azab Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/azab Fri, 06 Aug 2021 03:24:11 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png azab Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/azab 32 32 Azab Menyebarkan Aib orang lain yang Harus dipahami https://dalamislam.com/hukum-islam/azab-menyebarkan-aib-orang-lain Fri, 06 Aug 2021 03:24:10 +0000 https://dalamislam.com/?p=9850 Tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Selalu ada saja kekurangan, boleh jadi ada yang indah dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bicara. Dari situ kita wajib cermat mengukur penilaian terhadap seseorang. Akan tetapi walaupun kita boleh mengukur akan sifat seseorang kita tidak boleh mengungkapkan atau membicarakan sifat seseorang tersebut karena itu hal […]

The post Azab Menyebarkan Aib orang lain yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Selalu ada saja kekurangan, boleh jadi ada yang indah dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bicara.

Dari situ kita wajib cermat mengukur penilaian terhadap seseorang. Akan tetapi walaupun kita boleh mengukur akan sifat seseorang kita tidak boleh mengungkapkan atau membicarakan sifat seseorang tersebut karena itu hal aib nya sendiri.

Ada sebuah pepatah Islam mengatakan alangkah baiknya dari pada membicarakan aib atau privasi orang lain lebih baik kita memperbaiki diri kita sendiri karena ada sebuah hadis yang berbunyi:

“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.”(HR. Bukhari).

Karena jika membicarakan aib pastinya hal tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan antara satu orang dengan orang yang lainnya saling membicarakan aib orang lain.

Allah SWT telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12).

Sampai sini masihkah kita membicarakan aib atau privasi orang lain?. Ketahuilah jika kita ingin menjaga aib kita maka kita pun harus menjaga aib orang lain pula, tentunya kita tidak ingin jika ada seseorang membicarakan aib kita bukan oelh karena itu jangan lah membicarakan aib orang lain. Karena sesungguhnya Allah SWT akan menjaga aib seseorang apabila orang tersebut menjaga aib orang lain,” katanya lagi.

وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya, “Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” (HR. At Tirmidzi).

The post Azab Menyebarkan Aib orang lain yang Harus dipahami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Penyebab Azab Kubur Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/penyebab-azab-kubur Mon, 29 Jul 2019 08:24:07 +0000 https://dalamislam.com/?p=7563 Setiap umat manusia akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatannya. Baik itu amal baik maupun amal buruk, semuanya tidak akan terlewat dari catatan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al […]

The post Penyebab Azab Kubur Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap umat manusia akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatannya. Baik itu amal baik maupun amal buruk, semuanya tidak akan terlewat dari catatan Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah : 7-8)

Banyaknya macam-macam amal shaleh yang dikerjakan merupakan kunci yang insya Allah akan membawa ke surga-Nya. Sedangkan amal buruk yang dikerjakan menjadi alasan yang membawa kepada azab dan pedihnya siksa neraka.

Tentunya sebagai muslim yang beriman kita menginginkan kenikmatan surga dan berusaha agar terhindar dari azab kubur. Untuk itu, kita perlu memahami penyebab seseorang mendapat azab kubur berikut ini.

Syirik Atau Menyembah Selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Syirik merupakan larangan Allah yang paling dibenci. Orang yang berbuat syirik berarti telah melakukan dosa besar. Syirik dalam Islam telah ada sejak zaman dahulu dan sudah seharusnya dapat kita hindari.

Allah Ta’ala berfirman

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun” (QS. An-Nisaa`: 36).

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang dibawahnya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An-Nisaa`: 48).

Memiliki Sifat Munafik

Sifat munafik merupakan sifat yang dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ciri-ciri orang munafik ada 3 (tiga), yaitu apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam dalil di bawah ini.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم – قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat.” (HR. Al- Bukhari)

Orang yang memiliki sifat munafik dalam hatinya dan tidak bersegera bertaubat kepada Allah, maka ia akan mendapatkan azab yang pedih dari-Nya. Sebab dari sifat munafik tersebut akan timbul kedzaliman yang merugikan orang lain.

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,” (QS. An-Nisaa`: 138)

Tidak Menjaga Kebersihan Diri dari Air Kencing

Seperti yang kita ketahui bahwa Islam merupakan agama yang amat mencintai kebersihan. Pahamilah keutamaan kebersihan dalam Islam yang merupakan sebagian dari iman. Jadi, jika Anda benar-benar beriman, jagalah kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

Air kencing merupakan cairan yang kotor sehingga harus dibersihkan bila mengenai kulit, pakaian atau lainnya. Tidak menjaga kebersihan diri dari air kencing dapat menjadi penyebab akan tertimpa azab kubur. Sebagaimana yang tertuang dalam hadits berikut ini.

عَنْ أَنَسٍ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ :  تَنَزَّهُوا مِنَ الْبَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ

Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari air kencing. Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur berasal darinya.” (HR. Ad-Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459. Dan hadits ini dinilai shahȋh oleh Syaikh al-Albani dalam Irwȃul Ghalȋl, no. 280)

Itulah beberapa penyebab azab kubur yang sangat penting untuk diketahui. Semoga apa yang telah diuraikan di atas dapat menambah wawasan kita terhadap Islam dan membuat kita semakin istiqomah dalam Islam. Aamiin insya Allah.

Allahu a’lam.

The post Penyebab Azab Kubur Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Azab Maksiat di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/info-islami/azab-maksiat-di-bulan-ramadhan Mon, 22 Apr 2019 18:40:57 +0000 https://dalamislam.com/?p=6484 Sahabat, banyak yang tidak menyadari bahwa betapa besarnya dampak dosa dan maksiat di bulan Ramadhan pada segala bidang kehidupan, ia berefek buruk terhadap kesehatan, pembentukan karakter, pergaulan sosial, bahkan berdampak buruk juga terhadap perolehan rezeki dan mendekatkan dengan jenis neraka dalam islam. Jika hidup terasa hampa, masalah yang dihadapi sehari-hari terasa begitu berat, rezeki terasa […]

The post 13 Azab Maksiat di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sahabat, banyak yang tidak menyadari bahwa betapa besarnya dampak dosa dan maksiat di bulan Ramadhan pada segala bidang kehidupan, ia berefek buruk terhadap kesehatan, pembentukan karakter, pergaulan sosial, bahkan berdampak buruk juga terhadap perolehan rezeki dan mendekatkan dengan jenis neraka dalam islam.

Jika hidup terasa hampa, masalah yang dihadapi sehari-hari terasa begitu berat, rezeki terasa sempit, badan dihinggapi berbagai penyakit, cobalah introspeksi perbuatan dosa dan maksiat di bulan Ramadhan yang kita lakukan! Bisa jadi hal tersebut dikarenakan adanya dosa dan maksiat di bulan Ramadhan yang diperbuat misalnya hukum menganggap remeh dosa dalam islam.

Berikut ini beberapa dampak umum akibat perbuatan dosa dan maksiat di bulan Ramadhan yang dilakukan: 13 Azab Maksiat di Bulan Ramadhan.

1. Dihinggapi berbagai penyakit fisik

“Tidaklah suatu perbuatan zina menyebar pada suatu kaum, sampai-sampai mereka melakukannya secara terang-terangan kecuali akan menyerang mereka wabah tha’un dan berbagai macam penyakit yang tidak dialami oleh umat-umat terdahulu.” (HR. Ibnu Majah)

Tidak hanya dosa berzina yang menyebabkanbalasan zina dalam islam yang akan memperoleh berbagai macam penyakit kelamin dan penyakit mematikan. Akan tetapi nyaris seluruh perbuatan maksiat di bulan Ramadhan akan dibalas dengan penyakit fisik.

Contohnya saja dosa meminum minuman keras padahal terdapatbahaya mengkonsumsi alkohol dalam islam, bukankah para penenggak minuman haram ini akan mendapatkan penyakit liver, kanker hati, kerusakan otak, dan penyakit mematikan lainnya. Demikian juga para koruptor, pemakan uang riba, pencari harta dengan cara bathil, maka mereka akan memperoleh penyakit berat disebabkan makanan haram yang memenuhi perutnya dan keluarganya. Jika telah dibalas oleh penyakit yang menghilangkan segala kelezatan seperti ini, maka apakah yang menjadi kenikmatan berbuat maksiat di bulan Ramadhan pada Allah?

2. Tertutupinya hati

Tidak mengherankan para pelaku maksiat di bulan Ramadhan akan kehilangan rasa empati dan kemanusiaannya yang bisa decegah dengancara agar tidak terkena penyakit hati, hal ini disebabkan hatinya telah tertutupi dosa. “Sekali-kali tidak (demikian), sesungguhnya apa yang mereka selalu usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin: 14)

Pelaku dosa dan maksiat di bulan Ramadhan tidak akan bisa merasakan iba atau kasihan pada orang miskin, yang mereka kedepankan hanyalah kepentingannya sendiri, setiap hal yang tak menguntungkannya akan ditanggapinya dengan sikap ‘ini bukan urusan saya!’

Tertutupinya hati juga menjadikan para pelaku maksiat di bulan Ramadhan sukar sekali menerima ilmu. Jika kita sulit menyerap suatu ilmu atau pelajaran, cobalah introspeksi adakah maksiat di bulan Ramadhan yang kita perbuat? Lalu segeralah bertaubat. Hanya itulah obat yang tepat.

3. Terhalangnya rezeki

Dampak dosa dan maksiat di bulan Ramadhan jelas akan menghalangi seseorang dari rezekinya, entah itu rezeki berupa kebahagiaan dalam rumah tangga, rezeki berupa keturunan shaleh, rezeki berupa kesehatan, rezeki berupa tetangga dan rekan-rekan yang baik, dan lain sebagainya. Sungguh amat merugi! “Sesungguhnya seorang manusia kerap terhalang dari rezeki disebabkan dosa yang dilakukannya.” (HR. Ibnu Majah)

4. Kerusakan di daratan dan lautan

Berbagai kerusakan di darat dan laut akan terlihat disebabkan oleh banyaknya pelaku kemaksiat di bulan Ramadhanan di sebuah negeri. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)

Hal ini merupakan teguran dari Allah agar kita bertaubat dari segala dosa dan maksiat di bulan Ramadhan yang diperbuat, serta kembali ke JalanNya. Namun apabila teguran ini tidak diindahkan, maka sesungguhnya azab Allah amatlah pedih.

5. Azab berupa berbagai bencana

Bencana alam berupa kekeringan, kebakaran hutan, banjir, badai, wabah penyakit, semuanya bisa jadi azab yang diakibatkan oleh perbuatan maksiat di bulan Ramadhan yang dilakukan secara masif di sebuah negeri.

Meskipun masih ada orang-orang beriman dalam negeri tersebut, namun Allah bisa jadi tetap menurunkan siksanya.

“Jika tampak jelas berbagai macam kemaksiat di bulan Ramadhanan pada umatku, maka Allah akan menyamaratakan azab di sisi-Nya kepada mereka semua.” Kemudian aku (Ummu Salamah) berkata, ‘Bukankah ada orang-orang shaleh di antara mereka?’ Beliau menjelaskan, “Mereka juga ditimpa bencana saat itu seperti halnya yang lain, tetapi mereka akan mendapatkan ampunan dan keridho’an dari Allah.” (HR. Ahmad)

6. Tentang azab maksiat di bulan Ramadhan orang Kafir

Dalam sebuah dialog antara Nabi dan sahabat, Rasul bersabda: Adakah engkau ketahui, kepada siapa diturunkan ayat ini?Thaha ayat 124 (Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit)

Para sahabat pun menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi Bersabda: azab maksiat di bulan Ramadhan bagi orang kafir di dalam kuburnya itu berupa siksa sembilan puluh sembilan tinnin. Tahukakah kamu apa itu tinnin? Yaitu sembilan puluh sembilan ular. Sedang tiap-tiap ular itu mempunyai tujuh kepala yang mencakar, menjilat (menggigit) dan meniup hingga bengkak pada tubuh orang kafir. Azab maksiat di bulan Ramadhan itu berlangsung hingga kiamat (Al-Hadist).

7. Azab di alam kubur

Imam Al-Ghazali menyebutkan, bahwa azab maksiat di bulan Ramadhan itu merupakan jelmaan dari sifat-sifat yang tercela, dari sombong, riya, dengki, tipu, busuk hati dan sifat-sifat lainnya, yang berbilang-bilang dan bercabang-cabang. Sehingga akhirnya menjelma di alam kubur berupa kalajengking dan ular.

8. Tentang azab maksiat di bulan Ramadhan bagi orang kikir tak mau mengeluarkan zakat

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran tentang larangan kikir dalam mengeluarkan zakat . “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil (kikir) dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran: 180).

9. Kesusahan di hari kiamat

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang dalam tafsir ayat ini: Yakni, janganlah sekali-kali orang yang bakhil menyangka, bahwa dia mengumpulkan harta itu akan bermanfaat baginya. Bahkan hal itu akan membahayakannya dalam (urusan) agamanya, dan kemungkinan juga dalam (urusan) dunianya. Kemudian Allah memberitakan tentang tempat kembali hartanya pada hari kiamat, Dia berfirman,”Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di leher mereka, kelak pada hari kiamat.” [Tafsir Ibnu Katsir, surat Ali Imran ayat 180]

Abu Hurairah r.a berkata: Nabi Sawa bersabda : “Siapa yang diberi Oleh Allah kekayaan harta kemudian tidak mengeluarkan zakatnya, akan dibentuk baginya harta itu berupa ular botak kepalanya, bersungut dua, lalu dikalungkan di lehernya pada hari kiamat, lalu menggigit kanan kiri pipi sambil berkata : “Aku hartamu, aku timbunan kekayaanmu.” (HR. Bukhari)

10. Azab di dunia

  • Dihapus tanda orang salih dari mukanya
  • Tiap amal yang dikerjakan tidak diberi pahala oleh Allah
  • Doanya tidak dinaikkan ke langit
  • Tidak dapat bagian dari doa orang-orang salihin

11. Adapun hukuman yang terkena ketika mati :

  • Matinya hina
  • Matinya kelaparan
  • Matinya haus, dan andaikan diberi air samudera dunia tidak akan puas dan tetap haus.

12. Adapun hukuman ketika di alam kubur :

  • Disempitkan kuburnya hingga hancur tulang-tulang rusuknya
  • Dinyalakan api dalam kubur, maka ia bergelimpangan dalam api, siang dan malam.
  • Didatangkan padanya ular bernama syuja yang buta matanya dari api dan kukunya dari besi tiap kuku panjangnya perjalanan sehari, ia berkata pada di mayat: “Aku syuja al aqra sedang suaranya bagaikan petir yang menyambar, ia berkata: “Allah telah menyuruhku memukul kamu karena meninggalkan salat subuh hingga terbit matahari, dan memukulmu karena meninggalkan salat zuhur hingga asar, dan memukulmu karena meninggalkan salat magrib hingga isya dan memukulmu karena meninggalkan salat Isya hingga subuh, dan tiap ia memukul satu kali terbenamlah orang itu ke dalam tanha tujuh puluh hasta, maka ia selalu tersiksa dalam kubur hingga hari kiamat.

13. Adapun hukuman yang menimpa setelah keluar dari kubur:

  • Diberatkan hisabnya
  • Allah murka padanya
  • Masuk dalam neraka

Diriwayatkan: Bahwa dalam jahanam ada lembah bernama Lamlam yang berisi ular-ular, tiap-tiap ular setebal leher onta, panjangnya sejauh perjalanan sebulan, menggigit orang yang meninggalkan salat, maka mendidihnya bisa racunnya dalam badan orang yang digigit selama tujuh puluh tahun kemudian hancur dagingnya.

Mengerikan ya.. yuk kita memperbanyak kebaikan agar jauh dari azab dan dekat dengan kebaikan di dunia dan di akherat.. Semoga kita semua meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Sampai jumpa di artikel berikutnya.. terima kasih.

The post 13 Azab Maksiat di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Menghina Tuhan Orang Kafir Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-menghina-tuhan-orang-kafir-dalam-islam Wed, 19 Sep 2018 02:15:41 +0000 https://dalamislam.com/?p=4348 Islam menjadi salah satu agama yang dianut oleh umat manusia. Selain Islam juga terdapat agama-agama lainnya seperti Kristen, Budha, Hindu dan sebagainya. Setiap agama memiliki kepercayaannya masing-masing. Namun hal ini sering kali menjadi sebuah perdebatan diantara umat manusia. Diantara mereka bahkan ada yang merasa bahwa agamanya lah yang paling benar. Tidak sedikit pula yang menghina […]

The post Hukum Menghina Tuhan Orang Kafir Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam menjadi salah satu agama yang dianut oleh umat manusia. Selain Islam juga terdapat agama-agama lainnya seperti Kristen, Budha, Hindu dan sebagainya. Setiap agama memiliki kepercayaannya masing-masing.

Namun hal ini sering kali menjadi sebuah perdebatan diantara umat manusia. Diantara mereka bahkan ada yang merasa bahwa agamanya lah yang paling benar.

Tidak sedikit pula yang menghina Tuhan agama lain. Sehingga hal ini kerap menimbulkan permusuhan diantara umat beragama.

Di dalam Islam, menghina Tuhan agama lain merupakan suatu hal yang sangat dilarang.

Karena dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Bukan hanya bagi dirinya sendiri namun juga terhadap Allah SWT. Berikut penjelasan selengkapnya.

Sejatinya Islam mengatur segala sendi kehidupan, termasuk larangan mencaci maki, mengolok-olok, menghina atau menjelekkan sesembahan penganut agama lain. Karena begitu pentingnya, Allah SWT pun mengatur hal ini. Sebagaimana firman-Nya bahwa,

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.

Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. al-An’am : 108)

Berawal dari tindakan kaum Muslim yang mencaci maki sesembahan orang kafir Quraisy. Lalu mereka pun berkata kepada Allah SWT,

“Ya Rasulullah, hentikan makianmu tehadap seserahan kami atau kami akan mencaci maki Rabb-mu.”

Maka Rasulullah SAW pun melarang umatnya untuk menghina sesembahan orang-orang kafir.

Sehingga Allah SWT pun akhirnya melarang kaum Muslimin untuk menghina sesembahan orang-orang tersebut. Oleh karena itu diturunkalah surat Al-An’am ayat 108 tersebut.

Namun dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa, Pada masa itu kaum muslim mencaci berhala-berhala orang kafir, sehingga mereka pun membalas dengan menghina Allah SWT secara berlebihan tanpa sedikit bekal pengetahuan di dalam diri mereka.

Saat menafsirkan surah al-An’am ayat 108 ini, Imam Ibnu Katsir pun menjelaskan dalam Tafsir Al-Qur’an al-‘Ahzim, bahwa Allah SWT melarang Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman untuk mencaci maki sesembahan-sesembahan kaum musyrik, sekalipun cacian itu mengandung kemaslahatan.

Pasalnya caci maki terhadap sesembahan orang kafir dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar dari kemaslahatan itu sendiri. Sebab Hinaan dan cacian sebagian umat Muslim terhadap sesembahan orang-orang kafir dapat menjadi pemicu bagi orang kafir untuk menghina Allah SWT.

Padahal Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Suci dan Maha Mulia. (Tafsiir Ibnu Katsiir Juz 7, Hal. 268, tahqiq :Syaikh Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh)

Islam melarang umatnya untuk menghina sesembahan agama lain. Islam juga melarang untuk memaksa orang lain memeluk agama Islam.

Sebab kewajiban manusia sebagai seorang hamba adalah menyampaikan atau mengajak manusia lainnya ke jalan yang benar, tanpa paksaan melainkan dengan kerelaan.

Karena paksaan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik dan menghilangkan sifat ikhlas.

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al-Kaafiruun : 6)

Demikianlah ulasan mengenai Hukum Menghina Tuhan Orang Kafir Dalam Islam. Selain untuk menjaga kemuliaan Allah SWT, pelarangan ini juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang besar antar umat beragama.

The post Hukum Menghina Tuhan Orang Kafir Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Alasan Wanita Banyak Masuk Neraka dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/alasan-wanita-banyak-masuk-neraka Mon, 13 Aug 2018 06:55:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=4048 Wanita adalah mahluk yang dimuliakan Allah SWT. Bahkan terdapat sebuah nama surat dalam Al-Qur’an yang berarti wanita untuk menunjukkan bahwa wanita adalah ciptaan Allah yang ditinggikan derajatnya. Namun sayang, ternyata ketika Rasulullah melakukan isra’ mi’raj, ia justru melihat bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah wanita. Mengapa? Berikut adalah 13 alasan wanita banyak masuk neraka: […]

The post 13 Alasan Wanita Banyak Masuk Neraka dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Wanita adalah mahluk yang dimuliakan Allah SWT. Bahkan terdapat sebuah nama surat dalam Al-Qur’an yang berarti wanita untuk menunjukkan bahwa wanita adalah ciptaan Allah yang ditinggikan derajatnya.

Namun sayang, ternyata ketika Rasulullah melakukan isra’ mi’raj, ia justru melihat bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah wanita. Mengapa? Berikut adalah 13 alasan wanita banyak masuk neraka:

1. Melupakan kebaikan suami

Rasulullah bersabda, “ … dan aku melihat Neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) nescaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari).

Baca juga:

2. Ghibah

Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12).

3. Meminta cerai tanpa alasan

Rasulullah bersabda, “Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’ie) maka haram baginya mencium wangi Syurga.” (Hadis Riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi ).

4. Keluar rumah tanpa ijin suami

Rasulullah bersabda, ”Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya sekalipun semasa berada di atas punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak diterima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah akan melaknatnya dan para malaikat memarahinya kembali , sekalipun suaminya itu adalah orang yang alim.” (Hadist riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah Umar)

Baca juga:

5. Tidak peduli pada suami

Dari Husain bin Muhshain dari bibinya berkata: “Saya datang menemui Rasulullah SAW. Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” Saya menjawab: “Ya”. Rasulullah SAW bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan terhadapnya?” Saya menjawab: “Saya tidak begitu mempedulikannya, kecuali untuk hal-hal yang memang saya membutuhkannya” . Rasulullah SAW bersabda kembali: “Bagaimana kamu dapat berbuat seperti itu, sementara suami kamu itu adalah yang menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadis Hasan).

6. Menyakiti hati suami

Rasullullah SAW bersabda: “Tidaklah istri menyakiti suami di dunia kecuali ia bicara pada suami dengan mata yang berbinar, janganlah sakiti dia (suami), agar Allah tidak memusuhimu, jika suamimu terluka maka dia akan segera memisahkanmu kepada Kami (Allah dan Rasul)”. (HR. Tirmidzi dari Muadz bin Jabal)

7. Suka membongkar rahasia

Rasulullah bersabda:

…ثُمَّ عُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ فَلَمَّا وَجَدْتُ سَفْعَهَا تَأَخَّرْتُ عَنْهَا وَأَكْثَرُ مَنْ رَأَيْتُ فِيهَا النِّسَاءُ اللَّاتِي إِنْ اؤْتُمِنَّ أَفْشَيْنَ

Lalu diperlihatkan neraka kepadaku, begitu saya mendapatkan panasnya, saya mundur darinya. Yang paling banyak saya lihat disana adalah para wanita, karena jika diberi amanat mereka menyebarkannya.... (H.R Ahmad).

8. Membuka aurat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada dua golongan dari penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya; wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka berlenggak lenggok dan bergoyang, rambut kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan melihat surga atau mendapatkan baunya.” (H.R Ahmad).

Baca juga:

9. Memakai minyak wangi di luar rumah

Imam Az-Zahabi rahimahu ‘Llah menyatakan di dalam kitab Al Kabair : “Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah memakai minyak wangi dengan yang seumpanya jika mereka keluar rumah.”

10. Tidak shalat

Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu”. (HR. Ath Tabrani).

11. Pelit

Allah berfirman, “Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira kikir itu baik bagi mereka, padahal kikir itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan di lehernya pada hari kiamat. Milik Allah-lah warisan apa yang ada di langit dan dibumi. Allah Maha teliti terhadap apa  yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran [3]: 180)

12. Menyakiti tetangga

Suatu hari, seperti biasa Rasulullah saw dan para sahabat berkumpul di masjid. Di depan masjid itu ada sebuah rumah, di rumah itu tinggal seorang wanita yang dikenal sebagai ahli ibadah di lingkungan tempat tinggalnya, sebut saja `si fulanah`.

Ketika si fulanah keluar rumah hendak melaksanakan shalat berjama`ah di masjid, para sahabat memuji-mujinya dan ada yang berkata, `tentulah si fulanah itu ahli syurga, karena dia selalu puasa di siang hari dan shalat di waktu malam. Kemudian Rasulullah saw beredar dari tempat duduknya dan menjawab, `La! Hiya fin naar.. Hiya fin naar.. Tidak! Dia ahli neraka.. Dia ahli neraka..`

Baca juga:

Para sahabat bertanya-tanya, `kenapa?`. Lalu Rasulullah menjawab ; “Sebab mulutnya selalu menyakiti orang lain. Dia suka mengganggu tetangganya dengan ucapannya. Seluruh amal ibadahnya hancur, karena dia punya akhlak yang buruk. Dia menjadi ahli neraka karena ibadahnya tidak mampu menjadi motivasi baginya untuk berakhlak yang baik. “ Barangsiapa beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia 

13. Terlalu mengejar dunia

Rasulullah s.a.w bersabda : “Sesungguhnya penduduk Syurga yang paling sedikit adalah wanita.” (Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad)

Imam Qurthubi (rahimahu ‘Llah) menjelaskan maksud hadis di atas dengan pernyataannya :

“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat kerana kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum lelaki dari akhirat disebabkan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tazkirah halaman 369)

Itulah 13 penyebab seorang wanita masuk neraka. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

The post 13 Alasan Wanita Banyak Masuk Neraka dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Hukuman Orang Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/hukuman-orang-tidak-berpuasa-di-bulan-ramadhan Sun, 27 May 2018 01:00:43 +0000 https://dalamislam.com/?p=3561 Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu melaksanakannya. Hal ini telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q. S. Al Baqarah: […]

The post 13 Hukuman Orang Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu melaksanakannya. Hal ini telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q. S. Al Baqarah: 183)

Perintah di atas telah jelas bahwa setiap yang beriman dan mampu diwajibkan untuk berpuasa. Namun bagaimana jika sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan? Inilah beberapa hukuman bagi orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan:

1. Sengaja makan dan minum

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda :

إِذَا نَسِىَ فَأَكَلَ وَشَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ

Artinya: “Apabila seseorang makan dan minum dalam keadaan lupa, hendaklah dia tetap menyempurnakan puasanya karena Allah telah memberi dia makan dan minum.”

Jika seseorang tidak sengaja makan dan minum maka tidak apa-apa dan puasanya tidak batal. Tapi jika seseorang membatalkan puasanya dengan sengaja makan dan minum maka ia wajib mengqodo’nya.

2. Muntah dengan sengaja

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ ذَرَعَهُ قَىْءٌ وَهُوَ صَائِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَإِنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقْضِ

“Barangsiapa yang dipaksa muntah sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qodho’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qodho’.”

Baca juga:

3. Keluar darah haid dan nifas

Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ » . قُلْنَ بَلَى . قَالَ « فَذَلِكَ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا »

“Bukankah kalau wanita tersebut haidh, dia tidak shalat dan juga tidak menunaikan puasa?” Para wanita menjawab, “Betul.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itulah kekurangan agama wanita.”

Jika wanita haidh dan nifas tidak berpuasa, ia harus mengqodho’ puasanya di hari lainnya. Berdasarkan perkataan ‘Aisyah, “Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.”

Keluarnya darah haid dan nifas adalah ketidaksengajaan dan Allah meringankan wanita yang tidak puasa dengan mengqodho’nya.

4. Mengeluarkan mani dengan sengaja

Keluarnya mani dengan sengaja adalah dengan cara mengeluarkan mani dengan tangan, dengan cara menggesek-gesek kemaluannya pada perut atau paha, dengan cara disentuh atau dicium. Hal ini menyebabkan puasanya batal dan wajib mengqodho’, tanpa menunaikan kafaroh.

5. Jima’ di siang hari

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ . قَالَ « مَا لَكَ » . قَالَ وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِى وَأَنَا صَائِمٌ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا » . قَالَ لاَ . قَالَ « فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ » . قَالَ لاَ . فَقَالَ « فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا » . قَالَ لاَ . قَالَ فَمَكَثَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – ، فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِىَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ – وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ – قَالَ « أَيْنَ السَّائِلُ » . فَقَالَ أَنَا . قَالَ « خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ » . فَقَالَ الرَّجُلُ أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَوَاللَّهِ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا – يُرِيدُ الْحَرَّتَيْنِ – أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى ، فَضَحِكَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ « أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ »

“Suatu hari kami duduk-duduk di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian datanglah seorang pria menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu pria tersebut mengatakan, “Wahai Rasulullah, celaka aku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Pria tadi lantas menjawab, “Aku telah menyetubuhi istri, padahal aku sedang puasa.”

 Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang budak yang dapat engkau merdekakan?” Pria tadi menjawab, “Tidak”.

Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Pria tadi menjawab, “Tidak”. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau dapat memberi makan kepada 60 orang miskin?” Pria tadi juga menjawab, “Tidak”. Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas diam. Tatkala kami dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu wadah kurma kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,“Di mana orang yang bertanya tadi?” Pria tersebut lantas menjawab, “Ya, aku.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

“Ambillah dan bersedakahlah dengannya.” Kemudian pria tadi mengatakan, “Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat kota Madinah dari keluargaku. ”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu tertawa sampai terlihat gigi taringnya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Berilah makanan tersebut pada keluargamu.”

Kafaroh yang harus dikeluarkan jika seseorang sengaja jima’di siang hari adalah dengan urutan sebagai berikut.

  1. Membebaskan seorang budak mukmin yang bebas dari cacat.
  2. Jika tidak mampu, berpuasa dua bulan berturut-turut.
  3. Jika tidak mampu, memberi makan kepada 60 orang miskin. Setiap orang miskin mendapatkan satu mud  makanan

Namun perlu diingat, bahwa kafarah ini hanya berlaku untuk laki-laki saja, sedangkan sang wanita hanya perlu mengqodho.

Baca juga:

6. Hamil dan Menyusui

Allah SWT berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa yang menyaksikan hilal, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.

Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya mengqodho’ puasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلاَةِ وَعَنِ الْمُسَافِرِ وَالْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ

Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla meringankan setengah shalat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui.

Maka, bagi wanita yang sengaja tidak berpuasa karena hamil dan menyusui sehingga takut mempengaruhi kesehatan si anak tidak mengapa, tapi wajib untuk mengqodho’nya. dan tidak diperkenankan membayar fidyah terlebih dahulu karena masih sanggup untuk berpuasa di kemudian hari. Fidyah hanya diperuntukkan bagi mereka yang tidak mampu lagi berpuasa selama-lamanya.

7. Sakit parah

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

“Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (QS. Al Hajj: 78)

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Hukuman bagi orang yang tidak berpuasa karena sakit adalah mengqodho’nya. Namun jika sakitnya sangat parah, seperti kanker yang tidak memungkinkannya berpuasa, maka ia diwajibkan membayar fidyah.

8. Musafir

وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185)

Jabir bin ‘Abdillah. Jabir mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى سَفَرٍ ، فَرَأَى زِحَامًا ، وَرَجُلاً قَدْ ظُلِّلَ عَلَيْهِ ، فَقَالَ « مَا هَذَا » . فَقَالُوا صَائِمٌ . فَقَالَ « لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصَّوْمُ فِى السَّفَرِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar melihat orang yang berdesak-desakan. Lalu ada seseorang yang diberi naungan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Siapa ini?” Orang-orang pun mengatakan, “Ini adalah orang yang sedang berpuasa.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah suatu yang baik jika seseorang berpuasa ketika dia bersafar” (HR. Bukhari no. 1946 dan Muslim no. 1115)

Baca juga:

9. Orang tua yang renta

Seorang tua yang renta tidak diwajibkan untuk berpuasa, namun ia diwajibkan untuk membayar fidyah. Ibnu Qudamah mengatakan, “Orang sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya, maka dia boleh tidak berpuasa dan diganti dengan memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan. Karena orang seperti ini disamakan dengan orang yang sudah tua.”

10. Tidak berniat sejak awal

Telah bercerita kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ali bin Muhamad, dimana keduanya berkata bahwa telah bercerita kepada kami Waki’ dari Sufyan dari Habib bin Abi Tsabit dari Ibnu al-Muthawwas dari ayahnya, yaitu al-Muthawwas dari Abu Hurairah ra. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

« مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ رُخْصَةٍ لَمْ يُجْزِهِ صِيَامُ الدَّهْرِ »

“Siapa saja yang berbuka (tidak berpuasa) sehari saja di bulan Ramadhan tanpa ada rukhshah (keringanan atau alasan yang dibolehkannya tidak berpuasa), maka itu tidak cukup diganti dengan puasa satu tahun.” (HR. Ibnu Majah).

11. Gila atau hilang akal

Orang yang gila atau hilang akal saat berpuasa maka puasanya batal. Jika ia tidak kembali waras maka puasa tidak lagi diwajibkan untuknya, namun jika ia kembali waras maka ia harus mengqodho’puasanya.

12. Masuknya benda ke dalam tubuh

Masuknya suatu benda ke dalam tubuh, misalnya alat kedokteran yang digunakan untuk pengobatan seperti endoskopi akan membatalkan puasa orang tersebut. Hukuman bagi mereka yang melakukan pengobatan seperti ini adlaah mengqodho’puasanya di kemudian hari.

13. Murtad

Murtad adalah melakukan sesuatu hal yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam dengan (semisal) mengingkari keberadaan Allah SWT sebagai dzat tunggal, misalnya pergi ke dukun, disaat ia sedang melaksanakan ibadah puasa, maka puasanya batal dan tidak diwajibkan untuk berpuasa.

Demikian penjelasan terkait apa saja hukuman orang tidak berpuasa di bulan ramadhan dan dalilnya. Semoga bermanfaat.

The post 13 Hukuman Orang Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Balasan Bagi Pendusta Dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/balasan-bagi-pendusta-dalam-islam Wed, 25 Apr 2018 03:24:45 +0000 https://dalamislam.com/?p=3300 Berbohong adalah salah satu dosa yang seharusnya di hindari. Apapun alasannya, berbohong tidaklah dianjurkan apalagi dalam agama Islam seperti bahaya berbohong dan hukumnya. Tidak ada pembenaran tentang kebohongan kecuali memang murni untuk menutupi dan merupakan sebuah keharusan dalam kebaikan. Seperti firman Allah SWT : قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ […]

The post 13 Balasan Bagi Pendusta Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Berbohong adalah salah satu dosa yang seharusnya di hindari. Apapun alasannya, berbohong tidaklah dianjurkan apalagi dalam agama Islam seperti bahaya berbohong dan hukumnya.

Tidak ada pembenaran tentang kebohongan kecuali memang murni untuk menutupi dan merupakan sebuah keharusan dalam kebaikan. Seperti firman Allah SWT :

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. [Al A’raf : 33]

1. Azab dan Siksaan Neraka

Jelas bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat nantinya. Inilah mengapa Nabi Muhammad SAW sangat menghimbau para hamba nya untuk selalu berbuat kebaikan termasuk berkata jujur seperti bahaya dusta dalam islam. Azab yang diberikan pada para pembohong nantinya di neraka tidaklah nikmat. Sabda Nabi Muhammad SAW :

فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوِبٍ مِنْ حَدِيْدٍ، وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمِنْخَرَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ. (قَالَ : وَرُبَّمَا قَالَ أبو رَجَاء: فَيَشُقُّ). قَالَ: ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بالجَانِبِ الأَوَّلِ، فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُوْدُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلَ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الأُوْلَى. قَالَ: قُلْتُ لَهُمَا : سُبْحَانَ الله، مَا هَذَانِ؟ قَالَ: قَالاَ لِي : اِنْطَلِقْ اِنْطَلِقْ.

“Kemudian kami berangkat lagi mendatangi orang yang terlentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba ia datangi sebelah wajah orang yang terlentang itu, lalu ia robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai dari matanya hingga tengkuknya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian bersabda: “Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah lainnya dari orang yang terlentang tersebut dan melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi wajah yang satunya. Belum selesai ia berbuat terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah pertama sudah sehat kembali seperti sedia kala. Maka ia mengulangi perbuatannya, ia lakukan seperti yang dilakukannya pada kali pertama.”

2. Hilangnya Ketenangan Batin

Para pembohong akan selalu dihantui perasaan bersalah dan akan menyebabkan hidup mereka kehilangan cahaya ketenangan dantentunya akan menyebabkan kesuraman. Karena kebohongan akan terus menjadi bayang-bayang jahat yang selalu mengingatkan mereka akan hal salah yang dilakukan dan merugikan orang lain.

3. Tidak Dipercayai

Tidak hanya siksaan di akhirat, di dunia juga penuh akan siksaan bagi para pembohong dan salah satunya adalah tidak lagi mendapatkan kepercayaan khalayak umum. Siapa sih yang ingin mempercayai pembohong? Jawabannya tentu tidak akan ada yang akan mepercayai mereka lagi seperti akibat tidak amanah dalam islam.

4. Menjadi Tidak Beruntung

Semua hal yang didatangkan oleh kebohongan hanyalah hal-hal yang buruk, ini dipertegas dengan firman Allah SWT :

وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (QS. Al-Nahl: 116).

Dengan melakukan tindakan berbehong maka sesungguhnya anda hanya menjauhkan rahmat Allah dan menjadi kian tak beruntung.

5. Tidak Diberikan Petunjuk

Kita hidup didunia dengan kasih sayang dan petunjuk dari-NYA. Tapi bagi para pembohong, semua kemuliaan akan di tutup oleh Allah SWT. Lihatlah firman Allah berikut ini :

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلَامِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Shaaf: 7)

6. Sulit Mendapatkan Pekerjaan

Ya, orang pembohong akan selalu berbohong demi kepentingan pribadinya. Dan ini akan terkuak lama-kelamaan dan menjadikan orang-orang kian enggan meberikannya tanggung jawab besar seperti sebuah pekerjaan. Dimana ini akan sangat menyulitkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan dan nafkah yang layak.

7. Dijauhi Masyarakat

Jika sekali anda ketahuan berbohong, maka orang orang akan kian waspada dan was-was dengan perkataan ANda. Mereka menjadi sanksi dengan kebenaran yang anda sampaikan. Walaupun itu memang sebuah kebenaran yang nyata. Menjadi sebuah penolakan dan masyarakat akan kian menjauhi anda ini akan menyulitkan anda untuk melakukan hal apapun dalam lingkungan sosial.

8. Menimbulkan Dusta Yang Lain

Sebuah kebohongan baik itu hanya kebohongan kecil akan selalu berpotensi dan akan menyebabkan kebohongan yang lainnya terlahir. Inilah mengapa orang-orang amat disarankan untuk jangan sesekali menyampaikan hal yang bersifat dusta dan memicu kebohongan yang beruntun.

9. Penumpukan Dosa

Dosa yang diakibatkan oleh berbohong tidaklah ringan. Dan jika terbiasa berbehong maka dosa-dosa akan kebohongan tersebut akan selalu ada dan menumpuk seperti macam-macam dosa jariyah.

10. Menyesatkan Orang lain

Tentunya perbutan berbohong adalah salah satu perbuatan yang dibencioleh Allah. Karena dengan berbohong, anda telah berusaha menyesatkan orang lain dan mebuat mereka terlibat masalah yang seharusnya tidak mereka miliki.

11. Sulit Dimaafkan

Dosa besar mungkin bisa dimaafkan dan diampuni oleh Allah jika bertobat dengan sungguh-sungguh. Namun jika dosa tersebut adalah dosa diantara sesama umat, maka umatnyalah yang harus menyelesaikannya. Maka berbohong akan menyulitkan anda mendapatkan kata maaf.

12. Penutupan Pintu Hidayah

Siapa yang tidak menginginkan hidayah dari allah? Namun pintu hidayah akan kian tertutup bagi para pembohong loh. Jadi, jangan sekali kali berbohong.

13. Mencerminkan Identitas Kafir

Berb0hong sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam kitab suci al qur’an adalah cerminan dari sifat orang yang kafir.

Demikian penjelasan terkait apa saja balasan bagi pendusta dalam islam dan segala dalil yang menguatkannya.

The post 13 Balasan Bagi Pendusta Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Azab Tidak Menutup Aurat Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/azab-tidak-menutup-aurat-dalam-islam Wed, 04 Apr 2018 03:50:28 +0000 https://dalamislam.com/?p=3190 Islam adalah agama yang sempurna yang mempunyai aturan untuk setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam berpakaian. Sebagaimana firman Allah SWT: يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ Artinya: “ Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu […]

The post Azab Tidak Menutup Aurat Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam adalah agama yang sempurna yang mempunyai aturan untuk setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam berpakaian. Sebagaimana firman Allah SWT:

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Artinya: “ Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S.Al- A’Raaf:26)

Dari ayat di atas telah dijelaskan bahwa pakaian digunakan untuk menutup aurat. Perintah untuk menutup aurat ini berlaku bagi laki-laki maupun perempuan. Namun, saat ini perempuan justru semakin banyak yang membuka aurat atau tidak menutupnya dengan sempurna dan menjadi dosa wanita yang paling dibenci Allah. Padahal Allah telah menjelaskannya berkali-kali dalam Al Quran tentang cara berpakaian wanita muslimah dan kewajiban wanita dalam Islam.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al Ahdzaab: 59)

Baca juga:

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,

atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (Q.S. An Nur: 31)

Rasulullah juga telah memberitahukan kita tentang batasan aurat wanita dalam pandangan Islam yang diperbolehkan untuk dilihat. Dalam sebuah riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah SAW dengan pakaian yang tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:

“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan.” (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

Baca juga:

Rasul pernah bercerita kepada Ali r.a. : wahai Ali pada malam mi’raj ketika aku pergi ke langit ,aku melihat wanita wanita umatku dalam azab dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena itu, sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku menangis.

Kemudian beliau bersabda: Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih. Rasulullah saw bersabda: Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. 

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah sendiri telah diperlihatkan betapa pedihnya hukuman wanita tidak berjilbab di akhirat akibat banyak mengumbar aurat di dunia atau ciri-ciri wanita penghuni neraka.

Mulai dari wanita menangis sambil meminta pertolongan tetapi tiada yang sanggup membantu karena berhias bukan untuk suaminya, wanita tergantung pada rambutnya dan otaknya menggelegak dalam periuk akibat tidak menutup auratnya (rambut), wanita yang mukanya hitam dan memamah isi perutnya sendiri akibat mengoda dan mengairahkan lelaki, hingga Wanita dibelenggu dengan api neraka, mulutnya terbuka luas, keluar api dari perutnya akibat menjadi penyanyi dan tidak sempat bertaubat.

Sungguh Allah telah memberikan peringatan akan siksa neraka bagi wanita yang membuka aurat. Mungkin bagi sebgaian orang, membuka aurat bukanlah hal yang penting, tapi sebenarnya membuka aurat juga membuka jalan zina dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: pertama:  Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); kedua: Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan boleh masuk syurga, serta tidak dapat akan mencium bau syurga, padahal bau syurga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim)

Baca juga:

Telah diperingatikan pula bahwa ibadah mereka yang menyepelakan tentang aurat tidak akan diterima. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab).” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)

وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَلِقَآءِ ٱلْءَاخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ ۚ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: “ Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al A’raaf: 147)

Demikianlah balasan yang akan diterima oleh wanita yang suka mengumbar aurat. Bukan hanya ketika ia berjalan ke luar rumah, tapi juga ketika ia memposting foto-fotonya yang memperlihatkan auratnya. Sungguh dosanya akan terus mengalir setiap orang melihat foto tersebut walaupun ia sudah meninggal.

Jika sebagian wanita berkelit dengan mengatakan bahwa ingin memperbaiki hati sebelum berjilbab, maka pikirkanlah kembali baik-baik azab yang akan diterima. Sungguh akhlak dan keimanan akan ikut dengan sendirinya jika Anda telah berjilbab. Jadilah wanita yang dirindukan surga dan wanita cantik menurut Islam dengan menjaga auratmu.

The post Azab Tidak Menutup Aurat Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Akibat Pertengkaran Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/akibat-pertengkaran-dalam-islam Wed, 04 Apr 2018 03:47:13 +0000 https://dalamislam.com/?p=3191 Islam mengajarkan untuk menjalin hubungan yang baik di masyarakat. Pergaulan dalam Islam diatur dengan sangat baik. Namun terkadang terdapat gesekan-gesekan yang menimbulkan sifat marah dalam Islam dan pertengkaran dalam hubungan tersebut. Pertengkaran dapat terjadi pada siapa saja, baik itu dengan pasangan sendiri, tetangga, teman, atau saudara.  Sebagaimana firman Allah SWT: تِلْكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ […]

The post 13 Akibat Pertengkaran Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam mengajarkan untuk menjalin hubungan yang baik di masyarakat. Pergaulan dalam Islam diatur dengan sangat baik. Namun terkadang terdapat gesekan-gesekan yang menimbulkan sifat marah dalam Islam dan pertengkaran dalam hubungan tersebut. Pertengkaran dapat terjadi pada siapa saja, baik itu dengan pasangan sendiri, tetangga, teman, atau saudara.  Sebagaimana firman Allah SWT:

تِلْكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَٰتٍ ۚ وَءَاتَيْنَا عِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ ٱلْبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدْنَٰهُ بِرُوحِ ٱلْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلَ ٱلَّذِينَ مِنۢ بَعْدِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَٰتُ وَلَٰكِنِ ٱخْتَلَفُوا۟ فَمِنْهُم مَّنْ ءَامَنَ وَمِنْهُم مَّن كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلُوا۟ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ

Artinya: “Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Q.S. Al Baqarah: 253)

Allah telah memberitahukan bahwa perselisihan atau pertengkaran merupakan salah satu ujian untuk mengetahui mana yang beriman dan tidak beriman. Berikut adalah 13 akibat pertengkaran dalam Islam yang mungkin terjadi:

1. Timbul fitnah

Pertengkaran yang terjadi akan menimbulkan fitnah dalam Islam jika keduanya telah dibakar api kemarahan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Tinggalkanlah perbantahan, karena dengan perbantahan tidak akan di pahami hikmah dan tidak akaan aman dari fitnah.” (H.R. Ath-Thabrani).

2. Tidak mendapat ampunan

Rasulullah SAW bersabda : “Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka akan diampuni semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, kecuali dua orang laki-laki yang terdapat permusuhan antara dia dengan saudaranya. Maka dikatakan: ‘Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai.’”(H.R. Bukhari).

Padahal terdapat pengampunan dosa pada rasa sabar ketika terjadi pertengkaran.Jangan sampai pertengkaran menjadi dosa yang tak terampuni. “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641).

3. Akhlak menjadi jelek

Seseorang yang sering bertengkar dengan sesamanya sesungguhnya ialah orang yang berakhlak jelek karena lebih mengutamakan nafsunya dibanding kebaikan yang ada dalam dirinya. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada sesuatupun yang lebih berat di dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat, dari akhlak yang baik. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang berakhlak jelek, lagi al-badzii’.” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan shahih”). Akhlak dalam Islam sepatutnya dijaga dengan cara meningkatkan akhlak. Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling baik diantara kalian, adalah orang yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan shahih.”)

Baca juga:

4. Jauh dari surga

Seseorang yang suka bertengkar tentunya akan jauh dari surga karena akhlaknya yang buruk. Penghuni surga hanyalah orang yang memiliki akhlak yang baik, sebagaimana sabda Rasul: “Sesungguhnya termasuk orang yang paling saya cintai diantara kalian, dan paling dekat dengan saya tempat duduknya pada hari kiamat; adalah orang yang paling baik akhlaknya.

Dan sesungguhnya termasuk orang yang paling saya benci diantara kalian, dan paling jauh dengan saya tempat duduknya pada hari kiamat; adalah tsartsaarun (orang yang banyak bicara dengan berlebih-lebihan dan keluar dari kebenaran), mutasyaddiqun (orang yang banyak bicara dengan tidak hati-hati), dan mutafaihiqun.”

Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui makna tsartsaarun dan mutasyaddiqun. Apakah makna darimutafaihiqun?”

Rasulullah bersabda, “(Mereka adalah) orang-orang yang sombong (yaitu orang yang banyak bicara untuk menunjukkan kefasihan dan keutamaannya -pent).” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan.”)

5. Mendatangkan musibah

Pertengkaran yang berkepanjangan hanya akan mendatangkan musibah. Jadikanlah sabar sebagai cara mengatasi pertengkaran dan cara menghadapi musibah dalam Islam.

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ

Artinya: ” Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Q.S. Asy Syuura: 30)

6. Putusnya tali silaturahmi

Pertengkaran yang terjadi dapat memutuskan tali silaturahmi jika kedua pihak saling kukuh dengan pendapatnya masing-masing dan tidak mau mengalah. Padahal hukum memutuskan tali silaturahmi adalah dilarang. Sebagaimana sabda Rasul:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR.Bukhari)

7. Menjadi orang yang sesat

Rasululla SAW bersabda: “Suatu kaum yang sudah diberi hidayah oleh Allah tidak akan sesat, kecuali bila mereka suka bertengkjar (HR Tirmizi).” 

8. Seolah makan bara api

Abu Hurairah RA, beliau berkata: “Ada seorang laki-laki yang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan laki-laki itu berkata: Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, aku mempunyai keluarga dan ketika aku berbuat baik kepada mereka, mereka berbuat jelek terhadapku.

Mereka acuh terhadapku, padahal aku telah bermurah hati kepada mereka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Jika demikian, maka seolah-olah kamu memberi makan mereka dengan bara api. Dan pertolongan Allah akan selalu senantiasa menyertaimu selama kamu begitu (berusaha bersilaturahmi).” (HR. Muslim)

9. Dibenci Allah

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang sangat sengit dalam bertengkar” (H.R.Bukhari,At tirmidzi dan Nasa’i)

Baca juga:

10. Menambah dosa

Seseorang yang suka bertengkar, biasanya juga mempunyai perkataan yang buruk. Sungguh bahaya lidah menurut agama Islam sangat banyak.

Ada seorang A’rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi : “Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata A’rabiy tadi : “Sejak itu saya tidak pernah lagi mencaci maki orang”. (HR. Ahmad.)

11. Jauh dari Islam

Diriwayatkan dari Ziyad bin Hudair, ia berkata, “Umar pernah berkata kepadaku, ‘Tahukah engkau perkara yang merobohkan Islam?’ ‘Tidak! Jawabku.’ Umar berkata,

‘Perkara yang merobohkan Islam adalah ketergelinciran seorang alim, debat orang munafik tentang Al-Qur’an dan ketetapan hukum imam yang sesat’.” (Shahih, HR Ad-Darimi [I/71], al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab al-Faqiih wal Mutafaqqih [I/234], Ibnul Mubarak dalam az-Zuhd [1475], Abu Nu’aim dalam al-Hilyah [IV/196]).

12. Dapat menjerumuskan pada kekufuran

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah “Perdebatan SAW tentang Al-Qur’an dapat menyeret kepada kekufuran.” (HR Abu Daud [4603], Ahmad [II/286, 424, 475, 478, 494, 503 dan 528], Ibnu Hibban [1464]). Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amru r.a., ia berkata,

“Pada suatu hari aku datang menemui Rasulullah SAW pagi-pagi buta. Beliau mendengar dua orang lelaki sedang bertengkar tentang sebuah ayat. Lalu beliau keluar menemui kami dengan rona wajah marah. Beliau berkata, ‘Sesungguhnya, perkara yang membinasakan ummat sebelum kalian adalah perselisihan mereka al-Kitab’.” (HR Muslim [2666]).

13. Menjadi orang yang dzholim

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa “Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila engkau selalu mendebat. Dan cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu berbicara dengan selain dzikir kepada Allah.” (al-Fakihi dalam Akhbar Makkah).

Demikian penjelasan terkait apa saja akibat pertengkaran dalam islam dan dalilnya.

The post 13 Akibat Pertengkaran Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Azab Menggugurkan Kandungan Dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/azab-menggugurkan-kandungan-dalam-islam Tue, 03 Apr 2018 09:35:40 +0000 https://dalamislam.com/?p=3188 Tujuan pernikahan dalam Islam adalah membangun rumah tangga dalam Islam dan keluarga sakinah mawadah warahmah. Dan salah satu kunci rumah tangga bahagia tersebut adalah kehadiran anak. Anak adalah titipan Allah SWT yang harus dijaga dan dididik dengan baik. Dan cara mendidik anak yang baik menurut Islam adalah dengan mengikuti cara Rasulullah mendidik anak perempuan dan […]

The post Azab Menggugurkan Kandungan Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tujuan pernikahan dalam Islam adalah membangun rumah tangga dalam Islam dan keluarga sakinah mawadah warahmah. Dan salah satu kunci rumah tangga bahagia tersebut adalah kehadiran anak. Anak adalah titipan Allah SWT yang harus dijaga dan dididik dengan baik. Dan cara mendidik anak yang baik menurut Islam adalah dengan mengikuti cara Rasulullah mendidik anak perempuan dan laki-lakinya. Namun apa jadinya jika anak yang dikandung justru digugurkan?

Kemaksiatan yang merajalela juga membuat peningkatan jumlah aborsi. Pergaulan dalam Islam selalu menjaga agar laki-laki dan wanita tidak bergaul lebih jauh, namun pada kenyataannya banyak manusia yang justru semakin mendekati zina. Padahal Allah telah melarang dan memperingatkan tentang zina dalam Islam berkali-kali.

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

Artinya: ” Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al Israa: 32)

ٱلزَّانِيَةُ وَٱلزَّانِى فَٱجْلِدُوا۟ كُلَّ وَٰحِدٍ مِّنْهُمَا مِا۟ئَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِى دِينِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”(Q.S. An Nur: 2)

Baca juga:

Rasulullah SAW bersabda: “Tiga (jenis manusia) yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak pula Allah menyucikan mereka dan tidak memandang kepada mereka, sedang bagi mereka siksa yang pedih, yaitu: laki-laki tua yang suka berzina, seorang raja pendusta dan orang miskin yang sombong (HR. Muslim)

Menurut sebagian imam, seseorang yang membunuh (janin) atau melakukan aborsi berkewajiban membayar kafarat yaitu dengan memerdekakan budak (perempuan) yang mukmin, jika tidak mendapatkannya, maka berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Sebab sebagian ulama menyamakan perbuatan ini dengan al-ma’udatu ash shughra atau bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup. Sebagaimana firman Allah: “Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apakah dia dibunuh.” (Q.S. At-Takwir: 8-9)

Sebagian orang membolehkan untuk melakukan aborsi dengan ketentuan sebelum 4 bulan atau sebelum ruh ditiupkan. Namun, dengan alasan apapun, aborsi atau menggugurkan kandungan tetap tidak diperbolehkan dalam Islam. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۗ وَمَن قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِۦ سُلْطَٰنًا فَلَا يُسْرِف فِّى ٱلْقَتْلِ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ مَنصُورًا

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.”(Q.S. Al Israa; 33)

Manusia adalah ciptaan Allah yang sangat dimuliakan, oleh sebab itu sungguh merupakan dosa besar dalam Islam jika menghilangkan nyawa mahluk Allah yang dimuliakan. Sebagaimana firman-Nya:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Artinya: ” Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”(Q.S. Al Israa: 70)

Membunuh merupakan salah satu dosa besar setelah syirik dalam Islam. Meskipun itu adalah nyawa mahluk kecil sekalipun, membunuh tetap tidak diperbolehkan.

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى ٱلْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

Artinya: ” Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. .”(Q.S. Al Maidah:32)

Baca juga:

Sebagian orang menggugurkan kandungan dengan alasan ekonomi. Mereka takut tidak sanggup untuk memberi makan anak mereka sehingga membunuhnya sebelum ia lahir. Naúdzubillamindzalik. Padahal rezeki tiap mahluk-Nya telah diatur oleh-Nya sehingga tidak perlu takut untuk kekurangan. Seharusnya mintalah pada Allah Yang Maha Kaya, maka ia pasti akan memberi.

وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيرًا

Artinya: ”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (Q.S. al Isra’ : 31)

إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ

Artinya: ”Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (Q.S. Adz Dzaariyaat: 58)

Tidak ada satupun ayat Al Quran maupun hadist yang memperbolehkan untuk menggugurkan janin atau aborsi. Membunuh janin yang belum lahir pun merupakan dosa yang tak terampuni. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدًا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمًا

Artinya: ”Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” ( Q.S. An Nisa’ : 93 )

Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah  segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat   untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “ ( Bukhari dan Muslim )

Demikianlah artikel mengenai azab menggugurkan kandungan dalam Islam. Semoga kita semua dijauhkan dari setiap tindakan dan perbuatan yang dzolim yang membawa kita pad akehancuran di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

The post Azab Menggugurkan Kandungan Dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>