Hukum Memutuskan Tali Silaturahmi dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebagai makhluk sosial, tentunya tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Kita harus bisa berinteraksi dengan orang lain, bersikap ramah dan menjaga silaturahmi. Dalam islam sendiri, hukum menjalin tali silaturahmi adalah wajib. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR.Bukhari)

Silaturahmi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Dengan menjaga silaturahmi hubungan antar keluarga dan bermasyarakat juga akan terjaga baik. Kita juga akan memiliki banyak teman. Ada kalanya kita berada dalam kondisi kesusahan maka orang akan datang membantu kita.

Lalu bagaimana jika kita memutuskan silaturahmi dengan alasan tertentu? Entah itu disebabkan jarak, emosi, sakit hati, malu atau lainnya. Apakah hal itu diperbolehkan dalam islam? Nah, berikut ini penjeleasan hukum memutuskan tali silaturahmi menurut islam.

Baca juga:

Pandangan Islam tentang Memutuskan Tali Silaturahmi

Hukum memutuskan silaturahmi dalam islam adalah haram atau tidak diperbolehkan. Pernyataan tersebut didasarkan pada dalil-dalil ayat Al-quran dan Al-hadist.

Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa ayat 1)

“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari)

Dalil-dalil diatas menjelaskan tentang keharusan manusia untuk menyambung silaturahmi. Dalam islam menjaga hubungan kekerabatan termasuk perbuatan seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Ta’ala. Apabila kita mengingkari hal tersebut tentu saja kita akan berdosa.

Baca juga:

Bahaya Memutuskan Silaturahmi

Tak sedikit orang yang memutuskan silaturahmi hanya karena masalah pribadi. Misalnya sakit hati, sibuk, berjauhan tempat tinggal dan sebagainya. Sebenarnya hal tersebut tidak boleh kita lakukan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bahkan pernah bersabda bahwa tidak halal bagi umat muslmim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam. Jika memang kita merasa bersalah maka sudah seharusnya kita meminta maaf. Namun apabila kesalahan terletak pada pihak lain, tak ada salahnya kita menyapa terlebih dahulu. Perbuatan tersebut tidaklah hina di mata Allah Ta’ala. Justru kita mendapatkan pahala karena telah berbesar hati untuk memaafkan dan mengucapkan salam terlebih dahulu.

Dari Abi Ayub al-Anshariy berkat, bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Muslim).

Berikut ini beberapa bahaya memutuskan silaturahmi dalam Islam:

  1. Dilaknat oleh Allah Ta’ala

Maka apa kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan silaturahmi, Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah dan ditulikan telinga mereka dan dibutakan mata mereka.” (QS. Muhammad: 22-23)

Baca juga :

  1. Seolah-olah memakan bara api

Semisal ada orang yang berbuat salah terhadap kita. Orang tersebut sudah berusaha meminta maaf, namun kita tidak menerimanya dan terus menyimpan dendam. Bahkan kita memutuskan silaturahmi. Maka perbuatan kita ini dibenci Allah Ta’ala. Dalam hadist shahih dijelaskan bahwa seseorang yang selalu menolak silaturahmi dari kerabatnya, maka ia bagaikan memakan bara api yang panas.

Abu Hurairah RA, beliau berkata: “Ada seorang laki-laki yang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan laki-laki itu berkata: Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, aku mempunyai keluarga dan ketika aku berbuat baik kepada mereka, mereka berbuat jelek terhadapku. Mereka acuh terhadapku, padahal aku telah bermurah hati kepada mereka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Jika demikian, maka seolah-olah kamu memberi makan mereka dengan bara api. Dan pertolongan Allah akan selalu senantiasa menyertaimu selama kamu begitu (berusaha bersilaturahmi).” (HR. Muslim)

Baca juga:

  1. Dibenci oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Diriwayatkan oleh Abdullah bin  Auf, beliau berkata:  “Pada suatu sore pada hari Arafah, saat kami (para sahabat) duduk mengelilingi Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, tiba-tiba Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila di dalam majlis ini ada yang memutuskan tali silaturahmi, maka berdirilah, jangan duduk bersama kami.”

Baca juga:

  1. Tidak terkabulnya Doa

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,” Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian”.” (HR. Ahmad)

  1. Mendapatkan siksa dunia dan akhirat

“Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi” (HR Tirmidzi

6. Dijauhkan dari surga

Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Memutus kebaikan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya (kata) rahmi diambil dari (nama Allah) ar-Rahman. Allah berkata, “Barangsiapa menyambungmu (rahmi/kerabat), Aku akan menyambungnya; dan barangsiapa memutuskanmu, Aku akan memutuskannya.” (HR. al-Bukhari).

Baca juga:

  1. Tidak akan memperoleh rahmat dari Allah Ta’ala

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (HR Muslim)

Keutamaan Menjaga Silaturahmi

Setelah mengetahui bahaya dan hukum memutuskan tali silaturahmi dalam islam, tentu kita bisa lebih berhati-hati saat ini. Sekarang kita tahu bahwa menjaga silaturahmi antar kerabat, sana keluarga atau teman itu sangatlah penting. Tidak hanya untuk menjaga hubungan sosial tapi juga menjadikan tanda bahwa kita adalah orang-orang yang beriman.

Nah, berikut ini beberapa keutamaan menjaga silaturahmi dalam islam yang sangat luar biasa.

  1. Diluaskan rezeki dan diperpanjang umurnya

Keutamaan yang pertama dari menjaga tali silaturahmi adalah diperluaskannya rezeki. Bagaimanapun juga rezeki tidak bisa diperoleh hanya dari usaha sendiri. Kita tetap butuh Allah Ta’ala untuk memudahkan jalan kita mencari rezeki. Maka itu, salah satu cara yang bisa kita lakukan lewat menyambung hubungan kekeluargaan. Selain itu, bersilaturahmi juga dapat memperpanjang usia kita.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”  (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca juga:

  1. Bentuk perbuatan taqwa kepada Allah Ta’ala

“Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.  Dan orang-orang yang menyambung apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan,dan mereka takut kepada Tuhan-nya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. ar-Ra’du: 19-21)

  1. Amalan utama yang mendatangkan pahala

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra aku berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama, maka beliau bersabda: “Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu.” (HR Ahmad)

baca juga:

  1. Menghindari sikap sombong dan egois

Silaturahmi dapat menjauhkan kita dari sifat sombong. Seseorang yang sanggup menjaga silaturahmi walaupun kekerabatannya telah diputus maka posisinya di mata Allah akan sangat mulia

“Orang yang menghubungkan silaturahmi bukanlah orang yang membalas hubungan baik. Akan tetapi, orang yang menghubungkan silaturahmi adalah orang yang ketika kekerabatannya diputus, ia menghubungkannya.” (HR Bukhari).

  1. Mempererat persaudaraan

Keutamaan menjaga silaturahmi yang terakhir adalah dapat mempererat hubungan persaudaraan. Pergaulan juga lebih luas. Hal ini tentu akan membantu kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian.

Baca juga:

Demikianlah penjelasan mengenai bahaya dan hukum memutuskan tali silaturahmi dalam islam. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

fbWhatsappTwitterLinkedIn