Dalam istilah umum, aqidah memiliki makna keyakinan yang kuat dan kokoh. Dalam Islam, aqidah yang benar adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta alam semesta.
Sangat penting bagi seorang Muslim untuk mengetahui tentang ilmu aqidah. Hal ini dikarenakan aqidah yang dipegang akan menentukan diterima tidaknya amalan seseorang.
Berbeda dengan aqidah atau kepercayaan pemeluk Nasrani atau Yahudi yang mempercayai zat lain sebagai Tuhan mereka yang dianggap sebagai bentuk aqidah yang salah. Allah berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah: 31)
Baca juga:
- Hukum Bersedekah Kepada Non Muslim
- Sejarah di balik hari Asyura dalam islam
- Hukum Wudhu Menggunakan Gayung
- Amalan penghapus Dosa Zina
- Penyebab Doa Tidak Dikabulkan Allah SWT
- Manfaat Shalawat Nariyah
Ayat ini menunjukkan bahwa aqidah yang benar adalah aqidah tauhid. Aqidah tauhid adalah keyakinan bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah SWT. Aqidah tauhid sendiri terbagi lagi dalam beberapa macam. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai macam-macam aqidah tauhid yang perlu diketahui:
1. Aqidah tauhid rububiyah
Aqidah tauhid rububiyah adalah keyakinan bahwa satu-satunya pencipta adalah Allah SWT. Allah berfirman,
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيّاً
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (Maryam: 65).
Rasulullah bersabda,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.
“Iman itu adalah engkau (1) beriman kepada Allah, (2) Malaikat-malaikat-Nya, (3) Kitab-kitab-Nya, (4) Rasul-rasul-Nya, dan (5) hari Akhir, serta (6) beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk.” (Lihat QS. Yunus:18 dan az-Zumar: 3, 43-44)
Baca juga:
- Putra Putri Abu Bakar Ash Shiddiq
- Cara menerima ujian dari Allah SWT
- Penyebab Terhalangnya Jodoh dalam Islam
- Cara Menghindari Pelet Menurut Islam
- Hukum akad nikah di bulan ramadhan
Tauhid rububiyah merupakan bentuk pengakuan bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi serta seisinya. Allah berfirman,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Sesugguhnya Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy. (QS. al-A’raf: 54).
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
Sungguh Aku telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya dalam 6 hari, dan Aku tidak merasa capek. (QS. Qaf: 38).
Selain itu, tauhid rububiyah juga mengakui bahwa Allah lah yang mengatur segalanya termasuk dalam pemberian rezeki. Allah berfirman,
{يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ}
“Semua yang ada di langit di bumi selalu meminta kepada-Nya, setiap hari Dia (memenuhi) semua kebutuhan (makhluk-Nya)” (QS ar-Rahmaan:29).
Baca juga:
- Cara memilih calon pendamping sesuai syariat agama
- Ta’aruf menurut Islam
- Pacaran dalam Islam
- Hukum wanita non muslim memakai jilbab
- Hukum wanita mengenakan jilbab motif menurut Islam
2. Aqidah tauhid uluhiyah
Aqidah tauhid uluhiyah adalah keyakinan bahwa segala macam ibadah hanya dilakukan untuk Allah SWT. Allah berfirman,
{إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ}
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Rabb-mu, maka beribadahlah kepada-Ku (semata-mata)” (QS al-Anbiyaa’:92).
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Mahabijak-sana.” [Ali ‘Imran: 18]
Segala macam perbuatan atau ibadah diniatkan hanya untuk Allah SWT. Bahkan ketika kita makan sekali pun, hendaknya diniatkan karena Allah agar menjadi amal ibadah dan bukan hanya sekedar sebuah kegiatan biasa saja.
3. Aqidah tauhid asma wa sifat
Jenis aqidah yang terakhir adalah aqidah tauhid asma wa sifat. Aqidah tauhid asma wa sifat adalah keyakinan terhadap sifat dan nama milik Allah. Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan mengimani sifat dan nama Allah yang biasa disebut Asmaul Husna. Allah berfirman dalam surat Al A’raf ayat 180,
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Baca juga:
- Sejarah Jilbab Dalam Islam
- Hakikat Manusia Menurut Islam
- Kedudukan Wanita Dalam Islam
- Tujuan Hidup Menurut Islam
- Tips Hidup Bahagia Menurut Islam
Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah berkata,
“Adapun tauhid asma’ wa sifat maknanya adalah mengimani semua yang tertera dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih dari nama-nama Allah dan sifat-sifatNya. Kita menetapkan nama-nama dan sifat-sifat tersebut untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan keagunganNya”
Itulah penjelasan singkat tentang macam-macam aqidah dalam Islam. Sekali lagi sesungguhnya aqidah yang benar adalah aqidah tauhid dalam Islam yang mengesakan Allah SWT. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini menambah wawasan dan keimanan kita pada Allah SWT. Aamiin.