Bagi sesama muslim saling menyapa dan saling mendoakan adalah keharusan dan kewajiban. Hal ini dikarenakan sesama muslim adalah saudara dan sesama saudara seiman maka harus mampu saling menguatkan. Untuk itu, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa, setiap sesama muslim adalah seperti bangunan. Jika yang satu roboh maka akan merobohkan yang lainnya. Begitupun seperti tubuh kita, jika yang satu sakit maka akan mempengaruhi yang lainnya.
Seperti itulah muslim, saling menguatkan dan saling menolong. Tidak ada kesuksesan umat islam jika di dalamnya tidak ada persaudaraan dan saling bantu membantu. Akan tetapi hal ini berbeda jika berhadapan dengan non muslim. Apakah kewajiban tersebut masih ada? Mengenai salam untuk non muslim berikut adalah penjelasannya dan berbagai pendapat mengenai hal tersebut.
(Baca juga: Pengertian Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah dan Wathaniyah)
Pandangan Al-Quran Tentang Non Muslim
Di dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang berkenaan dengan orang-orang yahudi dan nasrani. Hal ini menunjukkan posisi mereka, terutama bagi yahudi dan nasrani yang benar-benar memusuhi islam. Untuk itu, Allah melarang umat islam menjadikan yahudi dan nasrani ini sebagai orang kepercayaan tanpa harus sedikitpun mengurangi toleransi kepercayaan.
Baca juga:
- Ciri-ciri Orang Munafik
- Cara Menghindari Syirik
- Syirik Dalam Islam
- Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam Islam
- Hukum Tiup Lilin Ulang Tahun dalam Islam
Menjawab salam pada non muslim mungkin terlihat simpel atau sepele. Namun sebetulnya ada makna dan filosofis tersendiri dalam hal menjawab salam tersebut. Islam sendiri membahas hal tersebut di dalam Al-Quran. Berikut adalah ayat-ayat dalam Al-Quran yang berkenaan dengan hal tersebut.
- QS Al Baqarah : 120
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. “
Orang-orang yahudi dan nasrani di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa mereka tidak akan pernah suka dengan agama islam yang mengarahkan pada kebenaran. Untuk itu, dengan karakter seperti ini menunjukkan bahwa umat islam harus berhati hati dan jangan sampai terkelabui oleh tipu daya mereka yang hendak menghancurkan islam.
Menjawab salam sendiri mungkin hanya sekedr ucapan. Tetapi menjawab salam merupakan simbol dari persaudaraan, mendoakan, dan saling mengukuhkan antar saudara. Untuk itu, jangan sampai umat islam terperdaya atau merasa bersaudara hanya karena ucapan salam dari mereka.
baca juga:
- Hukum Suami Tidak Menafkahi Istri
- Hukum Menafkahi Orang Tua Setelah Menikah
- Hukum Istri Melawan Suami
- Hukum Wanita Tidak Berjilbab
- Hukum Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri
- Hukum Merokok dalam Islam
- QS Al Maidah : 82
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. “
Pada dasarnya di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa orang-orang yahudi dan nasrani benar-benar musuh yang nyata dan menganggap islam sebagai musuh. Untuk itu, pada musuh atau orang yang membenci islam sudah sepatutnya berhati-hati dan jangan sampai dibutakan oleh mereka.
Allah tentunya sudah memberikan petunjuk dan kebenaran pada manusia, hanya saja terkadang manusia lalai dan tidak mau mengikutinya karena hawa nafsu.
Pendapat-Pendapat Ulama Tentang Menjawab Salam Non Muslim
Terkait menjawab salam dari non muslim terdapat beberapa pendapat dan dalil yang menyertainya. Bagaimanapun, dalam memahami hukum islam landasannya adalah rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.
Walaupun pandangan mengenai menjawab salam non muslim ini berbeda-beda, tentu kita harus menghargainya asalkan pendapat tersebut sebagai ijtihad yang didasari oleh landasan utama islam. Apalagi para Alim ulama dan fuqaha lah yang memikirkannya. Tentu kapasitas ilmunya, jauh melebih kita.
baca juga:
- Hukum Trading dalam Islam
- Hukum Shalat Shubuh Kesiangan
- Hukum Khitan Bagi Perempuan
- Hukum Memelihara Jenggot
- Hukum Mencium Kaki Ibu
Berikut adalah pandangan dan pendapat beberapa ulama mengenai menjawab salam dari non muslim.
- Imam Hanafi
Imam Hanafi berpendapat bahwa jika non muslim memberikan salam, maka dapat dijawab dengan Wa’alaikum atau Wa’ alaika. Hal ini didasari dari sebuah hadist Mutaffaqun Alaih, yaitu
“Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan ‘wa’alaikum’” (Mutafaqqun ‘alaih)
- Imam Maliki
Berbeda lagi dengan pendapat imam Maliki. Mengenai menjawab salam non muslim berikut maka dijawab dengan ‘alaika. Tanpa menyertakan ‘wa’ dan tidak ada kata kum. Hal ini didasari juga dari sebuah hadist, yaitu:
“Jika orang-orang Yahudi memberi salam kepada kalian, mereka memberi salam dengan ‘al-saami ‘alaikum’, maka katakanlah: ‘’alaik’” (HR Muslim)
baca juga:
- Hukum Perceraian dalam Islam
- Hukum Meninggalkan Shalat Jumat
- Larangan Puasa Hari Jumat
- Hukum Selfie Dalam Islam
- Hukum Memelihara Anjing
- Ibnu Qayim Al jauziyah dan Ulama Kontemporer
Berbeda dengan pendapat Ibnu Qayim Al Jauziyah dan beberapa ulama kontemporer. Mereka berpendapat bahwa tidak masalah jika harus menjawab salam dari orang-orang Non Muslim termasuk Yahudi dan nasrani. Hal ini didasarkan pada ayat dari Al-Quran yaitu,
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” ((QS An Nisa : 86)
Pendapat ini memiliki pandangan bahwa jawaban salam tanpa menyertakan salam pada non muslim, terikat konteks di zaman dahulu bahwa Yahudi dan nasrani mengucapkan salah untuk menghina, merendahkan, mengejek, dan juga bermaksud buruk pada orang-orang islam. Maka itu mereka terkadang juga merubah kata salam, menjadi Assaaam yang artinya adalah racun atau kematin.
Hal ini dipandang oleh sebagian ulama tidak sama seperti zaman hari ini, dimana ada orang-orang Non Muslim yang mengucapkan salam karena memang berniat baik dan menjalin kekerabatan. Sehingga, pandangan ini mengemukakakn bahwa tidak menjadi masalah jika dijawab dengan salam.
Walaupun ada pendapat ini, ulama-ulama yang lain tetap memiliki pandangan bahwa salam dari orang Non Muslim atau kafir, tidak boleh. Ucapan salam adalah rakhmat dari Allah juga selayaknya disampaikan hanya pada orang yang berimana. Sedangkan jawaban Alaika atau Waalaikum hanyalah jawaban kepantasan, atas sapaan yang diberikan.
Pendapat tentu boleh berbeda. Akan tetapi yang menjadi substansi adalah ucapan salam pada Yahudi dan nasrani atau orang-orang yang menginginkan kehancuran islam tentu tidak usah dijawab. Umat islam juga tidak perlu terpecah atau menjadi konflik umat terhadap masalah ini. Yang terpenting dan yang menjadi keharusan adalah umat islam tetap bersatu, kuat secara ikatan agama, dan tidak terpecah-pecah karena masalah ini tentu hanya sebagian kecil dari dilema keumatan islam.
baca juga:
- Hukum Menggambar Makhluk Hidup
- Hukum Sholat Jumat Bagi Wanita
- Hukum Aqiqah Dalam Islam
- Hukum Pinjam Uang di Bank
- Hukum Mengucapkan Selamat Natal dalam Islam
Hadist-Hadist Tentang Menjawab Salam Non Muslim
Terkait menjawab salam non muslim, selain disampaikan dari pendapat ulama terdapat juga beberapa hadist yang berkenaan dengan hal tersebut. Berikut adalah hadist-hadist nya:
- Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:Rasulullah saw. bersabda: Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam kepadamu, maka jawablah: Wa`alaikum. (HR Muslim)
- Riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang Yahudi itu bila mengucapkan salam kepada kalian mereka mengucapkan: “Assaamu `alaikum” (kematian atas kalian), maka jawablah dengan: “Wa`alaka” (semoga menipa kamu). (HR Muslim)
- Riwayat Aisyah ra.: Sekelompok orang Yahudi meminta izin untuk menemui Rasulullah saw. lalu mereka mengucapkan: “Assaamu `alaikum” (kematian atas kalian). Aisyah menyahut: “Bal `alaikumus saam” (sebaliknya semoga kalianlah yang mendapatkan kematian). Rasulullah saw. menegur: Hai Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai keramahan dalam segala hal. Aisyah berkata: Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Rasulullah saw. bersabda: Aku telah menjawab: “Wa’alakum” (semoga menimpa kalian). (HR Muslim)
Hadist-hadist di atas dapat menjawab bahwa memang di zaman Rasulullah dahulu, ujian berupa hinaan, cacian, dan juga konflik dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani sangatlah tinggi. Hal ini membuat salam mereka pun menjadi cacian dan olokan bagi umat islam yang beriman kepada Allah SWT. Untuk itu, jawaban sekedar Alaika atau Waalaikum adalah jawaban yang pantas terhadap cacian mereka.
baca juga:
- Shalat dalam Kendaraan
- Hukum Membaca Doa Iftitah
- Hukum Semir Rambut Warna Hitam
- Hukum Mengeluarkan Air Mani dengan Sengaja
- Hukum Wanita Haid Masuk Masjid
Semoga dari hal ini umat islam dapat belajar dan mengambil hikmah yang besar. Tentunya jangan sampai perintah Allah kita lalaikan apalagi bersnagkutan dengan upaya kita dalam menjalankan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.