larangan pacaran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/larangan-pacaran Fri, 30 Aug 2019 03:32:08 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png larangan pacaran Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/larangan-pacaran 32 32 Hukum Pacaran Dalam Islam Dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-pacaran-dalam-islam Fri, 30 Aug 2019 03:32:07 +0000 https://dalamislam.com/?p=7722 Orang tua adalah pihak utama yang harus mengajarkan dan mengawasi perilaku anak. Bila seorang anak diberikan kebebasan yang terlalu bebas dalam pergaulan, maka akan berdampak negatif bagi anak tersebut maupun orang tuanya. Salah satu bentuk pergaulan bebas yang diharamkan adalah pacaran. Mengapa haram? Sebab tidak ada dalil yang membolehkan pacaran dalam Islam. Yang ada hanyalah […]

The post Hukum Pacaran Dalam Islam Dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Orang tua adalah pihak utama yang harus mengajarkan dan mengawasi perilaku anak. Bila seorang anak diberikan kebebasan yang terlalu bebas dalam pergaulan, maka akan berdampak negatif bagi anak tersebut maupun orang tuanya.

Salah satu bentuk pergaulan bebas yang diharamkan adalah pacaran. Mengapa haram? Sebab tidak ada dalil yang membolehkan pacaran dalam Islam. Yang ada hanyalah ayat tentang larangan pacaran karena mudharat yang diakibatkannya.

Islam telah mengatur segala sesuatu antara laki-laki dan perempuan. Setiap orang harus mengetahui batas aurat perempuan maupun batas aurat laki-laki dalam Islam karena menutup aurat menjadi kewajiban setiap umat.

Selain harus menutup auratnya sesuai dengan batasan tertentu, Islam juga mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan. Mereka wajib menundukkan pandangan dari yang selain mahrom. Mahrom dalam hal ini ialah seseorang yang haram dinikahi selamanya.

Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ الله خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur [24]: 30). 

Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)

Dalam Islam, pacaran merupakan perbuatan mendekati zina. Sebab di dalamnya terdapat banyak larangan, seperti saling memandang kepada yang bukan mahrom, bersentuhan dan hal hal lain yang lebih terlarang.

Telah banyak kasus yang ada di masyarakat dimana pacaran menjadi awal mula perbuatan zina di luar nikah hingga menyebabkan kehamilan, pembunuhan dan kriminalitas lainnya. Naudzubillahimindzalik!

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Isrā’ [17]: 32)

Cinta janganlah dijadikan alasan untuk pacaran sebelum menikah. Orang yang sungguh sungguh mencintai seseorang, maka tidak ada yang lebih baik bagi keduanya selain pernikahan. Ketahui ayat pernikahan dalam Islam berikut ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لم ير للمتحا بين مثل النكاح

Tidak diketahui [yang lebih bermanfaat] bagi dua orang yang saling mencinta semisal pernikahan” (HR. Ibnu Majah no. 1847, Al-Hakim 2/160, Al-Baihaqi 7/78 dishahihkan oleh Al-Albani dalam As- silsilah As-shahihah no. 624)

Jadi, jika kamu sudah yakin akan cintamu pada seseorang dan sudah siap untuk menikah, maka segeralah untuk menghalalkan dia melalui jalan taaruf. Pelajarilah tips taaruf dalam Islam. Namun, bila kamu belum siap untuk menikah, maka fokuslah untuk mencari bekal pernikahan dan jauhilah pacaran. Perbanyaklah meningkatkan kualitas diri dan iman, serta berpuasalah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَامَعْشَرَالشَبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba’ah[3] hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa’ (pemutus syahwat) baginya.” (Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud)

Ba’ah dalam dalil di atas artinya yang mampu menikah dengan berbagai persiapannya.

Itulah penjelasan tentang hukum pacaran dan dalilnya yang dapat kamu ketahui. Semoga mampu meningkatkan kualitas diri sehingga menjadi wanita shalehah idaman pria shaleh ataupun sebaliknya, lelaki shaleh idaman wanita shalehah. Serta mampu menghindarkan diri dari pacaran. Aamiin insya Allah.

The post Hukum Pacaran Dalam Islam Dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Puasa Ramadhan Tapi Pacaran Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-puasa-ramadhan-tapi-pacaran Thu, 31 May 2018 05:45:08 +0000 https://dalamislam.com/?p=3576 Bulan ramadhan kini pun tiba dan umat muslim pun berlomba-lomab untuk mendapatkan pahala puasa ramadhan selama 30 hari. Sehingga, melakukan ibadah dengan benar sesuai rukun puasa ramadhan dan tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Namun, ada beberapa hal yang menjadi ganjalan di hati terlebih bagi para muda-mudi masa kini yang mulai merasakan cinta terhadap lawan jenis. Bahkan […]

The post Hukum Puasa Ramadhan Tapi Pacaran Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bulan ramadhan kini pun tiba dan umat muslim pun berlomba-lomab untuk mendapatkan pahala puasa ramadhan selama 30 hari. Sehingga, melakukan ibadah dengan benar sesuai rukun puasa ramadhan dan tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Namun, ada beberapa hal yang menjadi ganjalan di hati terlebih bagi para muda-mudi masa kini yang mulai merasakan cinta terhadap lawan jenis.

Bahkan diantara mereka memutuskan untuk pacaran dengan maksud saling mendekatkan diri atau saling mengenal satu sama lain. Padahal, sebenarnya di dalam Islam sendiri tidak mengenal istilah pacaran. Lalu, bagaimana hukum puasa ramadhan tapi pacaran? Simak penjelasan yang akan dalamislam.com bahas di bawah ini.

Baca juga:

Di dalam Islam sendiri memang tidak mengenal istilah pacaran, namun jika yang dimaksud pacara adalah suatu proses pendekatan sebelum ke jenjang pernikahan maka di dalam Islam dikenal dengan istilah Taaruf, yaitu proses pendekatan menuju khittbah atau lamaran. Tetapi, melihat fenomena anak muda masa kini sepertinya pacaran sudah menjadi istilah yang melekat padanya.

Apapun pendapat tentang pacaran ini, semoga tidak menghantarkan kita kepada dunia pergaulan bebas seperti zina. Hal ini dikarenakan pacaran biasanya tidak lepas dari yang namanya zina hati, zina mata, zina tangan, dan zina kaki. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

Baca juga:

Bahkan sms-an atau chatting dengan pacar juga termasuk ke dalam bentuk kholwath atau campur baur dengan lawan jenis. Meskipun kedua kegiatan tersebut tidak berhadapan langsung dengan lawan jenis, tetapi keduanya sudah termasuk dalam bentuk semi kholwath. Kedua hal tersebut jelas dilarang oleh Islam, karena melakukan bentuk kholwath yang terlarang yaitu bersama yang bukan mahromnya. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ

Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari no. 5233)

Dari penjelasan di atas, sudah jelas bahwa pacaran, berduaan, dan jalan berdua dengan lawan jelis dilarang didalam Islam. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan kita dari perbuatan haram yang lebih jauh meskipun tidak melakukan zina seperti hubungan intim suami isteri. Namun, sebaiknya kita menjauhinya sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)

Jadi, dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa pacaran yang berdua-duaan atau jalan berdua dengan lawan jenis itu dilarang, bahkan ada sebagian ulama yang mengharamkannya. Sehingga, di bulan ramadhan pun kita juga dilarang untuk melakukannya karena di bulan selain ramadhan saja sudah jelas dilarang. Oleh karena itu, agar dapat memenuhi syarat sah puasa ramadhan, sebaiknya kita tidak melakukan hal-hal yang dilaran dan juga yang dapat membatalkan puasa kita.

The post Hukum Puasa Ramadhan Tapi Pacaran Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Shalat Berjamaah Dengan Pacar dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-shalat-berjamaah-dengan-pacar Tue, 05 Sep 2017 05:20:02 +0000 http://dalamislam.com/?p=2005 Shalat adalah perintah Islam yang menjadi dasar atau pondasi keimanan dalam islam. Hal ini sebagiamana di sampaikan dalam islam, “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang […]

The post Hukum Shalat Berjamaah Dengan Pacar dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Shalat adalah perintah Islam yang menjadi dasar atau pondasi keimanan dalam islam. Hal ini sebagiamana di sampaikan dalam islam, “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS An Nisa : 103). Untuk itu hal ini sesuai dengan Rukun IslamDasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.

Salah satu ibadah yang utama adalah melaksanakan shalat wajib dan dilakukan secara berjamaah. Shalat berjamaah dalam sebuah hadist disebutkan bahwa shalat berjamaah memiliki pahala yang berlipat ganda yaitu hingga 27 derajat. Hal ini tentu memiliki alasan tersendiri dalam islam mengapa Shalat Berjamaah menjadi suatu yang utama.

Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist, “Shalat dengan berjamaah, dua puluh tujuh kali lebih baik daripada shalat sendirian.” (HR Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa`i).

baca juga:

Di dalam islam sendiri, berjamaah tentunya menjadi lebih baik dibandingkan dengan sendiri-sendiri. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam QS Ash-shaff ayat 4, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist, “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR Muslim).

Untuk itu, melaksanakan shalat berjamaah sangat diutamakan dibandingkan dengan shalat sendiri. Mengusahakan shalat berjamaah tentu menjadi sebuah keutamaan karena kita telah menerapkan semangat persatuan dan kesatuan umat islam, walaupun mungkin saat berjamaah kita belum mengenal siapa orang tersebut.

baca juga:

Keutamaan Shalat Berjamaah

Selain pahala 27 derajat dibanding shalat sendiri, ada beberapa keutamaan lainnya dari shalat berjamaah. Hal ini misalnya adalah apa yang disampaikan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah SAW.

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatnya seorang lelaki dengan berjamaah itu melebihi shalatnya (sendirian) di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali, yang demikian itu disebabkan karena bila dia berwudhu dengan sempurna, kemudian pergi ke masjid dengan tiada tujuan lain kecuali untuk melakukan shalat (berjamaah) semata-mata, maka tiadalah ia melangkah kecuali diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya.”

Dengan adanya ini shalat berjamaah adalah suatu keutamaan apalagi jika dilakukan oleh seorang laki-laki. Tentu hal yang juga berlaku jika dilakukan oleh seorang wanita juga. Tidak masalah apabila perempuan juga berjamaah sesama dengan perempuan. Perempuan bisa menjadi imam jika jamaahnya juga perempuan lain bukan laki-laki.

Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist berikut.

“Seseorang yang selalu shalat dengan berjamaah selama empat puluh hari tanpa tertinggal takbir yang pertama (bersama imam) akan mendapat dua jaminan: diselamatkan dari neraka dan bebas dari sifat munafik.” (HR Tirmidzi).

Untuk itu, melaksanakan ibadah shalat dengan berjamaah adalah salah satu ladang pahala bagi kita sendiri. Untuk itu shalat berjamaah lebih baik dibandingkan dengan shalat sendirian.

baca juga:

Pertimbangan Pelaksanaan Berjamaah Dengan Pacar

Ada sebuah pertanyaan apakah boleh jika kita melaksanakan shalat berjamaah bersama pacar?  Tentu hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana hukum mengenai hubungan pacaran atau laki-laki dan wanita yang bukan muhrim. Sebagai seorang laki-laki dan wanita yang memiliki hubungan khusus atau perasaan cinta, tentunya akan ada rasa yang spesial jika melaksanakan shalat berjamaah.

Persoalan mengenai pacaran dalam islam sudah dibahas dalam beberapa artikel seperti, Indahnya Menikah Tanpa Pacaran, Cara Menghindari Pacaran Menurut Islam, Larangan Berpacaran Dalam Islam, Pacaran Beda Agama Dalam Islam, dan Pacaran Dalam Islam. 

Untuk itu sebelum mengenal hukumnya berikut adalah penjelasan mengenai berdua-duaan atau berkhalwat antar laki-laki dan wanita.

  1. Larangan Berkhalwat

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali berkhalwat (berduaan) dengan perempuan yang bukan mahram karena yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa Allah melarang wanita dan laki-laki yang bukan muhrimnya untuk berkhalwat atau berdua-duaan. Di dalam hadist diatas dijelaskan bahwa jika manusia yang bukan muhrim berkhalwat maka ketiganya akan ada setan.

Memahami hal ini tentu saja tidak bisa secara tekstual dalam artian setan secara makhluk atau wujud saja. Namun, orang yang berduaan lalu tidak ada kontrol dan penglihatan orang lain tentu saja akan menjadikan hawa nafsu bisa tak terkontrol dan mudah untuk didorong oleh keinginan-keinginan setan yang menjerumuskan. Untuk itu, larangan ini sangat logis bahwa manusia jangan sampai berdua-duaan, tanpa ada orang lain yang bisa mengingatkan dan mengkontrol.

Termasuk ketika melakukan shalat. Shalat tentunya adalah ibadah. Tetapi jika niat bukan ibadah atau hanya untuk berdua-duaan, maka tentu saja Allah melarang hal ini.

baca juga:

  1. Bekhalwat adalah Makruh

“Dan dimakruhkan seorang laki-laki shalat dengan seorang perempuan ajnabiyyah karena didasarkan pada sabda Nabi SAW, ‘Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan perempuan karena yang ketiga di antara mereka adalah setan”

Hal ini tentang berjamaah bersama pacar dijelaskan pula dalam hadist diatas. Artinya seorang laki-laki yag bukan muhrim tidak disunnahkan untuk melaksanakan shalat bersama perempuan ajnabiyyah tersebut. Namun, beberapa ulama mengatakan bahwa selagi syarat dan rukun shalat tetap dilaksanakan adalah tetap sah walaupun shalat dengan berdua yang bukan muhrim.

Akan tetapi, bagaimanapun kita harus memahami bahwa aturan atau syariat islam adalah sesuatu yang terintegrasi. Untuk itu walaupun shalat nya dianggap sah, akan tetapi jika melanggar syariat yang lain maka harus diperhatikan bahwa perbuatan tersebut tetap mengandung kesalahan atau kekeliruan.

  1. Larangan Mendekati Zinah

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. “ (QS Al Isra : 32)

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ada larangan mendekati zinah. Untuk itu, salah satunya adalah dengan melakukan khalwat atau berdua-duaan, adalah salah satu yang mendekatinya. Larangan ini tentunya berlaku juga dalam setiap aktivitas atau kegiatan apapun. Termasuk jika shalat, maka jika berdua-duaan atau hanya berdua saja lebih baik dihindari agar tidak menimbulkan fitnah apalagi opini yang negatif.

Walaupun aktivitas yang dilakukannya shalat, tetapi niat dan tujuan seseorang bisa berbeda-beda. Untuk itu walaupun shalat adalah ibadah, tetapi jika dilakukan dengan cara dan proses yang salah maka tidak bisa dibenarkan atau lebih baik dihindari saja.

  1. Larangan Berduaan Tanpa Mahram

”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan, kecuali dia ditemani mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagaimana disampaikan pada penjelasan di atas, wanita dan laki-laki non muhrim dilarang untuk berdua-duaan kecuali ada mahramnya. Untuk itu, termasuk shalat maka bisa tidak jadi masalah jika ada muhrim lain atau orang yang lain, alias bukan berdua-duaan saja. Walaupun sang lelaki atau pacar menjadi imam tidak akan menjadi masalah, asalkan jamaah tidak hanya satu orang saja.

baca juga:

Hukum Jika Shalat Bersama Pacar

Dari penjelasan dan pertimbangan di atas, maka kita bisa memahami bahwa sejatinya melaksanakan shalat bersama pacar bukanlah hal yang disyariatkan islam. Shalat bersama pacar apalagi jika dilakukan berdua maka hal termasuk tersebut termasuk hal yang dilarang dalam islam. Walaupun begitu, jika pelaksanaan shalatnya dilaksanakan sesuai syariat atau sesuai rukun sah shalat maka akan menjadi tetap sah. Namun dari segi syariat pergaulan, maka ini lebih baik dihindari.

Untuk shalat bersama pacar, tentu saja akan lebih baik jika ada muhrim atau keluarga yang mendampingi. Untuk itu, walaupun pacar yang menjadi imam atau shalat bersama, kita masih ada yang menemani atau mendampingi yaitu muhrim yang lain. Tentu tidak akan menjadi masalah.

Tentu saja larangan berdua-duaan bukan hanya dilakukan saat kita shalat, akan tetapi saat melakukan aktivitas di luar shalat atau saat berkegiatan pada umumnya, berduaan juga dilarang untuk dilakukan.

Semoga penjelasan ini bisa menjadikan kita manusia yang sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

Sebagai motivasi, Allah telah memberikannya dalam Al-Quran. Jangan sampai aturan islam mengenai shalat berjamaah bersama pacar ini menjadikan kita tidak taat dan mengeluh akan perintah Allah. Dalam Al-Quran telah Allah sampaikan, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Al Baqarah : 62)

baca juga:

The post Hukum Shalat Berjamaah Dengan Pacar dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Indahnya Menikah Tanpa Pacaran https://dalamislam.com/info-islami/indahnya-menikah-tanpa-pacaran Thu, 13 Jul 2017 09:10:41 +0000 http://dalamislam.com/?p=1742 Menikah adalah salah satu bentuk ibadah yang Allah perintahkan kepada manusia. Walaupun tidak bersifat wajib, tapi menikah adalah menyempurnakan agama dan merupakan bentuk ibadah sejatinya manusia di muka bumi. Bukan hanya mendapatkan kebahagiaan cinta dan kasih sayang, menikah juga berfungsi untuk melestarikan keturunan, memperkokoh misi kehidupan manusia sebagai khalifah fil ard. Menikah memang bukan perkara […]

The post Indahnya Menikah Tanpa Pacaran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Menikah adalah salah satu bentuk ibadah yang Allah perintahkan kepada manusia. Walaupun tidak bersifat wajib, tapi menikah adalah menyempurnakan agama dan merupakan bentuk ibadah sejatinya manusia di muka bumi. Bukan hanya mendapatkan kebahagiaan cinta dan kasih sayang, menikah juga berfungsi untuk melestarikan keturunan, memperkokoh misi kehidupan manusia sebagai khalifah fil ard.

Menikah memang bukan perkara mudah yang bisa bisa mendapatkan kebahagiaan begitu saja. Ada hal-hal yang harus dipersiapkan dan juga dipikirkan untuk bisa menggapainya. Untuk itu, pernikahan menuju sakinah mawaddah wa rahmah adalah proses sepanjang hidup. Tentunya Keluarga sakinah dalam Islam , Keluarga harmonis menurut IslamKeluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah adalah ikhtiar dari masing-masing pasangan.

Untuk itu, terkadang ada orang yang gagal dan ada orang yang berhasil.

Sebagian lagi merasa bahwa menikah itu sulit, sehingga ia tidak beranjak pada pernikahan dan terjebak pada perilaku pacaran atau perkenalan yang berlanjut terus menerus tanpa ada status atau hukum yang halal pada wanita dan laki-laki.

baca juga:

Hukum Pacaran Dalam Islam

Sebagai umat islam tentunya kita harus mendasarkan perilaku berdasarkan adanya Manfaat Beriman Kepada Allah SWT, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. 

Di dalam islam yang dilarang adalah mendekati pada perzinahan. Pacaran sendiri sebetulnya dalam bahasa Indonesia berarti sebuah proses perkenalan yang bertujuan untuk saling mengenal menuju jenjang pernikahan. Dalam islam dikenal dengan istilah ta’aruf. Untuk itu, istilah pacaran ini sebetulnya baik dalam artian mengenal.

Akan tetapi, istilah pacaran sering kali diperluas hingga arti yang berbeda. Pacaran dikenal dengan istilah menjalin hubungan spesial, menghabiskan waktu bersama, berjalan, berduaan, dan mengaktualisasikan rasa cinta pada pasangan, padahal belum pada status yang sah atau halal. Allah memang tidak pernah mengatakan secara eksplisit mengenai istilah ini. Tetapi rambu-rambunya tentu ada dalam Al-Quran.

  1. Larangan Mendekati Zinah

Di dalam QS Al Isra ayat 17 disebutkan bahwa laki-laki ataupun wanita dilarang untuk mendekati zinah. Mendekatinya saja tidak boleh apalagi melakukannya. Untuk itu, pacaran yang menjadi haram adalah karena prosesnya yang mendekati zinah seperti berpegangan tangan, tidak ada batasan lawan jenis, tidak ada pembatas dalam hubungan, sehingga berpotensi terjadi pelanggaran. Untuk itu, dilarang mendekati zinah apalagi melakukannya. Sedangkan, setan sering kali mendekati dan menggoda manusia dengan cara yang halus dan membuat manusia terlena.

baca juga:

  1. Menjaga Pandangan Mata Bagi Lelaki

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS An-Nur : 30)

Dalam ayat di atas Allah berfirman bahwa manusia hendaknya menahan pandangan karena dari pandangan tersebutlah berbagai macam godaan dan bisikan syetan bisa masuk. Pacaran dalam islam menjadi haram atau dilarang karena terkadang jika ada laki-laki dan wanita yang berduaan dan berpandang-pandangan maka diantaranya akan ada godaan yang lebih. Untuk itu, menjaga aurat dan kemaluan adalah suatu yang wajib.

baca juga:

  1. Menjaga Aurat dan Pandangan Bagi Wanita

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur : 31)

baca juga:

Di dalam islam, wanita diperintahkan untuk menjaga seluruh aurat tubuhnya dan menjaga dirinya dari godaan syetan untuk memperlihatkan keelokan atau keindahan tubuhnya pada laki-laki yang bukan muhrimnya. Untuk itu, perilaku pacaran yang menjadi terlarang adalah karena wanita dan laki-laki yang berduaan tanpa ada hijab atau batasan bisa tergoda dan terlena pada perilaku zinah.

Untuk itu, pacaran dalam islam sejatinya adalah lampu kuning untuk berhati-hati. Tentu saja dalam menjelang pernikahan kita membutuhkan mengenal lawan jenis dan memahami karakternya. Untuk itu, diperlukan cara yang lebih bijak, elok, dan sesuai dengan syariah agar bisa mengenal calon pasangan tanpa harus mendekati zinah atau melanggar batas pergaulan lawan jenis.

baca juga:

Menikah Tanpa Pacaran

Menikah tentunya adalah bagian dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam. Untuk itu perlu saling mengenal satu sama lain calon pasangan tanpa harus melanggar aturan Allah SWT.

Karena dalam islam pacaran bukanlah suatu yang lazim, maka itu memang lebih baik mengenal dengan cara yang lebih bijaksana tanpa mendekati zinah. Banyak tentunya para pasangan yang menikah tanpa ada pacaran terlebih dahulu, cukup dengan mengenal secara umum masing-masing. Tetapi di balik hal tersebut, ada kebahagiaan yang hakiki dibalik menikah tanpa pacaran. Ada banyak kebahagiaan yang bisa didapatkan diantaranya adalah:

  1. Terhindari dari Dosa Perzinahan

Dengan menikah tanpa pacaran kita akan terhindar dari dosa perzinahan, atau dosa-dosa aktivitas yang mendekati zinah. Untuk itu, kebahagiaannya adalah ketika kita bisa mengindari dosa tersebut, tentu kita tidak ingin saat menikah kita terkena dosa perzinahan atau perilaku mendekati zinah. Tentu kebahagiaan pun menjadi kurang berkah ketika dosa kita juga lebih banyak.

  1. Lebih Terasa Bahagia Tanpa Bosan

Pasangan yang menikah tanpa pacaran bisa merasa lebih bahagia karena merasakan pacaran tanpa ada rasa bosan terlebih dahulu. Rasa bosan itu bisa muncul karena pacaran yang dilalui sudah melampaui batas. Namun, bagi pasangan yang baru menikah tanpa pacaran tentu akan merasakan nikmatnya kebahagiaan bersama tanpa bosan dan benar-benar merasa pasangan pengantin baru.

Walaupun pastinya akan ada Konflik dalam Keluarga Akan selalu ada jalan keluar asalkan cinta dan kasih sayang selalu bertumbuh dalam pasangan .

baca juga:

  1. Menikmati Indahnya Masa Mengenal Setelah Menikah

Walaupun menikah tanpa proses pacaran terlebih dahulu, tentunya hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri. Di saat setelah menikah proses mengenal, adaptasi keluarga, dan tentunya saling memahami satu sama lain adalah kebahagiaan tersendiri yang bisa dirasakan. Untuk itu, nikmatnya kebahagiaan setelah menikah tanpa pacaran terletak dalam hal ini.

  1. Menikmati Pacaran dengan Halal

Menikah adalah proses yang panjang untuk menjadi sakinah. Tetapi, pasangan yang menikah tanpa pacaran bisa menikmati masa pacaran dengan halal setelah menikah. Ia bisa merasakan bagiamana kenikmatan suami istri tanpa harus merasa berdosa atau salah, karena telah Allah halalkan. Untuk itu disitulah letak keberkahannya pernikahan.

baca juga:

Akan tetapi tentunya semua itu harus juga berdasarkan ikhtiar dalam mencari kriteria calon suami yang baik menurut islam, kriteria istri yang baik. memang bukan mudah dan harus mengerti terlebih dahulu apa tujuan dari pernikahan dalam islam.

The post Indahnya Menikah Tanpa Pacaran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Cara Menghindari Pacaran Menurut Islam https://dalamislam.com/akhlaq/cara-menghindari-pacaran Sat, 20 May 2017 06:07:25 +0000 http://dalamislam.com/?p=1579 Bagi anak-anak muda, tentunya merasakan ada cinta dan kasih sayang adalah hal yang paling menyenangkan. Akan tetapi, adanya perasaan tersebut bisa membawa anak-anak atau remaja menjadi terjebak di perilaku pacaran. Padahal kita ketahui, bahwa pacaran adalah awal dari pergaulan bebas (baca: Pergaulan Bebas dalam Islam). Pacaran yang tanpa batas adalah pintu untuk bisa membuka pada […]

The post 10 Cara Menghindari Pacaran Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bagi anak-anak muda, tentunya merasakan ada cinta dan kasih sayang adalah hal yang paling menyenangkan. Akan tetapi, adanya perasaan tersebut bisa membawa anak-anak atau remaja menjadi terjebak di perilaku pacaran. Padahal kita ketahui, bahwa pacaran adalah awal dari pergaulan bebas (baca: Pergaulan Bebas dalam Islam). Pacaran yang tanpa batas adalah pintu untuk bisa membuka pada pergaulan yang bebas.

Walaupun perasaan cinta ini adalah fitrah, bagi retmaja atau anak-anak yang masih belum matang pemikiran dan kedewasaaannya tentu pacaran bukanlah langkah untuk menuju pernikahan, melainkan untuk kesenangan dan memenuhi perasaan semata. Jika tidak dikontrol dan dipupuk oleh nilai-nilai maka akan menjadi kerusakan dan kehancuran.

Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah memberikan perintah untuk menjahuhi zinah. Allah melarang manusia untuk mendekati zinah dan melakukannya. Untuk mendekati zinah saja tidak boleh apalagi melakukannya.

Untuk itu, perilaku pacaran merupakan salah satu pintu yang bisa mendekatkan manusia pada perzinahan jika tidak mampu menahan diri dan mengontrol hawa nafsu. Berikut adalah cara-cara agar anak-anak muda atau remaja tidak terjebak oleh perilaku pacaran yang menghanyutkan dan menjerumuskan.

Baca:

  1. Melakukan Aktifitas Produktif

Aktivitas produktif adalah salah satu hal yang bisa menjauhkan kita pada kegiatan yang negatif dan kegiatan yang sia-sia. Dengan beraktivitas produktif kita bisa mendapatkan lebih banyak manfaat, tidak akan berpikiran aneh-aneh, atau bahkan terjerumus dalam pemikiran yang dilingkupi oleh hawa nafsu. Untuk itu, mereka yang produktif akan banyak menghasilkan karya dan manfaat. Sedangkan mereka yang sering menunda-nunda waktu atau bahkan menunda-nunda pekerjaan, akan mudah terpengaruh pada pikiran dan aktivitas yang negatif.

  1. Bergaul dengan Orang-Orang Shaleh

Salah satu cara yang membuat kita terhindari dari pergaulan yang buruk adalah dengan kita bergaul dengan orang-orang yang shaleh. Pergaulan dengan orang-orang yang shaleh menjauhkan kita dari orang-orang negatif, pergaulan bebas, dan hubungan lawan jenis yang tanpa batas. Untuk itu, salah satu manfaat atau hikmah yang bisa didapatkan dari bergaul dengan orang-orang shaleh adalah kelak kita akan mendapatkan jodoh yang shaleh.

Orang-orang yang shaleh adlaah mereka yang selalu berusaha menerapkan Rukun Iman, Rukun Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan,  dan Hati Nurani Menurut Islam.

  1. Menghindari Perzinahan

Menghindari perzinahan bisa dilakukan dengan menjaga pandangan dan menjaga kemaluan. Jangan sampai kita berdua-duaan dan mengumbar diri kita dengan yang bukan muhrim atau dengan lawan jenis yang bukan halal. Untuk itu, hindari langkah-langkah perzinahan dan berdua-duaan dengan lawan jenis agar tidak terjebak pada pacaran. Penting bagi seorang muslim untuk mengetahui juga Cara Menjaga Pandangan Menurut Islam dan Cara Menjaga Pandangan Mata.

  1. Menghindari Hal-Hal yang Berbau Pergaulan Bebas

Untuk menghindari perzinahan, maka harus kita jauhi juga pergaulan bebas. Untuk itu, pergaulan bebas bisa mendekatkan kepada perzinahan. Pacaran yang tidak terkontrol dan terkendali juga bisa mengarah terus kepada perzinahan. Untuk itu, pergaulan bebas jangan sampai terjadi dari perilaku pacaran.

Baca:

  1. Tidak Membiarkan Diri Kita Terlalu Larut Pada Lawan Jenis

Remaja sering kali terlarut perasaan yang terlalu mendalam terhadap lawan jenis. Biasanya kebutuhannya simple, hanya ingin diperhatikan atau mendapat perhatian. Sering kali anak-anak muda dan remaja terbawa hanyut oleh perasaan sendiri terhadap lawan jenis. Jika perasaan ini tidak dikontrol tentu saja akan membawa pada perilaku pacaran yang kurang baik. Untuk itu, jangan sampai membiarkan diri kita terlarut jauh terbawa emosional. Apalagi terhadap lawan jenis yang belum sah sebagai suami/istri.

Baca:

  1. Mengisi Pikiran dengan Hal-Hal Positif

Perilaku pacaran bisa terjadi ketika diri kita tidak dipenuhi oleh hal-hal yang positif. Terlalu banyak memikirkan hal-hal yang bersifat emosional dan perasaan, maka biasanya sangat mudah untuk terjeremus hal-hal yang negatif. Perasaan yang positif, penuh semangat dan hikmah akan mengkondisikan diri kita untuk bisa mengontrol diri dan mendapatkan banyak hal dari diri sendiri ketimbang dari orang yang diharapkan atau yang disebut dengan pacar.

  1. Mempersiapkan Karir daripada Pacaran

Untuk menghindari pacaran, kita bisa mempersiapkan diri terhadap karir atau impian yang kita miliki. Dengan mempersiapkan diri untuk karir maka kita akan lebih fokus terhadap masa depan karir terlebih dahulu ketimbang dari pacaran. Karir adalah hal penting dalam hidup. Dengan karir kita bisa menjalankan tujuan hidup kita sebagai manusia.

  1. Memahami Konsekwensi dari Pacaran

Untuk menghindari pacaran, maka sebaiknya para remaja atau pemuda mengetahui apa konsekwensi dari pacaran. Khususnya bagi mereka yang masih menjalankan studi atau menjalankan pembelajaran di sekolah. Pacaran memang memberikan kenyamanan, tapi tentunya akan mengganggu kefokusan, dan proses pencarian jati diri. Padahal di usia remaja harusnya adalah fokus pada persiapan dan perencanaan masa depannya. Untuk itu, maka bisa kita mempelajari tentang Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama agar diri ita semakin memahami masa depan dan tidak mendapatkan resiko dari pacaran yang pada umumnya dilakukan orang.

  1. Mempelajari Hal Baru

Di masa muda atau remaja, rasa kurioritas dan penasaran yang tinggi menjadi hal yang sangat dinanti-nanti dan disukai. Untuk itu, menghindari pacaran kita bisa banyak mempelajari hal baru. Mempelajari hal baru bisa membuat kita tetap berfokus pada ilmu pengetahuan dan karir yang kita tuju. Untuk itu, lebih baik mempelajari hal baru ketimbang harus melakukan pacaran.

Jika memang belum sempat untuk menikah, maka kita bisa mempersiapkannya dibanding harus melakukan pacaran. Misalnya saja mempelajari tentang Kewajiban dalam Rumah TanggaKewajiban Wanita Setelah Menikah Menurut Al-Quran dan Hadist, Kewajiban Laki-Laki Setelah Menikah dalam Islam, Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam, dan Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam. Walaupun belum menikah mempelajari hal baru ini membuat kita semakinn sadar bahwa pacaran bukanlah hal yang sesuai jika bukan pada orientasi menikah atau mengenal lebih dalam dari lawan jenis.

  1. Memperdalam Ilmu Agama

Ilmu agama adalah ilmu yang sangat mendasar dalam hidup. Untuk itu, memperdalam ilmu agama adalah pondasi hidup kita. Pacaran tidak akan dilakukan dan dilaksanakan oleh para remaja dan pemuda jika benar-benar sudah mempelajari ilmu agama. Untuk itu, mempelajari agama secara baik dan benar akan membuat kita tidak akan fokus pada hal-hal lainnya, namun pada peningkatan diri kita sendiri khususnya masalah agama.

Semoga kita bisa jauh dari perilaku yang menjermuskan dan membawakan pada kemaksiatan.

The post 10 Cara Menghindari Pacaran Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Larangan Berpacaran Dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/larangan-berpacaran-dalam-islam Fri, 16 Sep 2016 04:27:08 +0000 http://dalamislam.com/?p=874 Islam merupakan agama yang rahmatan lil’alamin. Didalamnya terkandung petunjuk yang mengantarkan manusia pada jalan kebenaran juga larangan – larangan dari Allah Subhanahu Wata’ala sebagai ujian untuk manusia sebagai makhluk yang ditunjuk oleh Allah menjadi kholifah atau pemimpin dimuka bumi ini serta dikaruniai akal pikiran yang mampu membedakan antara yang haq dengan yang batil. Adanya peringatan […]

The post 5 Larangan Berpacaran Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam merupakan agama yang rahmatan lil’alamin. Didalamnya terkandung petunjuk yang mengantarkan manusia pada jalan kebenaran juga larangan – larangan dari Allah Subhanahu Wata’ala sebagai ujian untuk manusia sebagai makhluk yang ditunjuk oleh Allah menjadi kholifah atau pemimpin dimuka bumi ini serta dikaruniai akal pikiran yang mampu membedakan antara yang haq dengan yang batil.

Adanya peringatan serta larangan dari Allah ini untuk mengatur kehidupan manusia agar kehidupan ini berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah sehingga keberkahan dari langit akan turun dan dari bumi pun akan keluar untuk memfasilitasi kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi jika peringatan dari Allah disepelekan dan larangan dilanggar maka tunggu saja kemurkaan Allah pasti datang sebagaimana kaum – kaum terdahulu yang dibinasakan oleh Allah karena durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan – larangannya.

Dampak buruk pacaran

Berbicara tentang pacaran, ini satu hal yang fenomenal dan topik yang hangat untuk selalu diperbincangkan apalagi disandingkan dengan kata “islami”. Dewasa ini pacaran dianggap menjadi suatu hal yang wajar dan lumrah bagi kalangan remaja muda mudi generasi sekarang ini. Remaja baik putra maupun putri yang belum pacaran maka dianggap tidak gaul dan tidak laku. Bahkan sekarang ini tidak sedikit orang tua yang membolehkan putra – putrinya untuk berpacaran. Padahal usia mereka masih sangat labil, segala hal negative yang tidak diinginkan sangat berpotensi terjadi klimaksnya adalah pada hamil diluar nikah, na’udzubillah mindzalik. Tentu saja hal tersebut tidak diinginkan oleh orang tua manapun di dunia ini. Tapi sayangnya sekarang pacaran dianggap hal yang wajar, sebenarnya apa yang terjadi..? mari kita telusuri dari kaca mata islam tentang pacaran itu sendiri.

Pengertian pacaran

Tentu saja kata pacaran ini sangat familiar di telinga kita dan sering didefinisikan sebagai jalinan hubungan antar laki – laki dan perempuan dalam mencari kecocokan diantara keduanya dalam mencari pasangan hidup. Akan tetapi faktanya jalinan hubungan ini sering kebablasan karena tidak memperhatikan bagaimana syariat islam mengatur hubungan antara laki – laki dan perempuan yang sudah baligh.

Tentu saja tidak, islam tidak melarang pacaran bagi yang dilakukan dua insan yang sudah menikah. (Baca : Hukum Pernikahan Dalam Islam.) Bagi yang belum menikah maka bersabarlah. Karena banyak hal yang bersentuhan dengan larangan Allah segala aktifitas pacaran ini bagi dua insan yang sedang dilanda cinta monyet ini. Jadi apa saja larangan tersebut sehingga dalam islam pacaran yang dilakukan oleh dua insan yang belum menikah ini dilarang, berikut adalah larangan pacaran dalam islam :

  1. Pacaran adalah benih – benih awal perbuatan zina.

Allah menegaskan dalam surat al isra’ ayat yang ke 32, bahwasanya kita dilarang untuk tidak dekat – dekat dengan segala bentuk perbuatan zina sekecil apapun dan Allah vonis itu adalah perbuatan yang keji serta seburuk – buruk jalan.

Terjemahan Quran Surat Al Isra : 32

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.”

Dan pacaran ini segala aktifitasnya mendekati perbuatan zina. Mulai dari zina mata, zina hati, zina lisan sampai klimaknya adalah zina perbuatan (fisik) dari hanya bersentuhan sampai kepada yang lebih dari itu na’udzubillah mindzalik.

Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan/berbicara (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

Maka dengan pacaran inilah benih awal perzinaan dilakukan oleh dua insan yang sedang terkena virus merah jambu (baca : Pacaran Dalam Islam)

  1. Berduaan manjadi hal yang wajar dalam pacaran.

Ini adalah satu larangan yang sering dilakukan oleh muda mudi penikmat pacaran. Padahal Allah Subahanahu wata’ala dan Rosulullah SAW sudah jelas melarang hal tersebut, bahkan secara tegas Allah sudah memperingatkan kepada kita semua hanya untuk sekedar memandang saja Allah suruh kita untuk menjaga dan menahan pandangan kita kepada lawan jenis apalagi sampai berduaan. Disini Allah perintahkan kepada kita dalam Quran surat An Nur ayat yang ke 30 :

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

Dan tentang berduaan ini Rosulullah SAW pun sudah melarangnya dengan tegas dalam sabda beliau : “jangan sekali – kali salah seorang diantara kalian berkhalwat dengan wanita kecuali dengan mahram.” (Mutafaqun’alaih dari ibnu abbas)

Juga sabda beliau baginda Rosulullah SAW : “barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali kali dia berkahlwat dengan  seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad)

  1. Suara wanita adalah aurat.

Oleh karena itu wanita harus menjaga suaranya agar tidak menimbulkan syahwat kepada lawan jenisnya. Justru didalam pacaran para wanita ini malah sering memancing – mancing lawan jenisnya dengan suara yang lembut entah itu untuk merayu atau bercanda, tentu saja perbuatan itu memicu syahwat lawan jenisnya. Hal tersebut dilarang dalam agama. Bahkan Allah sudah melarang istri – istri nabi untuk menjaga suaranya agar tidak menimbulkan syahwat bagi lawan jenis yang mendengarnya. Tentu saja larangan Allah ini tidak hanya berlaku untuk istri – istri nabi saja tapi untuk seluruh kaum hawa yang ada di bumi ini karena istri – istri nabi ini adalah contoh figure seorang muslimah bagi kaum hawa.

Allah sampaikan larangan tersebut dalam Quran Surat Al Ahzab ayat yang ke 32 :

“…Maka janganlah kalian (istri – istri nabi) berbicara dengan suara yang lembut, sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”

  1. Memandang wanita dengan nafsu dilarang.

Dalam pacaran saling berpandangan menjadi hal yang wajar dan sering dilakukan bahkan setiap pasangan berhias penampilan semaximal mungkin agar lawan jenisnya terpesona dengan penampilannya. Hal tersebut mengundang syahwat dan tentu saja dilarang oleh agama. Mari kita perhatikan sabda Rosulullah SAW berikut :

Dari Jarir bin Abdullah ra : “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang memandang (lawan jenis) yang (membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan (menundukan) pandanganku.” (HR. Imam Muslim).

  1. Sentuhan dengan lawan jenis dilarang.

Dari mata turun ke hati, dari hati terungkapkan dalam lisan, dari lisan mulailah bercumbu rayu. Awalnya berduaan hanya sentuhan tangan saja (baca : Hukum Zina Tangan Menurut Islam) , lama kelamaan gandengan tangan di depan umum kemudian berani berpelukan sampai berciuman dan yang lebih dari itu, na’audzubillah mindzalik. Semoga kita dan keluarga kita serta anak – anak kita dijauhkan dari perbuatan zina.

Mari kita perhatikan pesan Rasulullah SAW dalam hadistnya berikut :

Rasulullah SAW bersabda : “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan kjaurm besi, itu lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya (Hadist hasan, thabrani dalam mu’jam kabir).

Aisyah ra berkata : “Tidak, Demi Allah,  tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah SAW menyentuh wanita (selain mahramnya), melainkan beliau membaiat mereka dengan ucapan (tanpa jabat tangan).” HR. Muslim.

Itulah 5 warning dalam pacaran yang harus kita perhatikan. Karena klimaks dari godaan setan dari para penikmat pacaran adalah terjadinya hubungan badan sehingga banyak kasus hamil di luar nikah. Masya Allah semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita serta anak – anak kita dari perbuatan zina dan godaan setan yang terkutuk. (Baca : Zina Dalam Islam)

The post 5 Larangan Berpacaran Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pacaran Beda Agama Dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/pacaran-beda-agama Fri, 10 Jun 2016 07:42:40 +0000 http://dalamislam.com/?p=666 Dewasa ini kita sering melihat muda-mudi berpasangan dan menjalin hubungan yang disebut dengan pacaran. Tradisi pacaran ini sebenarnya bermula di negeri barat diaman seorang pria dan wanita yang belum menikah menjalin hubungan dan sang pria sering mengunjungi rumah wanita dan keluarganya. Tradisi pacaran ini konon dimulai sejak berakhirnya perang dunia pertama terutama di negara Amerika. […]

The post Pacaran Beda Agama Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dewasa ini kita sering melihat muda-mudi berpasangan dan menjalin hubungan yang disebut dengan pacaran. Tradisi pacaran ini sebenarnya bermula di negeri barat diaman seorang pria dan wanita yang belum menikah menjalin hubungan dan sang pria sering mengunjungi rumah wanita dan keluarganya. Tradisi pacaran ini konon dimulai sejak berakhirnya perang dunia pertama terutama di negara Amerika. Seiring berjalannya waktu dan masuknya budaya barat di Indonesia, istilah pacaran sudah tidak asing lagi di telinga kita.

Para pemuda sudah tidak sungkan-sungkan lagi memamerkan hubungan mereka termasuk didepan umum dan keluarganya. Bahkan sekarang pacaran tidak lagi mengenal etika soan santun serta kaidah ajaran agama sehingga menganggap seorang muslim dapat menjalin hubungan dengan siapa saja termasuk dengan seseorang yang berbeda agama. Lantas bagaimana islam menanggapi pacaran terutama pacaran beda agama tersebut. Simak penjelasan berikut ini

Pengertian pacaran dalam islam 

Berdasarkan istilah pacaran diartikan sebagai hubungan dimana dua orang atau seorang pria dan wanita bertemu serta mengenal satu sama lain dengan lebih dalam atau diartikan juga sebagai aktifitas bersenang-senang yang dilakukan sebelum menikah oleh seorang pria dan wanita. Dalam islam tidak mengenal istilah pacaran setelah pernikahan. Pacaran dalam islam hukumnya haram atau dilarang karena perbuatan tersebut dapat menjerumuskan pasangan tersebut dalam perbuatan zina. Adapun pasangan yang berpacaran belum tentu sampai pada pintu pernikahan sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya terjadi perbuatan zina yang menyebabkan seorang perempuan hamil (baca hukum hamil diluar nikah dan hukum menikah saat hamil).

Dasar Hukum Dilarangnya Pacaran

Hukum pacaran dalam islam adalah haram atau tidak diperbolehkan karena pacaran bisa menjerumuskan seseorang dalam perbuatan zina. Hal ini sesuai dengan dalili-dalil berikut ini :

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Surat Al-Israa’ : 32).

“Telah ditakdirkan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti akan ia lakukan dan tak bisa dihindarinya. Adapun mata maka zinanya adalah melihat, zinanya telinga adalah mendengar, sedangkan zinanya lidah adalah berbicara dan zinanya tangan adalah menyentuh, dan zinanya kaki adalah melangkah, sedangkan zinanya hati adalah membayangkan dan berangan-angan, adapun yang akan membuktikannya adalah kemaluan, ataupun akan mendustakannya.”

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekalikali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR. Ahmad).

“Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”

Pacaran Beda Agama

Di zaman sekarang dimana teknologi sudah berkembang pesat, masyarakat seringkali tidak mengindahkan aturan agama serta norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Para pemuda seringkali tidak peduli dengan siapa mereka berhubungan jika kata cinta sudah berbicara. Terkadang mereka menjalin hubungan atau pacaran dengan landasan agama yang berbeda. Mereka yang berpacaran beda agama biasanya tidak terlalu memusingkan diri dengan aturan agama yang berlaku dan tidak mengindahkan mudharat atau hal-hal yang dapat membehayakan mereka. Islam dengan jelas melarang umatnya untuk berpacaran karena beberapa sebab dan yang pasti untuk menghindari seseorang mendekati atau berbuat zina (baca zina dalam islam).

Berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan dalam dasar hukum dilarangnya berpacaran diatas maka pacaran sudah jelas hukumnya dilarang dalam islam baik pacaran seagama apalagi yang  pacaran beda agama. Dalam agama islam dianjurkan cara memilih jodoh yang baik terutama melihat agama atau iman seseorang serta dilarang bepergian atau bersentuhan tangan dengan orang yang bukan mahram (baca pengertian mahram dan muhrim dalam islam) atau wanita yang haram dinikahi. . Seorang muslim diharuskan menikah atau menjalin hubungan dengan seseorang yang muslim juga dan dilarang menikah dengan orang musyrik atau berbeda agama berdasarkan fikih pernikahan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Al qur’an surat Albaqarah ayat 221 yang bunyinya

وَلاَ تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلأَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرُُ مِّن مُّشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلاَ تُنكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرُُ مِّن مُّشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُوْلاَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللهُ يَدْعُوا إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ ءَايَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

 “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil (Al Baqarah : 221 )

Meskipun ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa pernikahan beda agama antara seorang pria muslim dengan wanita non-muslim ahli kitab asalkan memenuhi syarat -syarat pernikahan diperbolehkan sesuai dengan Al qur’an surat Al Maidah ayat 5 yang berbunyi

الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّباتُ وَ طَعامُ الَّذينَ أُوتُوا الْكِتابَ حِلٌّ لَكُمْ وَ طَعامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ وَ الْمُحْصَناتُ مِنَ الْمُؤْمِناتِ وَ الْمُحْصَناتُ مِنَ الَّذينَ أُوتُوا الْكِتابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنينَ غَيْرَ مُسافِحينَ وَ لا مُتَّخِذي أَخْدانٍ وَ مَنْ يَكْفُرْ بِالْإيمانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَ هُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخاسِرينَ

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik- baik. Makanan ( sembelihan ) orang- orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka.( Dan dihalalkan mengawini ) wanita- wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita- wanita yang beriman dan wanita- wanita yang menjaga kehormatan di antara orang- orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak( pula )menjadikannya gundik- gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman ( tidak menerima hukum- hukum Islam ) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang- orang merugi. (Al Maidah :5)

Hikmah Dilarangnya Pacaran Beda Agama

Adapun hikmah dari dilarangnya aktifitas pacaran terutama pacaran beda agama antara lain adalah

  • Menghindarkan seseorang dari perbuatan zina karena pacaran biasanya dilandasi rasa cinta dan nafsu sehingga dapat menjerumuskan seseorang dan pasangannya tersebut dalam perbuatan zina yang bisa berakibat buruk pada keduanya.
  • Menghindari adanya pernikahan beda agama yang tidak dianjurkan bahkan dilarang dalam agama islam karena tidak sesuai dengan tujuan pernikahan dalam islam.
  • Meningkatkan iman dan taqwa seseorang karena seseorang yang mematuhi perintah Allah SWT untuk tidak mendekati zina berarti ia sudah berusaha untuk bertaqwa sebagaimana arti taqwa adalah mematuhi perintah dan menjauhi larangannya.
  • Menghindari konflik dalam keluarga dan menjaga kehormatan orangtua terutama keluarga seorang muslim karena biasanya orangtua atau keluarga manapun tidak akan mengijinkan anaknya untuk menjalin hubungan dengan orang yang tidak seiman dan seagama karena kebanyakan pernikahan beda agama seringkali tidak berakhir dengan harmonis.

Islam memang menganjurkan umatnya untuk menikah dan hidup berpasangan namun dalam mencari jodoh dan memilih pendamping hidup yang baik seseorang tidak perlu berpacaran. Di dalam islam seseorang dapat mencari jodoh dengan bertaaruf dan ta’aruf tersebut bertujuan agar seseorang tersebut dapat mengetahui kriteria calon suami yang baik maupun kriteria calon kriteria isteri yang baik karena sesuai dengan firman Allah SWT bahwa sesungguhnya laki-laki yang baik itu untuk wanita-wanita yang baik pula. Selain itu setelah mengenal atau taaruf sang pria nisa mengkhitbah atau meminang sang wanita yang nantinya kan dilanjutkan dalam jenjang pernikahan (baca juga tunangan dalam islam)

The post Pacaran Beda Agama Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pacaran Dalam Islam – Hukum, Bahaya dan Akibatnya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/pacaran-dalam-islam Tue, 24 Nov 2015 09:49:38 +0000 http://dalamislam.com/?p=391 Dewasa ini, bukanlah hal yang baru lagi ketika kita melihat pasangan remaja putera dan puteri dipinggir jalan, di kafe, restoran, jembatan, atau di mana saja. Mereka nampak asyik mengumbar yang katanya disebut sebagai sesuatu yang mesra itu. Menunjukkan betapa bahagianya mereka saling memiliki satu sama lain dibalik sebuah—yang katanya—jalinan hubungan bernama pacaran. Tidak segan oleh […]

The post Pacaran Dalam Islam – Hukum, Bahaya dan Akibatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dewasa ini, bukanlah hal yang baru lagi ketika kita melihat pasangan remaja putera dan puteri dipinggir jalan, di kafe, restoran, jembatan, atau di mana saja. Mereka nampak asyik mengumbar yang katanya disebut sebagai sesuatu yang mesra itu. Menunjukkan betapa bahagianya mereka saling memiliki satu sama lain dibalik sebuah—yang katanya—jalinan hubungan bernama pacaran.

Tidak segan oleh mereka berdua-duaan baik di tempat umum bahkan di tempat yang jauh dari keramaian. Padahal, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H. R. Muslim)

Oh, salah jika hanya menyebut para remaja saja yang berbuat demikian, karena orang dewasa pun juga banyak  yang melakukannya. Sedihnya, budaya pacaran itu bahkan sudah menancapkan akarnya pada anak-anak belia yang masih duduk dibangku sekolah dasar berseragam merah dan putih. Sungguh miris sekali.

Sebetulnya, budaya pacaran itu adalah budaya asing yang masuk ke Indonesia akibat daripada globalisasi. Karena filter yang kurang, akhirnya banyak yang ikut terjerumus dalam budaya tersebut. Padahal, harusnya diketahui bahwa pacaran tidak lain adalah perbuatan dosa yang ujungnya akan mendekati kepada zina yang merupakan dosa besar.

Hukum Pacaran dalam Islam

Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran di dalam Islam. Justru sebaliknya, Islam melarang adanya pacaran di antara mereka yang mukan muhrim karena dapat menimbulkan berbagai fitnah dan dosa. Dalam Islam, pacaran adalah haram. Oleh sebab itu, Islam mengatur hubungan antara lelaki dan perempuan dalam dua hal, yakni:

  • Hubungan Mahram

Yang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara ayah dan anak perempuannya, kakak laki-laki dengan adik perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram berarti sah-sah saja untuk berduaan (dalam artian baik) dengan lawan jenis.

Sebab, dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 23 disebutkan bahwa mahram (yang tidak boleh dinikahi) daripada seorang laki-laki adalah ibu, nenek, saudara perempuan (kandung maupun se-ayah), bibi (dari ibu maupun ayah), keponakan (dari saudara kandung maupun sebapak), anak perempuan (anak kandung maupun tiri), ibu susu, saudara sepersusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Dalam hubungan yang mahram, wanita boleh tidak memakai jilbab tapi bukan mempertontonkan auratnya.

  • Hubungan Non-mahram

Selain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan untuk menikahi perempuan tersebut. Namun, terdapat larangan baginya jika berdua-duaan, melihat langsung, atau bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Untuk perempuan, harus menggunakan jilbab dan menutup seluruh auratnya jika berada di sekitar laki-laki yang bukan mahramnya tersebut.

Bahaya Pacaran dalam Agama Islam

Islam melarang pacaran bukan tanpa sebab. Pacaran itu, selain daripada mendekati zina yang merupakan dosa besar, juga bisa menimbulkan berbagai macam bahaya yang kesemuanya tidak hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.

1. Mendekati zina

Ini merupakan bahaya pasti yang disebabkan oleh pacaran. Laki-laki diharuskan menjaga pandangannya dari perempuan, dan perempuan pun harus sadar diri akan keberadaannya dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya. Hadist dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, mengatakan:

Rasulullah SAW berkata kepada Ali: Hai Ali, janganlah ikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan pertama untukmu (dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu (tidak dimaafkan).” (H. R. Abu Dawud).

Bahkan, jika ada yang mengaku pacaran dalam jarang jauh atau yang lebih dikenal dengan LDR (long distance relationship) sama saja perkaranya. Zina bukan berarti bertemu lantas melakukan hubungan intim tanpa ada ikatan pernikahan. Bahkan ketika si laki-laki mengirimkan pesan pendek kepada si perempuan, itu juga mendekati zina.

Bahkan, bisa jadi sudah termasuk dalam zina hati dan pikiran. Memikirkan betapa bahagianya saat mengirimkan pesan tersebut sambil membayangkan wajah satu sama lain, bertamblah lagi dosanya.

2. Menghilangkan konsentrasi

Ada yang bilang pacaran itu bisa menjadi penyemangat untuk belajar atau bekerja? Sungguh salah pemikiran yang demikian. Nyatanya, pacaran itu hanya menguras otak dan membuyarkan konsentrasi. Fokus belajar justru hilang dan pekerjaan jadi terabaikan. Pacaran itu tidak mudah, sebab melibatkan dua kepala, bahkan bisa tiga, empat, dan seterusnya, dengan prioritas utama adalah “bagaimana-caranya-membahagiakan-si-pacar.”

Akibatnya, berbagai cara dilakukan hanya demi membuat senang satu sama lain. Rela meninggalkan pekerjaan dan membuang waktu belajar hanya demi menemani sang Pacar berjalan-jalan. Jika suatu saat terjadi yang nama perselisihan, justru akan memicu stres yang menyebabkan semangat belajar menjadi hilang.

Bahkan hanya dengan memikirkan si Pacar saja sudah banyak menyita waktu dan membuatnya terbuang secara sia-sia. Padahal, tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah melanggar perintah Allah SWT dan hanya menumpuk dosa semata.

3. Penyebab banyak kerugian

Salah satu bagian daripada budaya pacaran itu adalah usahanya memberikan kebahagian bagi pasangan padahal tanpa ia sadari itu hanya sia-sia. Rela menghabiskan waktu, uang dan harapan hanya demi seseorang yang bahkan belum tentu adala jodohnya. Padahal, lebih baik jika waktu itu digunakan untuk beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Lalu, uang yang digunakan untuk pergi menonton film di bioskop, makan di restoran mewah, membeli ini itu untuk pacar, disedekahkan kepada mereka yang lebih membutuhkan. Sedekah bahkan memberikan berkah kepada harta kita, sedangkan pacar?—Percayalah, senyum dari mereka yang menerima bantuan kita jauh lebih indah dibandingkan senyuman pacarmu itu. Belum lagi jika seluruh biaya yang dikeluarkan tak jarang bukan dari penghasilan sendiri melainkan dari orang tua, sering terjadi pada remaja, bertambahlah beban orang tua.

Kalaupun dari hasil pendapatan sendiri, tetap saja tidak benar hubungan pacaran tersebut karena jika memang seorang laki-laki itu bersungguh-sungguh, ia tidak akan datang ke rumah hanya untuk mengajak jalan wanitanya, tapi lelaki yang serius akan datang ke rumah membawa  orang tua/walinya dan melamar wanita yang dicintainya tersebut dihadapan orang tuanya.

4. Mengganggu kehidupan bermasyarakat

Orang yang berpacaran sering meresahkan masyarakat dan menimbulkan berbagai fitnah, terutama mereka yang sering berdua-duaan di tempat sepi misalnya di dalam kost-kostan. Sering kita mendengar adanya penggrebekkan kost mesum dan menemukan banyak pasangan yang tidak sah tertangkap. Di dalam kehidupan bermasyarakat, ini benar-benar merusak moral dan akan menjadi contoh yang teramat buruk bagi anak-anak yang mlihatnya.

Terkhusus bagi remaja yang sudah terjerumus dalam budaya pacaran tersebut, berikut adalah bahaya yang semetinya mereka dan orang tua ketahui agar segera bisa meninggalkan perilaku tersebut. Juga bagi remaja yang tidak melakukannya, agar semakin berhati-hati agar tidak terjerumus:

1. Mudah terjerumus ke perzinaan

Seringkali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-hal yang demikian. Mereka akan berpacaran yang sehat, katanya. Padahal, tidak ada berpacaran yang sehat kecuali setelah menikah. Bagaimanapun juga, pacaran adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa, iblis adalah temannya.

Sehingga kemana pun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani dan membisikinya rayuan-rayuan kemaksiatan sehingga ia semakin terlena dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudia berpegangan tangan, mulai berdua-duaan, dan akhirnya melakukan yang tidak sepantasnya untuk dilakukan.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (H. R Bukhari).

2. Melemahkan iman

Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa, ada iblis yang menemaninya. Meniupkan berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus dalam dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal kesemuanya hanya pemuas nafsu belaka.  Bahkan, yang awalnya tidak tergoda pun bisa saja terjerumus.

Akhirnya, banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah mati, katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang Pemilik Nyawa pun terabaikan. Setiap hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada Allah SWT. Naudzubillah,  sungguh yang demikian  sudah menjadi orang yang tersesat.

3. Mengajarkan kepada kemunafikkan

Orang yang pacaran itu mengajarkan diri untuk menjadi munafik. Berbohong ini itu hanya demi membuat si pacar senang. Bahkan mengumbar janji-janji yang belum tentu bisa ditepati bahkan tak jarang aslinya hanya bualan semata. Berusaha menunjukkan sisi terbaik padahal dibelakangnya seling mencela.

Sering mengumbar rayuan romantis hanya agar si pacar tidak curiga. Tidak hanya dihadapan sang pacar, tapi juga akan melakukan hal yang sama di hadapan orang tua. Jadilah mereka sebagai pembohong yang luar biasa.

4. Mengurangi produktivitas dan minat belajar

Siapa bilang pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Coba pikirkan kembali ke dasarnya bahwasanya pacaran itu adalah dosa. Selama berpacaran, artinya Anda akan terus memupuk dosa sepanjang waktu. Dari tiap-tiap yang namanya dosa, tidak akan terdapat kebaikan di dalamnya.

Justru sebaliknya, waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, justru lebih banyak dihabiskan bersama pacar. Uang pemberian orang tua yang semestinya dipakai untuk kepentingan pendidikan, malah dipakai untuk bersenang-senang. Zaman sekarang, dedikasi tinggi kepada pacar nampaknya adalah prioritas utama dibandingkan dengan diri sendiri.

Akhirnya, tak jarang banyak yang malas belajar, sering tidak mengerjakan tugas, kebanyakan berhayal, lalu ujung-ujungnya adalah keteteran dan tinggal kelas atau terlambat wisuda.

5. Menjadikan hidup boros

Seringkali memberikan ini itu kepada pacar bahkan lebih sering daripada apa yang dilakukan kepada orang tua sendiri. Padahal, apa yang diperoleh dari semua itu? Apakah dengan membelikan atau mentraktir sesuatu terhadap pacar maka artinya kita berinvestasi di dalam masa depan?

Justru sebaliknya, pacaran hanyalah penyebab kantong kering yang akan membuat kepala pusing hingga nanti ujung-ujungnya merengeklah pada orang tua untuk mendapat tambahan uang belanja sekaligus berpura-pura.

6. Pemicu tindak kriminal

Ini mengerikan. Ketika mendengar berita tentang remaja yang membunuh remaja lainnya hanya karena berebut pacar. Luar biasa. Katakanlah dengan kasar, bahwa mereka lebih rendah daripada hewan sekalipun.
Padahal, manusia memiliki akan, bukan? Apakah dengan menghilangkan nyawa orang lain, maka akan berjodoh dengan pacar yang diperebutkan? Yang ada, Anda akan berjodoh dengan iblis dan bersama-sama menghuni neraka.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, beliau memberikan saran seperti berikut;

“Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.” (H. R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).

Ingat, pacaran itu DOSA!

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

The post Pacaran Dalam Islam – Hukum, Bahaya dan Akibatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>