Hukum Melanggar Amanat Dalam Islam dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Amanat atau amanah dalam Islam adalah sebuah kepercayaan yamg diberikan untuk dijalankan sesuai dengan yang diminta. Islam mengajarkan untuk menjalankan amanat.

Allah Ta’ala dalam menunaikan amanat,

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” (QS. An Nisa’: 58)

Begitu pula dengan perintah Rasulullah tentang menunaikan amanat.

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ

“Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu.” (HR. Abu Daud no. 3535 dan At Tirmidzi no. 1624, hasan shahih)

Melanggar amanat sama seperti hukum melanggar janji dalam Islam atau ingkar janji dalam Islam. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59).

Baca juga:

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

“Menunaikan amanat yang dimaksudkan adalah umum mencakup segala yang diwajibkan pada seorang hamba, baik hak Allah atau hak sesama manusia” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 124).

Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Amanat adalah segala sesuatu yang diemban oleh seseorang yang diperintahkan untuk ditunaikan. …. Para fuqoha menyebutkan bahwa orang yang dibebankan amanat, hendaklah ia benar-benar menjaganya.

Mereka berkata bahwa seseorang tidak disebut menunaikan amanat melainkan dengan menjaganya, dan hukumnya adalah wajib.” (Taisir Al Karimir Rahman, 183).

Dari Abu Dzarr pula, ia berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak memberiku kekuasaan?” Lalu beliau memegang pundakku dengan tangannya, kemudian bersabda,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْىٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيهَا

Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah.

Kekuasaan itu adalah amanah, dan kekuasaan tersebut pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkan kekuasaan tersebut dengan haknya dan melaksanakan kewajibannya pada kekuasaannya itu.” (HR. Muslim no. 1825).

Baca juga:

Salah satu akibat tidak amanah dalam Islam adalah kehilangan iman. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad)

Bahkan orang yang melanggar amanat akan mendapat siksa di hari akhir nanti.

Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari kiamat.

Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita” (HR. Bukhari Rasulullah SAW bersabda:no. 7148)

Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang wanita menjadi pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya.

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap pengkhianat akan mendapatkan bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek bendera tersebut sesuai dengan kadar pengkhianatannya. Ketahuilah bahwa pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya.” (HR. Bukhari)

Baca juga:

Rasulullah SAW bersabda: “Setiap pengkhianatan akan mendapat bendera di hari kiamat, disebutkan ini pengkhianatan si fulan dan ini pengkhianatan si fulan.” (HR. Bukhari Muslim)

فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَٰقَهُمْ لَعَنَّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَٰسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ ۙ وَنَسُوا۟ حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ ۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَىٰ خَآئِنَةٍ مِّنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنْهُمْ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱصْفَحْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu.

Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S. Al Maidah: 13)

Sungguh begitu banyak ancaman bagi mereka yang melanggar amanat dalam Islam. Apalagi jika ia adalah seorang pemimpin, maka ia wajib mengemban tugasnya dalam memimpin rakyatnya dengan sungguh-sungguh karena ia memikul tanggung jawab dan amanat yang besar.

Rasulullah SAW bersabda:

“Pertolongan Allah tetap berada pada dua orang yang bersekutu selama keduanya tidak saling mengkhianati. Bila sudah saling mengkhianati maka Allah mencabut pertolongan terhadap keduanya.” 

Allah berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan  apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q. S. An-Nisaa’: 58)

Imam Syahid Hasan Al-Banna berkata:

Oleh karena itu wahai ikhwan kuatkanlah keimanan dan ruhiyah kalian, kuatkanlah ilmu dan tsaqafah kalian serta kuatkanlah fisik dan segala sarana yang dapat digunakan untuk memikul amanah.

Dan Allah memerintahkan kepada kita untuk mempersiapkan segala bentuk kekuatan”.

Bahkan Rasul mengungkapkan bahwa salah satu tanda kiamat adalah disia-siakannya amanah.

Dari Jabir RA berkata, tatkala Nabi SAW berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata: “Kapan terjadi Kiamat?

Rasulullah SAW terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata: Rasulullah SAW mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.

Berkata sebagian yang lain: Rasul SAW tidak mendengar”. Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya: ”Mana yang bertanya tentang Kiamat?”

Berkata orang Badui itu: ”Saya wahai Rasulullah saw. Rasul SAW berkata: ”Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat”. Bertanya:”Bagaimana menyia-nyiakannya?”. Rasul SAW menjawab: ”Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah Kiamat” (HR Bukhari)

Sungguh menyia-nyiakan amanah adalah hal yang tercela dan dibenci Allah, maka hendaklah kita selalu menunaikan amanah baik amanah secara fitrah manusia maupun amanah yang didapat dari kedudukan.

Demikianlah artikel tentang hukum melanggar amanah dalam Islam. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan kita dijauhkan dari sifat khianat terhadap amanah.  Aaamiin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn