10 Pahala Umrah di Bulan Ramadhan dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Segala ibadah dan kebaikan yang ada di dalamnya akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Dan salah satu ibadah yang dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan selain puasa ramadhan dan cara pelaksanaannya yang merupakan rukun Islam, melakukan ibadah umroh di bulan Ramdhan juga sangat disarankan. Hal ini karena terdapat keutamaan ibadah umroh dan pahala khusus di bulan Ramadhan. Berikut adalah 10 pahala umroh di bulan Ramadhan:

1. Sama dengan haji

Bukhari (1782) dan Muslim (1256) telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada seorang wanita dari kalangan Anshar. “Apa yang menghalangimu untuk melakukan haji bersama kami?” Dia berkata, “Kami hanya punya dua onta, yang satu dibawa oleh bapak dan anaknya, yang satu lagi kami gunakan untuk menyiram kebun.” Maka nabi berkata,”Jika datang bulan Ramadan, lakukanlah umrah, karena umrah itu sama dengan haji.” Dalam riwayat muslim, “Sama dengan menunaikan haji bersamaku.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ

“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256).

2. Pahala berlipat ganda

Rasulullah SAW bersabda:

يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه، ومن أدى فيه فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه

“Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Al-Mahamili dalam Al-Amali 5: 50 dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini munkar seperti dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah no. 870)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda : “Shalat di masjidku, lebih utama seribu kali (dibandingkan) shalat di selainnya kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil haram lebih utama Seratus Ribu (dibandingkan) shalat di selainnya.“ (Hadits dishahihkan oleh Al-Mundziri dan Al-Bushoiry. Al-Albany berkata: “Sanadnya shahih sesuai persyaratan Bukhori dan Muslim, Irwaul Ghalil, 4/146).

Baca juga:

3. Dikabulkan doanya

Salah satu waktu terkabulnya doa adalah ketika umroh di bulan Ramadhan. Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT saat umroh, Insya Allah doa kita akan dikabulkan. Dari abu huraira, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda “Orang yang mengerjakan haji dan umroh merupakan tamu Allah, maka jika mereka bermohon kepadanya, pastilah dikabulkan-Nya, dan jika mereka memohon ampunan pasti diampuni-Nya”. (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

4. Menjadi tamu Allah

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dalam sabdanya, “Orang yang mengerjakan haji dan umroh adalah tamu Allah Azza wa jalla dan para pengunjung-Nya. Jika mereka meminta kepada-Nya niscaya diberi-Nya. Jika mereka meminta ampun niscaya diterima-Nya doa mereka. Dan jika mereka meminta syafaat niscaya mereka diberi syafaat”. (Ibnu Majah).

5. Penghapus dosa

Dengan melakukan umroh di bulan Ramadhan, dimana banyak terdapat keistimewaan Ramadhan, maka kita juga akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yaitu:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: العمرةُ إلى العمرةِ كفَّارَةٌ لمَا بينَهمَا ، والحجُّ المبرورُ ليسَ لهُ جزاءٌ إلا الجنَّةُ

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

6. Jauh dari kefakiran

Rasulullah SAW bersabda: “Iringilah antara ibadah haji dan umroh karena keduanya meniadakan dosa dan kefakiran, sebagaimana alat peniup api menghilangkan kotoran (karat) besi, emas, dan perak, dan tidak ada balasan bagi haji mabrur melainkan surga” (HR. At Tirmidzi, An Nasa’i, dan lainnya).

7. Jihad bagi wanita

Jika  keutamaan jihad dalam Islam biasanya lebih banyak didapatkan oleh lelaki, salah satu jalan jihad yang bisa dilakukan oleh wanita adalah dengan umroh, terutama umroh di bulan Ramadhan. Dari Aisyah RA, ia berkata: “Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Rasulallah SAW menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan umroh.” (HR. Ibnu Majah).

8. Mendapat pahala umroh berlipat ganda

Jika umroh di bulan Ramadhan, maka hendaknya menyempatkan diri untuk sholat di mesjid Quba karena pahalanya sama dengan pahala umroh.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ

Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.”(Q. S. At Taubah: 108)

Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam bersabda: “Barang siapa telah bersuci (berwudlu) di rumaahnya. kemudian mendatangi masjid Quba, lalu shalat di dalamnya dua rakaat, baginya sama dengan pahala umrah.” (Sunan Ibn Majah)

Baca juga:

9. Menjadi pribadi yang jauh lebih sabar

Menjalankan puasa Ramadhan sambil melaksanakan umroh merupakan ibadah yang memerlukan kesabaran yang lebih besar dibandingkan ibadah lainnya. Selain harus menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, kita juga harus menjaga diri untuk melaksanakan umroh sesuai dengan tata cara pelaksanaannya dan syarat sah puasa Ramadhan serta rukun puasa Ramadhan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَہُمَا فَٱعۡبُدۡهُ وَٱصۡطَبِرۡ لِعِبَـٰدَتِهِۦ‌ۚ هَلۡ تَعۡلَمُ لَهُ ۥ سَمِيًّ۬ا

Artinya, “Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya maka sembahlah Dia dan bersabarlah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?’’ (Q.S. Maryam : 65).

10. Wafat saat umroh mendapat pahala hingga kiamat

Sebagaimana dijelaskan oleh Abu Hurairah radhiallaahu anhu, beliau berkata: Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa keluar dalam melaksanakan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang dijalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang dijalan Allah sampai hari kiamat.”

Wafat saat umroh di bulan Ramadhan berarti ia wafat dalam keadaan melaksanakan dua ibadah sekaligus sehingga pahala yang ia dapatkan hingga kiamat juga menjadi dua pahala ibadah sekaligus, yakni umroh dan puasa. Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang orang yang meninggal dalam kondisi beramal,

مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Siapa yang menyatakan Laa ilaaha illallah ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan ikrar ini, maka dia masuk surga. Siapa yang berpuasa dengan ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan puasa ini, maka dia masuk surga. Siapa yang sedekah dengan ikhlas mengharap wajah Allah, dan dia akhiri hidupnya dengan sedekah ini, maka dia masuk surga.” (HR. Ahmad 23324 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

fbWhatsappTwitterLinkedIn