebelumnya (yang sesungguhnya adalah malaikat utusan Allah) tetapi beliau tetap menerima dan memperlakukan tamu tersebut dengan baik, bahkan menghidangkan makanan untuk tamunya.

Kisah pada firman Allah tersebut memberi pelajaran pada kita bahwa setiap tamu wajib diperlakukan dengan baik sesuai kemampuan kita. Para nabi tidak pernah memberi contoh buruk dalam memperlakukan tamu, misalnya bermuka masam di hadapannya, bertutur kata tidak sopan, atau bersikap tidak adil pada tamu tamu nya. Sebagai umat mukmin tentunya kita wajib mengikuti teladan kebaikan yang dicontohkan para Nabi dan Rasulullah.

  • Jauh dari Kebaikan

Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak menjamu (menolak) tamu”. (HR Ahmad 2434). Kebaikan yang dimaksud dalam hadist tersebut ialah berhubungan dengan rejeki, hubungan persaudaraan atau silaturahmi, dan prasangka orang lain. Jika berkunjung ke rumah orang lain dengan niat yang baik tentu wajib diterima dengan baik pula, sehingga ke depannya akan terjalin hubungan persaudaraan yang erat.

Bagi orang yang terbiasa menolak tamu lama kelamaan akan membuat orang orang enggan berkunjung ke rumahnya, misalnya ketika dia membutuhkan bantuan atau memiliki suatu hajat (acara) orang akan berfikir berulang untuk mendatanginya sebab sudah telanjur mendapat prasangka bahwa dia memperlakukan orang lain dengan kurang baik, akibatnya kesepian yang akan menjadi teman hidupnya. prasangka dalam islam dibedakan menjadi 2 yakni prasangka baik dan prasangka buruk. Jika melihat permasalah tersebut, kemungkinan besar prasangka buruklah yang akan muncul.

  • Menolak Berkah

Pada jaman terdahulu diriwayatkan ada seorang lelaki yang senang jika rumahnya kedatangan tamu, tetapi istrinya tidak demikian. Setiap kali ada tamu datang ke rumah, istri nya menunjukkan sikap yang tidak baik, lelaki tersebut menceritakan hal ini kepada Rasulullah, setelah mendengarnya, beliau bersabda “katakan kepada istrimu, hari ini aku (Rasulullah) dan beberapa sahabat akan bertamu ke rumah mu, katakan pada istri mu supaya memperhatikan tamu pada saat keluar rumah”.

Lelaki tersebut menyampaikan pada istri nya dan istri nya menjalankan apa yang diperintahkan Rasulullah, pada saat tamu masuk ia melihat mereka membawa daging dan buah buahan, pada saat keluar mereka membawa ular dan kalajengking. Rasulullah bersabda “kedatangan tamu ke rumah mendatangkan karunia yang banyak dan pada saat pergi mereka membawa keluar berbagai bencana”. Sejak itu, wanita tersebut menjadi orang yang suka menerima tamu.

  • Menolak Rejeki

Salah satu ciri rumah yang memiliki rezeki baik ialah yang sering dikunjungi tamu dikarenakan kelapangan hati pemiliknya, “Sesungguhnya seorang tamu yang datang mengunjungi seseorang membawa rejeki untuk orang tersebut dari langit, apabila ia makan sesuatu Allah akan mengampuni penghuni rumah tersebut” (HR Muslim). Contoh pada jaman terdahulu adalah ketika Nabi Ibrahim kedatangan tamu yang ternyata adalah malaikat dan malaikat tersebut membawa kabar gembira yakni tentang rezeki Allah berupa kelahiran Nabi Ishaq padahal waktu itu usia beliau telah senja.

Memang tidak semua tamu membawa rejeki berupa makanan atau buah tangan lainnya, rejeki ada berbagai macam bukan hanya sesuatu yang bisa dibeli dengan uang, rezeki dapat berupa pula saudara atau teman teman yang baik, tamu yang datang dan mendapat sambutan hangat dari tuan rumah akan merasa dihargai sehingga akan mengharapkan kebaikan untuk orang yang dikunjungi tersebut. Dengan adanya banyak tamu, merupakan cara memperlancar rezeki menurut islam, karena tidak sedikit tamu yang mendatangkan rezeki kepada tuan rumah yang dikunjunginya.

  • Menghalangi Malaikat Penebar Rahmat

Diantara para malaikat Allah ada yang ditugaskan untuk berkeliling menebarkan rahmat kepada umat manusia, malaikat tersebut jika mendatangi rumah kita akan mendoakan kebaikan untuk seluruh penghuni rumah, rumah tersebut pun akan menghasilkan aura positif, kedamaian, dan ketentraman rohani yang senantiasa mengalir.

Salah satu penyebab datangnya malaikat penebar rahmat tersebut adalah adanya tamu atau orang yang ikhlas menjalin tali silaturahmi, berikut hadist Rasulullah, “Setiap rumah yang tidak dikunjungi tamu, maka malaikat pun tidak akan mengunjungi rumah tersebut” (HR Muslim).

Dari hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa menolak tamu akan memberikan kerugian tersendiir bagi tuan rumah, sebab sama saja dia menolak kedatangan malaikat pemberi rahmat, padahal malaikat ialah hamba Allah yang dicintai oleh Nya, doa malaikat tersebut akan diijabah atau dikabulkan sebab mereka senantiasa dalam suci, senantiasa kondisi patuh dan taat kepada Allah tanpa henti.

  • Jauh dari Kunci Surga

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ketika para sahabat Rasul berkumpul, seseorang masuk dan bertanya, Wahai sahabat Rasulullah, apakah kalian telah mengatakan bahwa tamu itu kuncinya surga? Ibnu Abbas menjawab : ya betul, kami mendengarnya dari Rasulullah dan beliau bersabda “Apabila datang tamu seorang muslim maka bersamanya malaikat yang mencatat untuk tuan rumah kebaikan dan menulisnya untuk setiap sesuap makanan yang dimakan oleh tamu dengan 1000.000 kebaikan dan juga menghapus 100.000 kejelekan dan juga diangkatnya dengan 100.000 derajat. Dan tidak ditulis kejelekan baginya kecuali tamu itu telah pergi 40 hari dan itu semua diberikan Allah SWT”.

Seperti yang kita ketahui memang ada banyak amal kebaikan yang dapat menjadi jalan menuju surga Nya, tetapi kita sebagai hamba tidak akan pernah mengetahui mana amalan yang diterima atau sia sia di mata Allah, hendaknya kita senantiasa memperbanyak amalan yang mendekatkan pada kunci surga tersebut yang salah satunya didapat dengan memuliakan tamu, menolak tamu memang tidak termasuk kejahatan atau sejenisnya tetapi menjalankan syariat Allah tentu memberi pahala kebaikan tersendiri yang dapat menjadi bekal untuk kehidupan di akherat nanti.

  • Menolak Tamu yang Diperbolehkan

Dalam islam, ada beberapa hal yang membolehkan untuk menolak tamu, hukum atau syariat ini dilaksanakan jika tamu tersebut dikhawatirkan akan membawa fitnah atau mendekatkan kepada perbuatan maksiat, contohnya ialah seorang wanita yang tinggal sendirian di rumah dan didatangi oleh lawan jenis yang bukan mahramnya, dalam islam hal itu diperbolehkan sebab berniat baik untuk menjaga dirinya.  Hal ini juga dianjurkan oleh Rasulullah dalam hadist nya “Janganlah salah seorang dari kalian berduaan dengan perempuan kecuali ada mahram yang menyertainya” (HR Bukhari).

Maka beruntunglah jika rumah anda sering kedatangan tamu, jangan mengeluh atau bermuka masam sebab tamu datang membawa ampunan, rezeki, menghapus dosa, serta membawa pergi yang buruk dari dalam rumah. Haram hukumya menolak tamu apalagi jika tamu tersebut datang secara baik baik dan dengan tujuan yang diperbolehkan dalam syariat islam. Wallahu alam.

fbWhatsappTwitterLinkedIn