Di bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan, banyak amal ibadah yang bisa kita lakukan selama 24 jam. Salah satunya adalah shalat tarawih. Sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih di bulan Ramadhan.
Rasul bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau”
(HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)
Baca juga :
- Hukum Niat Puasa Saat Adzan Subuh
- Hukum Tidak baca Niat Puasa
- Niat Puasa Ganti Ramadhan
- Niat Buka Puasa
- Hukum Puasa Saat Perjalanan Jauh
Syekh Khatib al-Syarbini menegaskan:
وَقَدْ اتَّفَقُوا عَلَى سُنِّيَّتِهَا وَعَلَى أَنَّهَا الْمُرَادُ مِنْ قَوْلِهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – «مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَقَوْلُهُ: إيمَانًا: أَيْ تَصْدِيقًا بِأَنَّهُ حَقٌّ مُعْتَقِدًا فَضِيلَتَهُ، وَاحْتِسَابًا: أَيْ إخْلَاصًا،
“Ulama sepakat atas kesunnahan tarawih dan sesungguhnya tarawih adalah shalat yang dikehendaki dalam hadits Nabi, Barang siapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau. Hadits diriwayatkan al-Bukhari. Adapun sabda Nabi “imanan”, maksudnya adalah membenarkan bahwa yang demikian itu haq seraya meyakini keutamaannya. Sabda Nabi “wahtisaban”, maksudnya ikhlas”
(Syekh Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 1, hal. 459)
Shalat tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah bersama imam di masjid dan dilakukan setelah shalat Isya. Namun adakalanya ada jamaah yang datang terlambat dan belum melaksanakan shalat Isya namun imam sudah masuk ke dalam shalat tarawih. Lalu bagaimana hukum shalat isya setelah shalat tarawih ini?
Baca juga :
- Adab Puasa Ramadhan
- Hal yang Harus Diperhatikan Saat Qadha Puasa
- Hukum Minum Obat Pencegah Haid Untuk Berpuasa Ramadan
- Hukum Istihadhah saat Puasa Bagi Wanita
- Cara Melakukan Puasa Awal Dzulhijjah
Terdapat sebuah fatwa yang dikeluarkan mengenai hukum shalat isya setelah shalat tarawih ini.
Imam Ibnu Baz,
على كل حال السنة التراويح بعد العشاء ، فقيام رمضان بعد العشاء لكن هذه نافلة فصلاته معهم قبل العشاء تعتبر صلاة نافلة بين العشائين ، والصلاة بين العشائين جائزة لكن ليس هي القيام المعروف في رمضان ، فقيام رمضان يكون بعد العشاء ، فتعتبر هذه نافلة له بين العشائين ، وصلاته العشاء بعد ذلك صحيحة ، وإنما الأفضل والأولى أن يبدأ بالفريضة ثم يصلي معهم التراويح ، هذا الذي ينبغي حتى يتبع السنة مع أداء الفريضة .
Apapun itu, shalat sunah tarawih seharusnya dikerjakan setelah isya. Qiyam ramadhan, itu dilakukan setelah isya. Akan tetapi, shalat sunah yang dikerjakan sebelum isya ini, dinilai sebagai shalat sunah antara maghrib dan isya. Dan shalat sunah antara maghrib dan isya hukumnya boleh. Namun statusnya bukan termasuk qiyam ramadhan yang kita kenal. Karena qiyam ramadhan itu dilakukan setelah isya.
Sehingga shalat ini terhitung shalat sunah antara maghrib dan isya, kemudian shalat isya setelah itu, statusnya sah. Hanya saja yang paling afdhal dan paling baik untuk dikerjakan adalah jika seseorang memulai dengan shalat wajib, kemudian shalat tarawih berjamaah. Inilah cara yang selayaknya dilakukan, sehingga dia bisa mengikuti sunah, disamping telah melaksanakan kewajiban.
Baca juga :
- Alasan Puasa Ramadhan Menjadi Wajib
- Tanda Kesempurnaan Puasa Di Bulan Ramadhan
- Pembagian Hari di Bulan Ramadhan
- Hukum Gusi Berdarah Saat Puasa
- Hukum Cuci Darah Saat Puasa
Beliau juga mengatakan bahwa sebaiknya jamaah mengikuti shalat Isya sejak awal bersama imam sehingga shalat sunnah yang ia kerjakan menjadi qiyam Ramadhan.
ولو أنه صلى معهم بنية الفريضة فلما سلم الإمام من التراويح قام وأتم الفريضة أجزأه ذلك ، فلو صلى الإمام الاثنتين الأوليين بنية التراويح وهو يصلي الفريضة ، ثم إذا سلم قام فتم صلاته أجزأه ذلك .
Andaikan ada seorang makmum yang ikut shalat jamaah tarawih dan dia berniat shalat wajib, kemudian ketika imam salam setelah dapat dua rakaat, dia berdiri menyempurnakan 4 rakaat, hukumnya sah. Artinya, ketika imam shalat dua rakaat dengan niat tarawih, sementara makmum ini ikut jamaah dengan niat shalat isya, kemudian ketika imam salam, dia berdiri menyempurnakan kekuarangan julah rakaat, status shalatnya sah.
فالحاصل : أن هذا لا حرج فيه إن شاء الله ، صلاته صحيحة ، وصلاته التراويح صحيحة ، وتعتبر نافلة ، ليست هي التراويح وليست قيام رمضان المشهور ، إنما قيام رمضان يكون بعد العشاء وهذا صلاها قبل العشاء ، فتكون من النوافل التي تستحب بين المغرب والعشاء
Kesimpulannya, perbuatan semacam ini tidak masalah insyaaAllah. Shalatnya sah, shalat jamaah bersama orang tarawih juga sah, dan dinilai sebagai shalat sunah, bukan shalat tarawih, bukan pula termasuk qiyam ramadhan yang kita kenal. Yang disebut qiyam ramadhan hanya dilakukan setelah isya, sementara orang ini mengerjakannya sebelum isya. sehingga statusnya shalat sunah antara maghrib dan isya.
[Fatawa Ibnu Baz [Fatawa Nur ‘ala Ad-Darb, 2/903, dari Fatawa Islam, no. 128164].
Baca juga :
- Perusak Amal di Bulan Ramadhan
- Adab Puasa Ramadhan
- Azab Maksiat di Bulan Ramadhan
- Amalan Menyambut Bulan Ramadhan
- Asal Usul Penamaan Bulan Ramadhan Dalam Sejarah Islam
Shalat Isya setelah shalat tarawih memang sah dan tidak membatalkan kedua shalat tersebut. Hanya saja tarawih yang dikerjakan sebelumnya dianggap sebagai shalat sunnah mutlak yang dikerjakan antara Magrib dan Isya, bukan qiyam Ramadhan.
Demikianlah artikel tentang hukum shalat isya setelah shalat tarawih ini, semoga semakin menambah ilmu dan keimanan kita semua. Aamiin.