amalan islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/amalan-islam Wed, 13 Mar 2019 21:36:25 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png amalan islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/amalan-islam 32 32 13 Keutamaan Mendatangi Majelis Ilmu Bagi Wanita https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-mendatangi-majelis-ilmu-bagi-wanita Wed, 13 Mar 2019 21:35:21 +0000 https://dalamislam.com/?p=5829 Islam adalah agama ilmu. Banyak ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan keutamaan menuntut ilmu, baik ilmu pengetahuan umum serta ilmu agama. Dengan memiliki bekal ilmu umum akan mampu membawa umat kepada kesejahteraan hidup di dunia, sementara ilmu agama menjadi pembimbing mencapai derajat tinggi di akhirat kelak. Maka, seorang Muslim wajib hukumnya menimba […]

The post 13 Keutamaan Mendatangi Majelis Ilmu Bagi Wanita appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam adalah agama ilmu. Banyak ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan keutamaan menuntut ilmu, baik ilmu pengetahuan umum serta ilmu agama. Dengan memiliki bekal ilmu umum akan mampu membawa umat kepada kesejahteraan hidup di dunia, sementara ilmu agama menjadi pembimbing mencapai derajat tinggi di akhirat kelak.

Maka, seorang Muslim wajib hukumnya menimba ilmu, baik pria atau wanita, kapan pun, dan di mana pun. Tak ada batasan usia dalam menuntut ilmu, yang seperti dikatakan Nabi SAW agar menuntut ilmu hendaknya berkelanjutan hingga akhir hayat.

Tiada waktu berlalu tanpa bertambahnya ilmu. Sejak masa awal Islam, umat sudah melaksanakan ajaran ini dengan penuh khidmat, yang salah satunya terejawantah dalam sebuah forum yang dikenal sebagai Majelis Nabi SAW.

Secara rutin, para sahabat berkumpul di masjid bersama Nabi SAW. Di sana, hadirin menyimak setiap kata dan kalimat yang disampaikan Rasulullah terkait makna ayat Alquran dan hadis. Para sahabat berusaha sebanyak-banyaknya menyerap ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas dari Rasulullah.

Yazid bin Abdul Qadir Jawas dalam buku /Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga/, menegaskan, alangkah indah seandainya umat Muslim dapat meneladani Rasulullah dan para sahabat yang senantiasa berkumpul untuk tujuan menyebarkan ilmu dan kebaikan.

Pasalnya, ada keutamaan dengan mengikuti majelis atau pertemuan-pertemuan agama semacam ini. Pada buku The Ideal Muslim, Dr Muhammad Ali Hasyimi, menguraikan, bahwa di sana nama Allah SWT senantiasa diagungkan. Setiap pembicaraan pun dipenuhi tema keagungan ajaran Islam mengenai tarbiyah (pendidikan), individu, keluarga dan masyarakat.

Selain itu, hadirin juga memperlihatkan perenungan atas kekuasaan Allah SWT. ”Dalam pertemuan agama, jiwa disucikan, hati dibersihkan, dan seluruh orang dipenuhi rasa keimanan,” papar Dr Muhammad

Menghadiri majelis taklim atau pertemuan agama yang mengajarkan Alquran dan sunah, menurut pemahaman para sahabat, akan menambah ilmu, keimanan, dan ketakwaannya. Di samping juga pada akhirnya sanggup menambah amal kebaikannya kelak.

Adalah salah seorang sahabat yakni Abdullah ibnu Rawahah RA, di manapun bertemu dengan sahabat Nabi SAW lainnya, selalu berkata, ”Mari, mari kita percaya pada Allah setiap saat.”

Saat mendengar hal tersebut Nabi SAW bersabda, ”Semoga Allah memberikan rahmat kepada Ibnu Rawahah, karena ia mencintai perkumpulan-perkumpulan yang para malaikat merasa perlu untuk hadir.”

Begitu mulia kedudukan majelis ilmu, hingga Rasulullah menyebutnya akan diikuti pula oleh para malaikat. Tak hanya itu, beliau bahkan mengistilahkan majelis ilmu sebagai taman-taman surga.

Manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya, dan Allah telah memberikan akal yang sehat pada manusia untuk membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Dan dengan akal tersebut manusia diwajibkan untuk mencari ilmu pengetahuan dan memiliki ilmu pengetahuan dalam segala hal agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan. Ilmu pengetahuan ibarat sebuah cahaya yang akan menuntun manusia hingga mencapai tujuan penciptaan manusia menurut Islam.

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu bekal abadi bagi manusia untuk mencapai sukses dunia akhirat menurut Islam. Ilmu adalah pengetahuan atau kepandaian yang dimiliki seseorang, baik mengenai soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan lainnya.

Memillilki ilmu pengetahuan sesungguhnya sangatlah penting bagi manusia, karena tanpa ilmu pengetahuan hidup seseorang akan seperti tanpa arah dan berada dalam kegelapan atau kejahiliyahan.

Hukum menuntut ilmu dalam Islam adalah wajib. Seperti yang dikatakan dalam sebuah hadits: “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim (baik muslimin ataupun muslimah).” (HR. Ibnu Majah)

Bagi seorang muslim ilmu pengetahuan sangatlah penting, karena di dalam Islam, orang yang berilmu akan diangkat derajatnya dan dihormati.  Ada beberapa keutamaan berilmu dalam Islam yang perlu di ketahui oleh seorang muslim.

Pendidikan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Baik dalam Alquran maupun dalam hadits, hukum menuntut ilmu adalah wajib sebagaimana telah diperintahkan untuk setiap Muslim.

Bukan hanya pada laki-laki, tapi juga wanita. Bahkan seorang Mohammad Hatta juga telah menyatakan betapa pentingnya pendidikan bagi seorang wanita, “Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun, jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.” (Moh. Hatta).

Untuk itulah, diperintahkan agar wanita memiliki pendidikan yang baik salah satunya dengan mendatangi majelis ilmu agar ia bisa cara mendidik anak dalam Islam dan cara mendidik yang baik menurut Islam dalam pendidikan anak dalam Islam. Bukan  hanya itu, terdapat keutamaan mendatangi majelis ilmu bagi wanita, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perintah Allah

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}

“Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.” (Q.S. Al-a’alq ayat 1-5)

2. Mendapat derajat tinggi

Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang kedatangan ajal, sedang ia masih menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah di mana tidak ada jarak antara dia dan antara para nabi kecuali satu derajat kenabian.” (HR. Thabrani)

Allah berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11).

3. Lebih dekat dengan Allah

Rasulullah saw bersabda, “Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla.” (HR. Ar Rabii’)

Baca juga:

4. Sebagai perlindungan diri

Allah berfirman, “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya“. (Q.S. At-Taubah: 122)

5. Berada dalam lindungan Allah

Dari Ali ra. ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya”. (HR. Ad-Dailami)

6. Mendapat pahala

Rasulullah SAW. bersabda, “Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan, maka demi Allah tidak akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu sehingga kamu mengamalkannya“. (HR. Abu Hasan)

7. Menjadi pendidik bagi anak-anaknya

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا

“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (An-Nisa’: 9)

Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha: “Janganlah kalian menyusukan bayi kalian kepada wanita bodoh, karena air susu akan mewariskan sifat sang ibu” (Bab Syarh Hadits Ar Radha’ah, 1/285)

8. Mendapat kebaikan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (Muttafaq ‘alaihi).

Baca juga:

9. Dimudahkan jalan menuju surga

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ

“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim).

10. Amal jariyah

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengajak orang lain untuk mengikuti petunjuk, niscaya akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.”

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Jika anak adam meninggal dunia, maka semua (pahala) amalnya terputus, kecuali (pahala) sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh yang selalu memanjatkan doa untuknya.”

11. Memberi manfaat pada orang lain

Allah Ta’ala berfirman:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ‪

“Maka, bertanyalah kepada ahli dzikr jika kalian tidak tahu.” (QS. An Nahl (16): 43)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di Rahmatullah ‘Alaih berkata:

“Secara umum, dalam ayat ini terdapat pujian terhadap ahlul ilmi (ilmuwan), dan jenis yang paling tinggi adalah pengetahuan terhadap Kitabullah (Al Qura

Maka, Allah memerintahkan orang yang tidak tahu untuk  mengembalikan kepada mereka dalam berbagai urusan, dan di dalamnya juga terdapat pujian dan mentazkiyah (membanggakan) ahli ilmu, yakni ketika Allah memerintahkan untuk menanyai mereka. Dan, dengan hal itu dapat mengeluarkan orang bodoh  dari sifat ikut-ikutan, dan menunjukkan bahwa Allah mengamanahkankan mereka atas wahyuNya dan kitabNya.

Mereka juga diperintahkan untuk mentazkiyah para ulama dengan sifat-sifat yang baik. Sebaik-baiknya Ahludz Dzikr adalah ahlinya Al Quran Al ‘Azhim, merekalah ahli dzikri sebenarnya, dan mereka lebih utama disbanding selainnya dengan penamaan ini.

Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: (Kami menurunkan kepadamu Adz Dzikr) yaitu Al Quran yang di dalamnya terdapat peringatakan (Dzikr) yang dibutuhkan hamba-hamba Allah, berupa perkara agama dan dunia mereka, baik yang nampak maupun tersembunyi.” (Syaikh  Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Taisir Al Karim Ar Rahman,  1/441. Cet. 1, 1420H-2000M. Muasasah Ar Risalah)

baca juga:

12. Didoakan oleh seluruh penduduk langit dan bumi

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha terhadap penuntut ilmu, sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh siapa saja yang di langit, di bumi, ikan-ikan yang di laut, sesungguhnya keutamaan orang berilmu di atas ahli ibadah seumpama keutamaan rembulan di malam purnama dibanding semua bintang.

Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, mereka mewariskan ilmu, barang siapa yang  mengambilnya maka ambillah dengan keuntungan yang banyak.” (HR. Abu Daud No. 36410)

13. Jauh dari laknat Allah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إن الدنيا ملعونةٌ ملعونٌ ما فيها إلا ذكر الله وما والاه وعالمٌ أو متعلمٌ‪

“Sesungguhnya dunia itu terlaknat, dan terlaknatlah apa-apa yang ada di dalamnya, kecuali berdzikir kepada Allah dan apa-apa yang mendukungnya, orang berilmu, dan orang ang menuntut ilmu.” (HR. At Tirmidzi No. 2322, katanya: hasan gharib)

Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

The post 13 Keutamaan Mendatangi Majelis Ilmu Bagi Wanita appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sakit Menurut Islam https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-untuk-orang-tua-yang-sakit Sat, 28 Jul 2018 06:38:58 +0000 https://dalamislam.com/?p=3915 Setiap penyakit pasti bisa disembuhkan. Pola kehidupan dan hidup modern yang dijalani masyarakat di dunia ini sekarang sangat membahayakan, tidak hanya bagi agama dan moral, tapi juga bagi kesehatan. Segala macam penyakit pasti ada obatnya dan bisa disembuhkan. Hanya saja, manusia belum bisa menemukan obat tersebut. Rasulullah saw secara tegas telah menyatakan bahwa setiap kali […]

The post 8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sakit Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap penyakit pasti bisa disembuhkan. Pola kehidupan dan hidup modern yang dijalani masyarakat di dunia ini sekarang sangat membahayakan, tidak hanya bagi agama dan moral, tapi juga bagi kesehatan.

Segala macam penyakit pasti ada obatnya dan bisa disembuhkan. Hanya saja, manusia belum bisa menemukan obat tersebut. Rasulullah saw secara tegas telah menyatakan bahwa setiap kali Allah SWT memberikan penyakit kepada hambanya, pasti Ia menyertakan obatnya. Sebagaimana yang beliau sabdakan :

“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Dia menurunkan pula penyembuhnya. Yang hanya diketahui oleh orang yang mengetahuinya, dan diabaikan oleh orang yang tidak mengetahuinya.”

Yang pasti, melalui perantara Rasulullah, Dia telah mengajarkan umat-Nya untuk terus ikhtiar tanpa putus asa untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Tidak hanya cukup hanya datang kepada dokter saja, melainkan kita disuruh untuk berdoa sembari meminta kesembuhan kepada Allah SWT.

Orang Tua kita adalah makhluk yang sangat kita hormati, Orang Tua juga pasti akan mengalami kondisi yang tidak selalu fit. Maka itu berikut 8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sakit yang dapat dilakukan.

  1. Menjaga Tutur Kata Kepada Orang Tua

Jagalah setiap tutur kata kita sebagai anak agar senantiasa lemah lembut tatkala berbicara kepada orang tua. Jauhi ucapan-ucapan bernada tinggi.

  1. Membantu Berbagai Pekerjaan Rumah

Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua, terutamanya Ibu yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua, perkara-perkara rutinitas dalam keseharian itu tidak menjadikan mereka berkeluh kesah.

Seperti halnya membantu mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan rumah dan semisalnya. niscaya itu akan membuat orang tua merasa bahagia.

  1. Menjalankan Perintah Orang Tua

Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita jalankan, maka janganlah menolak atau menunda-nunda.

Orang tua melayani kita sejak kita lahir, sejak masih bayi hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Sungguh tidak pantas ketika tiba saatnya orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara yang sanggup kita kerjakan, namun kita mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah tersebut.

  1. Bersikap Sopan dan Santun

Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai dengan sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika pulang, tidak sekedar seperti orang masuk pasar.

  1. Bersikap Sabar dan Menahan Marah

Surga itu adalah tempat yang salah satu ciri-ciri penghuninya adalah mereka yang dapat menahan marah.Bayangkan bagaimana kesabaran orang tua mengasuh kita sejak kecil hingga dewasa, sabar menghadapi kebandelan kita, sabar menasehati kita. Maka kita harus sabar kepada orang tua.

  1. Memberi Hadiah Kepada Orang Tua

Memberi hadiah tidak hanya khusus dituntunkan kepada pasangan suami-istri ataupun dari orang tua kepada anak. Namun anak pun dapat memberikan suatu hadiah kepada orang tuanya. Hadiah tidak haruslah yang mahal, namun yang penting dapat menyenangkan orang tua kita

  1. Tidak Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua

Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan dan kerja keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan hal yang semisalnya yang notabene perjuangan tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih baik.

  1. Merawat Orang Tua dan Mendoakannya

Salah satu hal yang sangat penting yaitu merawat dan mendoakan orang tua semasa ia masih hidup saat sehat ataupun sakit. Agar penyakitnya diangkat Allah SWT.

The post 8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sakit Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-untuk-orang-tua-yang-sudah-meninggal Tue, 24 Jul 2018 04:39:59 +0000 https://dalamislam.com/?p=3897 Setelah orang tua meninggal, ada banyak cara bagi si anak untuk tetap bisa berbakti kepada orang tuanya. Mereka tetap bisa memberikan kebaikan bagi orang tuanya yang telah meninggal, berupa aliran pahala. Dengan syarat, selama mereka memiliki ikatan iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kepada salah seorang sahabat untuk melakukan beberapa amal, agar mereka tetap […]

The post 8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setelah orang tua meninggal, ada banyak cara bagi si anak untuk tetap bisa berbakti kepada orang tuanya. Mereka tetap bisa memberikan kebaikan bagi orang tuanya yang telah meninggal, berupa aliran pahala. Dengan syarat, selama mereka memiliki ikatan iman.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kepada salah seorang sahabat untuk melakukan beberapa amal, agar mereka tetap bisa berbakti kepada orang tuanya. Baca juga dengan Hukum Makan Minum dengan Tangan Kiri

Dari Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, ‘Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah. Orang ini bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara bagiku untuk berbakti kepada orang tuaku setelah mereka meninggal?’ Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

نَعَمْ، الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِيفَاءٌ بِعُهُودِهِمَا مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا

“Ya, menshalatkan mereka, memohonkan ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka meninggal, memuliakan rekan mereka, dan menyambung silaturahmi yang terjalin karena sebab keberadaan mereka.” (HR. Ahmad 16059, Abu Daud 5142, Ibn Majah 3664, dishahihkan oleh al-Hakim 7260 dan disetujui adz-Dzahabi). Baca juga dengan  Keutamaan Meninggal Di Malam Jumat

Doa mukmin yang hidup kepada mukmin yang telah meninggal, Allah jadikan sebagai doa yang mustajab. Doa anak soleh kepada orang tuanya yang beriman, yang telah meninggal, Allah jadikan sebagai paket pahala yang tetap mengalir.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seseorang mati, seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim 1631, Nasai 3651, dan yang lainnya).

Bahkan ikatan iman ini tetap Allah abadikan hingga hari kiamat. Karena ikatan iman ini, Allah kumpulkan kembali mereka bersama keluarganya di hari kiamat.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ

“Orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.” (QS. At-Thur: 21).

Anda yang beriman, orang tua beriman, anak cucu beriman, berbahagialah, karena insyaaAllah akan Allah kumpulkan kembali di surga.

8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal

  1. Berdoa Untuk Kedua Orang Tua.
  2. Menshalatkan Jenazah Orang Tua.
  3. Mendoakan Orang Tua Dengan Doa Rahmat.
  4. Melunasi Hutang Orang Tua.
  5. Menunaikan Qadha Hutang Puasa.
  6. Menunaikan Qadha Nazar Orang Tua.
  7. Menjaga Silaturahmi.
  8. Sedekah Atas Nama Orang Tua

Diantara doa yang Allah perintahkan dalam Al-Quran adalah doa memohonkan ampunan untuk kedua orang tua kita,

وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Berdoalah, Ya Allah, berilah rahmat kepada mereka (kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika kecil.” (QS. Al-Isra: 24)

Salah satu bentuk berbakti kepada orang tua yang tingkatannya sangat tinggi adalah menjaga hubungan silaturahmi dengan semua keluarga yang masih kerabat dengan orang tua kita dan orang-orang yang menjadi teman dekat orang tua. Baca juga dengan Larangan Berjalan di Depan Orang Shalat

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ

“Bentuk kebaktian kepada orang tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya, setelah ayahnya meninggal.” (HR. Muslim no. 2552)

Allahu a’lam

The post 8 Amalan Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Amalan Saat Terjadi Gerhana Bulan https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-saat-terjadi-gerhana-bulan Tue, 24 Jul 2018 04:25:12 +0000 https://dalamislam.com/?p=3898 Salah satu keajaiban Allah Swt, adalah Gerhana Bulan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gerhana Bulan Total dapat diamati di seluruh wilayah di Indonesia. Gerhana Bulan dimulai sekitar pukul 00.13 WIB hingga 06.30 WIB, sedangkan puncaknya akan terjadi pada pukul 03.21 WIB. Dalam Islam, fenomena alam gerhana bulan dianggap sebagai bukti dari kekuasaan Allah. […]

The post 8 Amalan Saat Terjadi Gerhana Bulan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Salah satu keajaiban Allah Swt, adalah Gerhana Bulan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gerhana Bulan Total dapat diamati di seluruh wilayah di Indonesia.

Gerhana Bulan dimulai sekitar pukul 00.13 WIB hingga 06.30 WIB, sedangkan puncaknya akan terjadi pada pukul 03.21 WIB.

Dalam Islam, fenomena alam gerhana bulan dianggap sebagai bukti dari kekuasaan Allah. Sehingga disunahkan untuk mengamalkan ibadah sebanyak-banyaknya pada saat-saat tersebut. Tentu yang paling utama dilakukan saat terjadi Gerhana Bulan adalah menjalankan salat sunah Gerhana Bulan.

Di samping salat gerhana bulan, banyak amalan-amalan lain yang dianjurkan ketika terjadinya peristiwa ini.

Hal ini disebutkan oleh Imam An-Nawawi (676 H) berikut ini:

قال المصنف رحمه الله: (والسنة أن يخطب لها بعد الصلاة لِمَا رَوَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا “أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلَّم فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ فَقَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللهَ وَأثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ: الشَمْس وَالقَمَرُ آيتانِ مِنْ آياتِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رأيتم ذلك فصلوا وتصدقوا”

Artinya, “(Abu Ishaq As-Syairazi berkata, disunahkan khutbah setelah salat gerhana sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA, ‘Sungguh setelah selesai salat gerhana, Nabi SAW berdiri dan khutbah di hadapan manusia, kemudian ia memanjatkan puji kepada Allah, dilanjutkan dengan bersabda, ‘Matahari dan bulan adalah ayat (tanda kebesaran Allah) dari sekian ayat-ayat Allah Azza wa Jalla. Keduanya tidak akan gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian menyaksikannya, maka salat dan sedekahlah,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Majmu’ Syarh Muhadzzab, Beirut, Darul Fikr, juz IV, halaman 53).

 

Dari keterangan hadits yang Imam As-Syairazi sebutkan di atas, terdapat dua amalan yang dianjurkan bagi kita, yaitu salat sunah gerhana dan bersedekah.

Selain salat sunah gerhana, sedekah pada peristiwa ini juga disunahkan sebagaimana yang disebutkan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zain berikut ini:

وَيُسَنُ الإِكْثَارُ مِنَ الصَّدقَةِ فِي رَمَضَانَ لَا سِيَّمَا فِي عَشْرِهِ الأَوَاخِرِ وأمَامَ الحَاجَاتِ وَعِنْدَ كُسُوفٍ وَمَرَضٍ وَحَجٍّ وَجِهَادٍ وَفِي أَزْمِنَةٍ وَأَمْكِنَةٍ فَاضِلَةٍ كَعَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ وَأَيَّامِ العِيْدِ وَالْجُمْعَةِ وَالمُحتاجِيْنَ

 

Artinya, “Disunahkan memperbanyak sedekah pada bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh hari terakhir di bulan itu, dan ketika mempunyai kebutuhan, ketika terjadi gerhana, sakit, haji, jihad dan pada beberapa waktu dan tempat yang memiliki keutamaan seperti tanggal 10 Dzulhijjah, hari raya, hari Jumat. Disunahkan juga sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain Syarah Qurratu ‘Ain, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 183).

Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan, ada beberapa amalan yang dapat dilakukan saat gerhana sebagai berikut:

  1. Shalat gerhana, saat terjadi Gerhana Bulan dianjurkan untuk melakukan shalat Gerhana
  2. Bersedekah
  3. Tobat dari maksiat
  4. Mengerjakan kebaikan, tidak melakukan hal-hal yang negatif dan berkomitmen dengan prinsip kebaikan
  5. Membebaskan budak (zaman sekarang tidak ada budak, namun alangkah baiknya untuk membantu orang-orang yang terdzalimi)
  6. Kehati-hatian jangan sampai lalai
  7. Memperbanyak doa, Doa menunjukkan betapa kita mengagungkan kuasa Allah, maka saat terjadi Gerhana Bulan kita sebagai umat muslim berdoa.
  8. Memperbanyak istighfar saat teradi Gerhana Bulan

The post 8 Amalan Saat Terjadi Gerhana Bulan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Tanda Amalan Puasa Ramadhan Diterima https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/tanda-amalan-puasa-ramadhan-diterima Tue, 03 Jul 2018 13:03:14 +0000 https://dalamislam.com/?p=3759 Tentunya setelah sekian banyak melakukan hal yang dianjurkan dalam agama, kita pasti menginginkan hal yang diinginkan banyak orang. yaitu mengetahui apakah amalan ibadah kita tersebut diterima dan menjadi amalan yang sah dihadapan Allah SWT. Pertanyaannya adalah, adakah sebuah metode untuk mengetahui apakah amalan tersebut diterima atau tidak? Berikut 8 tanda bahwa amalan ibadah kita telah diterima […]

The post 8 Tanda Amalan Puasa Ramadhan Diterima appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tentunya setelah sekian banyak melakukan hal yang dianjurkan dalam agama, kita pasti menginginkan hal yang diinginkan banyak orang. yaitu mengetahui apakah amalan ibadah kita tersebut diterima dan menjadi amalan yang sah dihadapan Allah SWT. Pertanyaannya adalah, adakah sebuah metode untuk mengetahui apakah amalan tersebut diterima atau tidak? Berikut 8 tanda bahwa amalan ibadah kita telah diterima seperti keutamaan istiqamah dalam beribadah.

1. Tidak kembali berbuat dosa setelah melakukan tobat

Karena kembali melakukan dosa adalah sebuah kerugian dan kebinasaan. Yahya bin Muadz berkata: ”barangsiapa yang beristighfar dengan lisannya sedangkan hatinya bertekad untuk bermaksiat, dan azamnya kembali kepada maksiat setelah sebulan dan kembali, maka puasanya tertolak darinya, dan pintu diterimanya amalan tertutup didepannya”.

2. Takut jika amalannya tidak diterima

Anda harus tahu bahwa sesungguhnya Allah adalah maha tahu dan akan mengetahui apapun yang kita lakukan seperti amalan saat puasa Ramadhan. Allah SWT berfirman:

Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan siapa yang kufur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia [QS Luqman:12].

Dan Allah Ta’alaa berfirman:

إن تَكْفُرُوا فَإنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ)[الزمر:7)

Artinya: (Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu, dan Dia tidak meridloi kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridloi kesyukuranmu itu) [QS Az-Zumar:7].

Jika seseorang melakukan ketaatan dan amal shalseh dengan bersungguh-sungguh namin ia masih merasdatidak yakin amalannya diterima maka  Aisyah radhiallahu anha berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang ayat ini:”

(وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ) [المؤمنون: [ 60

Artinya: (Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan dari sedekah dengan hati penuh rasa takut) [QS Al-Mukminun: 60].

“Apakah mereka yang minum khamr atau mencuri?” Beliau berkata: “Bukan yang binti As-Shidiq ! akan tetapi mereka yang berpuasa, sholat, dan bersedekah, sedangkan mereka takut tidak diterima dari mereka, merekalah orang yang bersegera dalam kebaikan.”

Walaupun sang muslimin melakukan ibadah dengan baik dan bersungguh sungguh namun tidak mengandalkan usahanya sendiri maka ia meremehkan amalannya serta menampakan kefakirannya dan ini akan membuat hatinya menjadi takut dan hendaknya ia berdoa kepada Allah agar amalannya diterima seperti amalan penghapus dosa dibulan Ramadhan..

3. Diberikan taufik 

Sesungguhnya salah satu tanda bahwa amalan ibadah hamba Allah diterima adalah ia diberikan hidayah dan taufiq untuk melanjutkan dan melakukan ibadah lainnya. Amal salih adalah ibarat sebuah benih pohon yang akan tumbuh subur jika diperlakukan dan dipelihara dengan baikdan ini akan ditambah oleh Tuhan secara benar sedikit demi sedikit.

4. Menganggap remeh amalannya

Orang-orang yang benar-benar beriman murni atas kehendak dan ridha Allah SWT akan selalu mengangap amalannya tidak ada maknanya dibanding dengan kuasa Allah yang maha besar. Mereka akan selalu berusaha bersyukur dan tidak mebesar besarkan amalan apapun yang pernah mereka buat sehingga ini terlihat mereka mengiklaskan semua hal yang mereka kerjakan tersebut.

يا أيها المدثر. قم فأنذر. وربك فكبر. وثيابك فطهر. والرجز فاهجر. ولاتمنن تستكثر).]المدثر: 1-6

Artinya: (Wahai orang yang berselimut. Bangunlah lalu berilah peringatan ! dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkan segala perbuatan yang keji. Dan janganlah engkau memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak) [QS Al-Mudatsir: 1-6].

Imam Ibnu Qayyim: “Setiap engkau menyaksikan hakikat Rububiyah dan hakikat Ubudiyah, dan mengenal Allah, dan mengenal dirimu sendiri, dan menjadi jelas bagimu bahwa barang dagangan yang engkau bawa tidak layak bagi Raja yang Haq, meskipun engkau datang dengan amalan seluruh jin dan manusia, engkau takut akibatnya, dan Dia hanya menerimanya karena kemuliaan, kedermawaan, dan karunia-Nya, serta memberikan ganjaran atasnya juga karena kemuliaan, kedermawaan, dan karunia-Nya” Madarijul Salikin (2/439).

5. Mencintai ketaatan dan membenci kemaksiatan

Tanda lainnya dimana amalan seseorang diterima oleh Allah SWt adalah dengan dianugerahi hati yang senantiasa memuja ketaatan dan selalu mebenci apapun jenis kemaksiatan. Allah SWT berfirman:

(الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ)(الرعد28 )

Artinya: (orang-orang yang beriman hati mereka tentram dengan mengingat Allah. Ketahuilah, bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tentram) [QS Ar-Ra’d: 28].

6. Berharap dan banyak berdoa

Hamba Allah yang amalan salehnya direstui oleh Allah akan senantiasa berharap, berdoa dan banyak melakuakn hal yang baik. Allah SWT ketika keduanya membangun Kabah seraya berfirman:

( وإذ يرفع إبراهيم القواعد من البيت وإسماعيل ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم)( البقرة:127)

Artinya: (Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail seraya berkata: Ya Rabb kami terimalah amalan kami. Sungguh Engkaulah Maha Mendengar, Maha Mengetahui)[QS Al-Baqarah: 127].

7. Diberi kemudahan melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat

Allah akan senantiasa memudahkan kita dalam menambah pahala amal saleh dan membuat kita mudah menjauhi larangan NYA jika ibadah kita diterima oleh NYA. Allah SWT berfirman:

(فَأَمَّا مَن أَعْطَى وَاتَّقَى{5} وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى{6} فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى{7} وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى{8} وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى{9} فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى{10}) الليل:5-10).

Artinya: (Maka barangsiapa memberikan hartanya dan bertakwa, dan membenarkan pahala yang terbaik, maka kami mudahkan dia kepada jalan menuju kemudahan. Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, dan mendustakan pahala yang terbaik, maka Kami akan memudahkannya jalan menuju kesukaran)[QS Al-Lail: 5-10].

8. Mencintai orang-orang shalih 

Jika kelak kita mebenci ornag orang yang jahat dan melanggar larangan Allah dan kita mulai mencintai orang-orang yang saleh maka ini termasuk salah satu tanda amalan baik kita diterima oleh Allah SWT.

روى الإمام أحمد عن البراء بن عازب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((إن أوثق عرى الإيمان أن تحب في الله وتبغض في الله)).

Imam Ahmad rahimahullah telah meriwayatkan dari Barra bin ‘Azib radhiallhu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (sesungguhnya ikatan buhul keimanan yang paling kuat adalah engkau mencintai karena Allah dan membenci karena Allah).

 

 

The post 8 Tanda Amalan Puasa Ramadhan Diterima appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Amalan Pelebur Dosa di Bulan Ramadhan https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-pelebur-dosa-di-bulan-ramadhan Tue, 03 Jul 2018 13:00:28 +0000 https://dalamislam.com/?p=3760 Kita seharusnya tahu bahwa bulan Ramadhan adalah bulan suci nan penuh pengampunan, namun, amalan apa saja yang disarankan dan bisa menjadi penghapus dosa? Seperti amalan saat puasa Ramadhan, berikut akan kami ulas 8 jenis amalan yang bisa menjadi pelebur dosa saat bulan suci Ramadhan. 1. Amalan puasa Ramadan Tentu saja selain banyaknya sunnah nabi saat puasa ramadhan, […]

The post 8 Amalan Pelebur Dosa di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kita seharusnya tahu bahwa bulan Ramadhan adalah bulan suci nan penuh pengampunan, namun, amalan apa saja yang disarankan dan bisa menjadi penghapus dosa? Seperti amalan saat puasa Ramadhan, berikut akan kami ulas 8 jenis amalan yang bisa menjadi pelebur dosa saat bulan suci Ramadhan.

1. Amalan puasa Ramadan

Tentu saja selain banyaknya sunnah nabi saat puasa ramadhan, melakukan puasa sendiri merupakan amalan yang wajib dan penghapus dosa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” (HR. Bukhari no. 3586 dan Muslim no. 144)

2. Menghidupkan salat malam pada Lailatul Qadar

Amalan lain yang tak kalah mulia dan penting untuk pelebur dosa adalah malam lailatur qadar dan beribadah ketika malam tersebut datang seperti amalan puasa di bulan Syawal. Tidak ada yang tahu pasti kapan malam lailatur qadar datang namun, diriwayatkan malam ini akan datang dari pertengahan puasa di malam-malam ganjil. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menerangkan bahwa pengampunan dosa pada lailatul qadar adalah apabila seseorang mendapatkan malam tersebut, sedangkan pengampunan dosa pada puasa Ramadhan dan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) adalah apabila bulan Ramadhan telah usai. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 365-366)

فَلَمَّا كَثُرَتْ أَسْبَابُ المغْفِرَةِ فِي رَمَضَانَ كَانَ الَّذِي تَفُوْتُهُ المغْفِرَةُ فِيْهِ مَحْرُوْمًا غَايَةَ الحِرْمَانِ

“Tatkala semakin banyak sebab mendapatkan pengampunan dosa di bulan Ramadhan, maka siapa saja yang tidak mendapatkan pengampunan tersebut, sungguh dia benar-benar telah bernasib buruk.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 371)

3. Shalat Wajib

Amalan nyata penghapus dosa ketika bulan Ramadhan datang lainnya adalah melakukan shalah Wajib tanpa meninggalkannya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Antara shalat yang lima waktu, antara jum’at yang satu dan jum’at berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar,” (HR. Muslim no. 233).

4. Qiyam Ramadhan (shalat Tarawih)

Hal baik lainnya yang bisa menjadi penghapus dosa seperti amalan setelah puasa Ramadhan adalah dengan rutin melakuakn shalat tarawih. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

5. Zakat fitrah

Melakukan zakat fitrah juga merupakan amalan penghapus dosa. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan pada orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah,” (HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

6. Sedekah

memperbanyak sedekah apalagi dilakukan pada bulan ramadhan akan sangat baik dalam meleburkan dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana Muwarriq Al-‘Ijliy berkata:

“Hari ini kembali suatu kaum sebagaimana mereka baru dilahirkan oleh ibu-ibu mereka.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 366).

Mengartikan bahwa kita sangat berpotensi kembali ke fitrah atau bersih dari segala dosa.

7. Zikir

Melakukan zikir adalah amalan yang juga tak kalah penting dan dapat membantu kita bersih dari dosa lampau. Qatadah rahimahullah mengatakan:

“Siapa saja yang tidak diampuni di bulan Ramadhan, maka sungguh di hari lain (di luar Ramadhan), ia pun akan sulit diampuni,” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 371)

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan:

“Tatkala semakin banyak sebab mendapatkan pengampunan dosa di bulan Ramadhan, maka siapa saja yang tidak mendapatkan pengampunan tersebut, sungguh dia benar-benar telah bernasib buruk,” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 371).

8. Melakukan Shalat Taubat

Hal lain yang tak kalah penting dan sebaiknya dilakukan sebagai amalan oelebur dosa di Bulan suci Ramadhan adalah shalat taubat. Sholat sunnah ini biasanya dilakukan pada spertiga malam dan ditujukan untuk memohon ampunan atas segala kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan. Sebagaimana firman Allah SWT:

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nashuha, niscaya Rabb kalian akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS. At-Tahrim [66]: 8).

 

The post 8 Amalan Pelebur Dosa di Bulan Ramadhan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
7 Amalan Haji pada saat Idul Adha https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-haji-pada-saat-idul-adha Wed, 27 Jun 2018 08:26:14 +0000 https://dalamislam.com/?p=3694 Dalam melaksanakan ibadah haji di tanah suci, para jamaah haji yang telah memenuhi syarat wajib haji akan melakukan banyak sekali amalan-amalan yang harus dilakukan selama beribadah disana. Dan saat hari raya haji tiba pada tanggal 10 dzulhijjah maka ada beberapa amalan yang harus dilakukan jamaah pada hari tersebut. Berikut amalan haji pada saat Idul Adha […]

The post 7 Amalan Haji pada saat Idul Adha appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam melaksanakan ibadah haji di tanah suci, para jamaah haji yang telah memenuhi syarat wajib haji akan melakukan banyak sekali amalan-amalan yang harus dilakukan selama beribadah disana. Dan saat hari raya haji tiba pada tanggal 10 dzulhijjah maka ada beberapa amalan yang harus dilakukan jamaah pada hari tersebut. Berikut amalan haji pada saat Idul Adha yang bisa dilakukan jamaah hari pada hari raya kurban tersebut :

  1. Ihram

Ihram artinya niat, jadi jamaah haji harus melaksanakan niat untuk manasik haji sebelum memulai ibadah haji.

  1. Bertalbiyah/ bertakbir

Ketika berangkat ke mina pada tanggal 10 dzulhijjah jamaah haji bertakbir selama perjalanan hingga selesai melakukan jumroh ‘Aqobah.

  1. Melemparkan jumrah

Melempar jumrah ini merupakan amalan wajib haji karena rasulullah dan para sahabatnya juga melakukan hal ini saat berhaji. Jika tidak ikut melempar jumrah maka diharuskan untuk menyembelih satu ekor kambing yang dinamakan dengan fidyah dam atau harus menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari yang dilakukan saat berhaji dan ketika sudah pulang dari berhaji dengan pembagian waktu 3 hari ketika masih di tanah suci dan 7 hari setelah pulang dari haji.

  1. Menyembelih hadyu

Amalan haji pada saat Idul Adha berikutnya adalah para haji diharuskan untuk menyembelih hewan sembelihan ketika berada di tanah haram bagi para jamaah haji yang manasik tamattu’ dan qiron. Selain bisa menyembelih sendiri para haji juga bisa mewakilkannya. Sebagai umat Islam kita juga harus mengetahui hikmah qurban idul adha.

  1. Mencukur rambut

Seperti hal yang telah dilakukan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, setelah menyembelih hewan untuk tanah haram maka beliau mencukur rambutnya. Para jamaah bisa mencukur rambut dengan cara menghabiskannya atau hanya memendekkannya saja. Mencukur habis rambut lebih diutamakan dalam Amalan Haji pada saat Idul Adha. Namun bagi jamaah wanita cukup hanya dengan memendekkan rambut saja.

  1. Tawaf ifadah

Melakukan tawaf ifadah di masjidil haram termasuk kepada rukun haji yang disebut juga dengan tawaf rukun. Tawaf ini dilakukan setelah jamaah haji tahallul awwal, yakni telah bisa melakukan larangan-larangan ihram seperti melepas pakaian ihram, memakai wewangian dan berbagai larangan lainnya selain yang berhubungan dengan wanita. Allah telah berfirman :

“Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu” (al-hajj: 29).

  1. Sa’i di Masjidil haram

Amalan ibadah sa`i adalah berjalan bolak balik selama 7 kali dari bukit safa ke marwa yang dilakukan dengan niat sa`i haji.

Untuk melakukan amalan haji pada saat Idul Adha ini sangat di anjurkan untuk melakukannya secara berurutan namun juga tidak masalah jika melakukannya secara acak, karena juga telah dijelaskan dalam hadis berikut ini :

“Jika salah satu dari amalan haji pada hari kesepuluh di atas dimajukan dari yang lain, maka tidaklah masalah. Jika seseorang menyembelih dulu sebelum melempar jumrah, atau mencukur sebelum menyembelih, atau melakukan thowaf ifadhoh sebelum melempar jumrah dan mencukur, maka tidaklah mengapa. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanyakan demikian dan beliau menjawab tidaklah mengapa. Namun yang disunnahkan adalah mengikuti sebagaimana yang beliau lakukan yaitu: melempar jumrah, lalu menyembelih, lalu mencukur, kemudian melakukan thowaf (ifadhoh).” (Shifat Hajjatin Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, hal. 196).

Demikianlah 7 amalan haji pada saat Idul Adha yang dilakukan untuk para jamaah haji dan ketahui juga keutamaan ibadah haji bagi umat Islam serta amalan di hari raya idul adha.

The post 7 Amalan Haji pada saat Idul Adha appeared first on DalamIslam.com.

]]>
13 Amalan Setelah Ramadhan Berlalu yang Paling Dianjurkan https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/amalan-setelah-ramadhan-berlalu Wed, 13 Jun 2018 01:30:05 +0000 https://dalamislam.com/?p=3623 Tak terasa sebentar lagi puasa Ramadhan yang kita laksanakan akan segera selesai. Malam Lailatul Qadar menjadi sebuah penanda akan berakhirnya keutamaan Ramadhan. Berakhirnya Ramadhan bukan berarti segala amalan yang kita kerjakan juga dihentikan. Justru dengan berakhirnya Ramadhan hendaknya kita lebih meningkatkan segala bentuk amalan. Bukan hanya beramal di bulan Ramadhan saja, karena bulan Syawal juga […]

The post 13 Amalan Setelah Ramadhan Berlalu yang Paling Dianjurkan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tak terasa sebentar lagi puasa Ramadhan yang kita laksanakan akan segera selesai. Malam Lailatul Qadar menjadi sebuah penanda akan berakhirnya keutamaan Ramadhan.

Berakhirnya Ramadhan bukan berarti segala amalan yang kita kerjakan juga dihentikan. Justru dengan berakhirnya Ramadhan hendaknya kita lebih meningkatkan segala bentuk amalan.

Bukan hanya beramal di bulan Ramadhan saja, karena bulan Syawal juga merupakan bulan yang baik untuk meningkatkan ibadah. Berikut adalah amalan yang baik dilakukan setelah Ramadhan :

1. Membayar zakat

Allah berfirman,

وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن رِّبًا لِّيَرْبُوَا۟ فِىٓ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ فَلَا يَرْبُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن زَكَوٰةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ ٱللَّهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُضْعِفُونَ

Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (Q. S. Ar Rum: 39)

2. Makan sebelum sholat Ied

Dari Anas bin Malik radliyallahuanhu berkata, “Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fithri hingga beliau memakan beberapa kurma. (HR. Bukhari)

Al-Imam Asy-Syafi’i (w. 150 H) menuliskan dalam kitab beliau Al-Umm :

ونحن نأمر من أتى المصلى أن يأكل ويشرب قبل أن يغدو إلى المصلى فإن لم يفعل أمرناه بذلك في طريقه أو المصلى إن أمكنه فإن لم يفعل ذلك فلا شيء عليه ويكره له أن لا يفعل

Kami memerintahkan bagi yang mendatangi tempat shalat Ied untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum mendatangi tempat shalat. Bila tidak makan, kami perintahkan untuk makan di jalan atau di tempat shalat bila memungkinkan. Namun bila tidak, tentu tidak berdosa tetapi hukumnya makruh bila tidak dikerjakan. 

3. Mandi sebelum sholat Ied

Dalam riwayat shahih pada Kitab Al-Muwattho’ dan lainnya bahwa Ibnu Umar mandi pada hari Id sebelum berangkat ke tempat sholat. Imam An-Nawawi juga menyebutkan bahwa jumhur ulama’ sepakat tentang kesunnahan mandi sebelum berangkat untuk melaksanakan shalat ied.

Baca juga:

4. Sholat Idul Fitri

Dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.“

Dari Abu Huroiroh berkata: “Bahwasanya Nabi shollallohu’alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Puasa itu adalah hari di mana kalian berpuasa, dan (’iedul) fitri adalah hari di mana kamu sekalian berbuka…’” (HR. Tirmidzi dan Abu dawud, shohih).

5. Menyambung silaturahmi

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ

“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].

6. Puasa 6 hari

Dari Tsauban maula (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang melakukan puasa enam hari setelah hari raya ‘Idul Fithri, maka, itu menjadi penyempurna puasa satu tahun. [Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya – QS al An’am/6 ayat 160-]”.

7. Menikah

Aisyah radiallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan,

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟، قَالَ: ((وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ))

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah Radiyallahu ‘anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal” (HR. Muslim).

Baca juga:

8. Membaca al-qur’an 

Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Al Fathir: 29-30)

9. Berdzikir

Dari ‘Abdullâh bin Busr Radhiyallahu anhu berkata,

“Seorang Badui datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak pada kami.

Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla”

10. I’tikaf

Allah berfirman,

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.” (Al Baqarah: 125).

11. Sedekah

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q. S. Al Baqarah : 195)

Baca juga:

12. Sholat malam

Allah berfirman,

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ

Artinya: “(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS. Az-Zumar: 9)

13. Perbanyak doa

Allah berfirman, “Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus, bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas;

dan janganlah kamu berbuat kebinasaan di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat kepada orang-orang, yang ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan).” (Q. S. Al A’Raaf: 55-56)

Demikian penjelasan terkait apa saja amalan setelah Ramadhan berlalu yang paling dianjurkan untuk di amalkan. Semoga bermanfaat.

The post 13 Amalan Setelah Ramadhan Berlalu yang Paling Dianjurkan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
17 Amalan Bulan Safar yang Menghasilkan Pahala https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-bulan-safar Wed, 18 Oct 2017 02:22:45 +0000 https://dalamislam.com/?p=2191 Sebenarnya, amalan di bulan Safar sama dengan beberapa amalan di bulan lainnya dan tiada amalan istimewa yang secara khusus dilakukan hanya pada bulan safar dan menjadi amalan Rasulullah SAW atau para sahabat. Sebagai umat muslim, kita semua sangat dianjurkan untuk meningkatkan semua amalan baik setiap hari tanpa melihat hari ataupun bulan. Selain itu, keutaamaan bulan […]

The post 17 Amalan Bulan Safar yang Menghasilkan Pahala appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebenarnya, amalan di bulan Safar sama dengan beberapa amalan di bulan lainnya dan tiada amalan istimewa yang secara khusus dilakukan hanya pada bulan safar dan menjadi amalan Rasulullah SAW atau para sahabat. Sebagai umat muslim, kita semua sangat dianjurkan untuk meningkatkan semua amalan baik setiap hari tanpa melihat hari ataupun bulan. Selain itu, keutaamaan bulan Safar menurut Islam juga hampir serupa dengan beberapa bulan lainnya.

Meningkatkan kualitas dari amalan fardhu dan juga banyak amalan sunnah di bulan Safar sangat disarankan untuk dilakukan setiap hari dan yang terpenting adalah niat serta rasa ikhlas. Diantara sekian banyak amalan bulan Safar yang bisa dilakukan akan kami ulas selengkapnya berikut ini.

  1. Shalat Empat Raka’at

Shalat empat raka’at disunnahkan untuk dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan safar. Shalat ini bisa dilakukan sendiri ataupun secara berjama’ah. Seperti yang kita ketahui jika hukum meninggalkan sholat dengan sengaja sangatlah besar dan menjadi alasan mengapa shalat tetap harus dijalankan saat bulan Safar tersebut.

  • Jumlah raka’at adalah 4 raka’at dengan 2 kali salam dan bacaan sesudah al fatihah.
  • Membacakan surat al kautsar 17 kali
  • Membacakan surat al ikhlas 5 kali
  • Membacakan surat al Falaq dan juga an Nas sebanyak 1 kali masing masing surat.
  • Niat sholat adalah Usholli sunnatal lidaf’il balaa rokatainii lillaahi ta’ala yang artinya, Aku berniat shalat menghilangkan balai dua raka’at sunnat karena Allah SWT.
  1. Memperbanyak Amal Shalih

Meningkatkan amalan ketaatan pada Allah SWT tidak hanya harus dilakukan pada beberapa bulan lain seperti Muharram, namun juga harus dilakukan pada bulan lainnya seperti bulan Safar. Beberapa amalan baik tersebut adalah membaca Al Qur’an, memperoleh keutamaan berdzikir, puasa, shadaqah dan juga beberapa amalan shalih lain.

Allah telah mengkhususkan empat bulan dari kedua belas bulan tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan yang suci, mengagungkan kemuliaan-kemuliaannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memberikan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir)

  1. Menjauhi Maksiat

Selain melakukan banyak amalan baik, maksiat pada Allah SWT juga harus dijauhkan karena dosanya lebih besar dibandingkan dengan bulan lainnya.

Qotadah rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya.”

  1. Bertaubat dan Istighfar

Bulan Safar hendaknya dijadikan bulan bertaubat pada Allah SWT dari semua kegiatan maksiat yang sudah diperbuat dan juga amalan istighfar dari setiap dosa yang sudah diperbuat sebab tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi saat ini dilakukan pada bulan Safar serta takdir yang akan terjadi.

  1. Perbanyak Sedekah

Untuk semua orang beriman dalam Islam tentunya percaya dengan kekuatan dan keutamaan bersedekah sebagai salah satu ikhtiar untuk menolak segala macam kesulitan dan juga penyakit sehingga sedekah menjadi salah satu amalan yang harus diperbanyak pada bulan Safar.

Rasullullah salallahu wa ‘alaihi wasallam bersabda, ”Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Dan obatilah penyakitmu dengan sedekah.”

  1. Meningkatkan Takwa

Cara meningkatkan iman dan taqwa menjadi amalan bulan Safar selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah lebih meningkatkan takwa pada Allah SWT dengan cara menjalani banyak ketaatan yang baik untuk selalu menjalankan perintah Allah SWT dan selalu menjauhi segala larangannya. Dengan ketakwaan ini, maka senantiasa menjadi sarana untuk bisa meraih kebahagiaan, keselamatan dan juga bisa membedakan hal yang benar dan juga furqan atau batil.

  1. Menumbuhkan Sikap Tawakal Pada Allah SWT

Umat muslim juga seharusnya lebih menumbuhkan sikap tawakal pada Allah SWT yang juga diikuti dengan usaha serta banyak amalan yang semuanya tidak berlawanan atau bertentangan dengan syariat.

Allah SWT berfirman, “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, sembahlah Dia dan bertawakalah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.”(QS. Huud : 123)

  1. Menunda atau Membatalkan Pekerjaan atau Hajat

Selama bulan Safar dan ingin membatalkan sebuah pekerjaan atau hajat, maka harus dilakukan bukan karena alasan bulan Safar, namun karena alasan lain yang lebih masuk akal dan tidak bertentangan dengan nilai ketauhidan.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu ?’ Beliau bersabda, ’Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau’.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

  1. Meyakini Semua Ketetapan Allah SWT

Apabila di bulan Safar terjadi sesuatu pada diri kita, maka sebagai umat muslim harus yakin jika itu semua adalah ketetapan Allah SWT yang penuh dengan keadilan dan juga hikmah-Nya.

Allah SWT berfirman, “Katakanlah, ’Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah : 51)

  1. Perbanyak Membaca Al Quran

Al Quran menjadi mujizat paling besar yang sudah diberikan untuk seluruh umat Islam di dunia dan mengandung sangat banyak fadhilah di dalam hukum bacaan Al Quran. Dengan ini, sudah sepantasnya jika sebagai seorang muslim untuk lebih memperbanyak baca Al Quran terlebih pada bulan Safar yang sudah kita niatkan sebagai salah satu dari washilah agar kita semua beserta setiap anggota keluarga bisa terhindar dari semua bahaya serta musibah yang mungkin dialami pada bulan Safar.

  1. Sholat Sunnah dan Baca Surat Yasin

Di hari Rabu terakhir pada bulan Safar, sebagian ulama memberi anjuran untuk melaksanakan sholat sunnah sebanyak empat rakaat dan pada setiap rakaatnya dibacakan surat Al Kautsar sebanyak 17 kali, surah Al Ikhlas sebanyak 5 kali dan Ma ‘udzatain sebanyak 1 kali serta memanjatkan doa. Selain itu, ada sebagian ulama lagi yang menganjurkan untuk membaca surat Yaasin sebanyak 313 kali lalu dilanjutkan dengan berdoa sebab banyak keistimewaan surat Yasin yang terkandung didalamnya.

  1. Semakin Memperkuat Iman

Sebagai umat muslim, kita harus meyakini jika bulan Safar sama halnya seperti bulan lain yang sudah diberikan Allah SWT sehingga tetap dapat melakukan begitu banyak amal ibadah baik yang sangat bermanfaat. Selain itu, kita juga tidak boleh mempercayai jika bulan Safar merupakan bulan yang sial sebab semua hanya bisa terjadi karena kehendak dan izin dari Allah SWT dan semakin memperdalam dan mengerti tentang fungsi iman kepada Allah SWT.

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus : 107).

  1. Meyakini Ketetapan Dari Allah SWT

Amalan yang harus dilakukan pada bulan Safar adalah yakin jika tidak akan ada yang bisa menimpa diri kita selain yang sudah ditetapkan Allah SWT untuk kita.

Allah SWT berfirman yang artinya;  “Katakanlah, ’Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah : 51).

  1. Menghindari Yang Melawan Ketauhidan

Seperti yang kita ketahui jika di hari Rabu terakhir bukan Safar merupakan hari Allah SWT banyak memberikan musibah. Akan tetapi, ini tidak berarti semua yang sudah kita niatkan akan dibatalkan karena musibah namun karena niat untuk beribadah. Sebagai umat muslim, kita juga tidak boleh memperlihatkan ciri ciri orang yang tidak ikhlas beribadah kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’ Beliau bersabda; ’Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau’.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).

  1. Semakin Menyempurnakan Wudhu

Wudhu menjadi syarat sah saat melakukan sholat wajib dan sebagai umat Islam tentunya juga sudah memahami dengan baik bagaimana cara berwudhu yang benar. Perlu diketahui jika seseorang yang bisa menyempurnakan wudhu, maka ia akan memasuki surga saat akhirat dan memilih pintu surga manapun yang ia sukai. Dalam bulan Safar, menyempurnakan wudhu juga tetap harus dilakukan dan tidak memiliki perbedaan dengan bulan lainnya.

“Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudhu dia membaca, asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuuluh, maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia sukai.” (HR. Muslim).

  1. Menyarankan Menuju Kebaikan

Bulan Safar juga dapat diisi amalan berupa mengajak banyak orang untuk menuju kebaikan sehingga bisa mendapatkan pahala dari orang yang sudah mengikutinya tanpa perlu mengurangi pahala mereka sedikit pun.

Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)

  1. Sholawat Pada Rasul

Perlu diketahui jika hanya dengan membaca shalawat sebanyak 1 kali saja, maka Allah SWT sudah memberikan shalawat sebanyak 10 kali pada orang tersebut sekaligus diangkat 10 derajat sebab banyak fadhilah sholawat, sehingga sangat baik dilakukan juga pada bulan Safar.

“Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan, dan diangkat sepuluh derajat.” (HR. An Nasai).

“Barang siapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim).

Demikian beberapa amalan bulan Safar yang bisa dilakukan dan masih banyak amalan lain yang bisa kita lakukan selama bulan Safar. Hal yang harus di garis bawahi adalah dalam melaksanakan amalan harus sesuai dengan syariat supaya kita dijauhkan dari perbuatan yang sia sia.

The post 17 Amalan Bulan Safar yang Menghasilkan Pahala appeared first on DalamIslam.com.

]]>
12 Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya https://dalamislam.com/akhlaq/hak-muslim-terhadap-muslim-lainnya Mon, 14 Aug 2017 04:30:32 +0000 http://dalamislam.com/?p=1895 Islam merupakan agama yang telah mengatur etika pergaulan antara sesama manusia baik untuk sesama muslim ataupun dengan sesama non muslim. Di dalam etika pergaulan, ajaran Islam sudah secara detail memberikan pengajaran tentang hak dan juga kewajiban yang harus dilakukan antara sesama muslim. Aturan yang ada dalam Islam memang lebih terperinci dan lebih memperhatikan fitrah dalam […]

The post 12 Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam merupakan agama yang telah mengatur etika pergaulan antara sesama manusia baik untuk sesama muslim ataupun dengan sesama non muslim. Di dalam etika pergaulan, ajaran Islam sudah secara detail memberikan pengajaran tentang hak dan juga kewajiban yang harus dilakukan antara sesama muslim. Aturan yang ada dalam Islam memang lebih terperinci dan lebih memperhatikan fitrah dalam sebuah masyarakat dari sisi baik yang akan didapatkan dengan menjalankan etika tersebut. Berikut ini, akan kami berikan penjelasan tentang hak muslim terhadap muslim lainnya yang harus dilakukan di tengah hidup bermasyarakat supaya bisa tercipta hubungan yang harmonis diantara sesama umat muslim.

Artikel terkait:

  1. Memenuhi Undangan

Apabila ada sesama muslim yang mengundang anda untuk datang ke acara makan atau acara lainnya, maka hak yang harus dilakukan antara sesama muslim adalah untuk memenuhi undangan tersebut. Memenuhi sebuah undangan adalah sunnah mu’akkadah yang bisa menarik hati bagi orang yang mengundang dan juga menimbulkan cinta serta kasih sayang. Terkecuali dalam hal ini adalah tentang undangan pernikahan. Undangan pernikahan merupakan hal yang wajib dengan syarat yang sudah dikenal.

“Dan siapa yang tidak memenuhi (undangannya) maka dia telah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Hadits diatas menjelaskan jika seseorang mengundang anda maka penuhilah undangan tersebut termasuk dalam memberikan pertolongan yang sedang dibutuhkan orang tersebut.

“Setiap mu’min satu sama lainnya bagaikan bangunan yang saling menopang” (HR. Bukhori dan Muslim).

  1. Mengucapkan Salam

Mengucapkan atau memberi salam yaitu Assalamu’alaikum, semoga Anda berada dalam keselamatan juga merupakan sunnah yang amat disarankan sebab ini merupakan cara untuk menumbuhkan rasa cinta dan juga kedekatan diantara sesama muslim.

Hal ini juga selaras dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, “Demi Allah tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan rasa cinta di antara kalian?, Sebarkan salam di antara kalian” (HR. Muslim).

Rasulullah SAW selalu memulai salam saat Beliau bertemu dengan siapapun bahkan saat ia bertemu dengan anak-anak, Ia juga memulai untuk memberikan salam.

baca juga:

  1. Memberikan Nasehat

Hak sesama muslim selanjutnya adalah memberi nasihat, yaitu apabila ada seseorang yang datang dan meminta nasihat pada anda untuk sebuah masalah yang sedang dialaminya, maka berikan nasihat sebab ini termasuk dalam agama.

Hal ini juga terdapat dalam hadits Rasulullah SAW, “Agama adalah nasihat: Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada para pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya.” (HR. Muslim).

Apabila seseorang datang dan tidak meminta nasihat, akan tetapi terdapat bahaya atau perbuatan dosa yang sudah dilakukan orang tersebut, maka nasihati juga perbuatan tersebut meski tidak diarahnya padanya, sebab hal ini masuk dalam menghilangkan bahaya serta kemunkaran dari kaum muslim.

Namun, jika tidak ada bahaya serta dosa pada orang itu dan ia melihat hal lain selain nasihat bisa lebih bermanfaat, maka ini tidak harus dilakukan kecuali ia meminta nasihat maka wajib untuk memberikan nasihat pada orang tersebut.

Artikel terkait:

  1. Menjawab Hamdalah Saat Bersin

Menjawab Hamdalah saat bersin yakni Yarhamukallah merupakan bentuk rasa syukur dengan memuji Allah disaat bersin. Apabila orang tersebut bersin dan tidak berucap hamdalah, maka ia juga tidak berhak memberikan ucapan itu dan inilah balasan bagi seseorang yang sedang bersin namun tidak berucap hamdalah.

Menjawab orang bersin yang berucap hamdalah adalah wajib hukumnya dan juga wajib untuk menjawab dengan mengucapkan Yarhamukallah dengan ucapan Yarhamukallah  wa yuslih balakum. Jika orang tersebut bersin secara terus menerus lebih dari tiga kali, maka pada bersin yang keempat ucapkan Aafakallah [semoga Allah menyembuhkanmu] sebagai pengganti dari ucapan Yarhamukallah.

  1. Mengantar Jenazah

Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya yang juga mengandung pahala besar adalah mengantarkan jenazah.

“Siapa yang mengantarkan jenazah hingga menshalatkannya maka baginya pahala satu qhirath, dan siapa yang mengantarkannya hingga dimakamkan maka baginya pahala dua qhirath”, beliau ditanya: “Apakah yang dimaksud qhirath ?”, beliau menjawab: “Bagaikan dua gunung yang besar“ (HR. Bukhori dan Muslim).

  1. Menjenguk Orang Sakit

Membesuk orang sakit adalah hak dan kewajiban saudaranya yang seiman khususnya apabila yang sedang sakit tersebut masih merupakan kerabat, tetangga atau teman. Untuk cara membesuknya, bergantung dari orang yang sedang sakit dan juga jenis penyakitnya, sebab kondisi tertentu terkadang menuntut orang tersebut untuk lebih sering dijenguk untuk memperhatikan keadaannya.

Menjenguk orang sakit adalah hal yang disunnahkan sekaligus menanyakan keadaan dan mendoakan sekaligus memberikan penghiburan serta harapan sebab ini akan mendatangkan kesehatan serta kesembuhan bagi orang yang sedang sakit tersebut.

baca juga:

  1. Tidak Saling Membenci

Hak antara sesama musim lainnya adalah untuk tidak saling mendengki antara sesama muslim, memendam perasaan dendam pada sesama muslim atau pun berprasangka buruk pada sesama muslim.

  1. Mengharapkan Sesuatu Yang Baik

Sesama muslim juga harus selalu mengharapkan segala sesuatu yang baik bagi sesama muslim lainnya seperti yang diharapkan untuk diri sendiri. Selain itu, hak muslim juga untuk membenci segala sesuatu yang tidak baik bagi mereka seperti juga membenci hal tidak baik tersebut untuk diri sendiri.

Artikel terkait:

  1. Membantu Saat Teraniaya

Antara muslim dan muslim lainnya juga harus saling membantu apabila ada saudara sesama muslim yang sedang dianiaya. Sudah menjadi hak muslim untuk menolong sesama muslim yang sedang teraniaya dan berada dalam situasi yang membuat dirinya lemah.

Hal ini juga sejalan dengan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Bantulah saudaramu apabila ia menjadi orang yang menganiaya atau orang yang teraniaya”. Seorang sahabat bertanya: Kita memang membantunya jika ia menjadi orang yang teraniaya, tetapi bagaimana pula boleh kita membantunya, jika ia menjadi orang yang menganiaya? Jawab Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam: Kita melarangnya dari menganiaya orang lain itulah berarti kita membantunya.”

  1. Tidak Saling Mencaci dan Mendengki

Hak sesama muslim lainnya adalah untuk tidak saling mencaci dan mendengki antara sesama muslim. Selain itu, tidak juga untuk saling bersaing dalam urusan tawar menawar apabila sedang berhajat atau hendak membeli sesuatu.

Hal ini juga sejalan dengan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kamu dengki-mendengki, jangan bersaingan dalam tawar-menawar (sedang kamu tiada berhajat untuk membeli), jangan bermusuh-musuhan, dan jangan seseorang kamu menambah harga atas sesuatu barang yang telah dibeli oleh setengah kamu, dan jadilah kamu sekalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain, tidak boleh menganiayanya, atau merendahkan kedudukannya, menghinanya, atau mendustakannya. Taqwa berada di sini, sambil baginda mengisyaratkan ke dadanya (disebutkannya tiga kali). Memadailah seorang manusia itu dikira telah berbuat jahat dengan menghina seorang saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim terhadap Muslim yang lain, haram darahnya dan hartanya dan kehormatan dinnya.”

  1. Membantu Dalam Kesusahan

Sesama muslim juga memiliki hak untuk melepaskan seorang muslim yang lain dari kesusahan yang berhubungan dengan duniawi. Dengan melakukan hal ini, maka niscaya Allah juga akan melepaskan kita dari kesusahan yang akan dirasakan pada hari kiamat nanti.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa melepaskan seorang Muslim suatu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskannya suatu kesusahan dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Barang siapa yang meringankan suatu kesempitan seorang, niscaya Allah akan meringankan kesempitannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup (keaiban) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup (keaiban)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa bersedia untuk membantu hambaNya, selama hamba itu senantiasa bersedia untuk membantu saudaranya.”

Artikel terkait:

  1. Mengambil Berat Urusan Muslim Lain

Antar umat muslim juga memiliki hak untuk mengambil berat berhubungan dengan keperluan saudara sesama muslim supaya nantinya Allah juga akan mengambil berat terhadap segala sesuatu yang diperlukan.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa senantiasa mengambil berat tentang keperluan saudaranya, niscaya Allah senantiasa mengambil berat terhadap keperluannya”. Sabda-Nya lagi, “Barang siapa tiada mengambil berat terhadap urusan kaum Muslimin, maka dia bukanlah dari golongan mereka sendiri.”

Selain keduabelas hak muslim terhadap muslim lainnya, masih banyak lagi hak muslim lainnya. Apabila seseorang berusaha untuk mewujudkan sikap ukhuwwah pada saudaranya, maka ia juga akan berusaha untuk mendatangkan kebaikan pada semua saudaranya sekaligus menjauh dari segala perbuatan yang menyakitinya dan inilah indahnya Islam yang sangat mengesankan kaum muslim. Ini membuktikan betapa agungnya etika agama Islam dalam urusan mengikat persatuan dan juga keimanan yang bisa dijadikan sarana dalam saling mencintai antara satu pribadi muslim dengan muslim yang lainnya.

The post 12 Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>