Allah adalah pencipta serta penguasa bagi alam semesta, dan semua nilai kebenaran yang mutlak hanya ada dan hanya bergantung kepada-Nya. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa Allah itu Maha tinggi, Maha Kuasa, Maha Dekat, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan Penyayang, dan sifat-sifat lainnya yang menjadikan Allah SWT sempurna.
Sifat-sifat Allah tersebut terangkum dalam Asmaul Husna, yang secara harfiah diartikan sebagai nama-nama yang baik dan agung bagi Allah SWT berdasarkan sifat-sifat yang Ia miliki. Sebagai Umat islam, sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui arti dan makna dari nama-nama yang baik dan indah yang dimiliki allah SWT, karena di dalam Asmaul Husna selain terkandung nama-nama, gelar, maupun sebutan bagi Allah SWT juga terkandung sifat-sifat indah dan Baik Allah SWT.
Firman Allah SWT :
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya
“Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai Asmaul Husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al- Hasyr ayat 24)
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى
Artinya
“Dialah Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang baik)” (QS. Thaha ayat 8)
قُلِ ادْعُواْ اللّهَ أَوِ ادْعُواْ الرَّحْمَنَ أَيّاً مَّا تَدْعُواْ فَلَهُ الأَسْمَاء الْحُسْنَى وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً
Artinya
“Katakanlah (olehmu Muhammad): Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa’ul husna (nama-nama yang terbaik)…” (QS. AL- Isra’ ayat 110)
وَللَّهِ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَاۖ وَذَ رُواْ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَـٰئِهٖۚ سَيُجْزَوْنَ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya
“Hanya milik Allah al-Asma-ul Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama baik itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raaf ayat 180)
Jumlah Asmaul Husna serta Perinciannya
Asmaul Husna dapat diartikan sebagai Nama-nama terbaik, terindah, serta nama-nama yang memiliki makna terluas dan terdalam. Adapun jumlah Asmaul Husna menurut beberapa Imam adalah berbeda-beda, ada imam yang menyebut bahwa jumlah asmaul Husna itu adalah 84, 95, 99, 100, dan bahkan ada imam yang menyebutkan bahwa jumlah asmaul Husna adalah 167 (pendapat dari Ibnu Al- Wasir).
Akan tetappi sebagian besar ulama sepakat bahwa jumlah asmaul husna adalah 99, sebagaimana Sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berikut :
عن ابي هر يرة ان رسول الله صل الله عليه و سلم قال ان لله تسعة وتسعين اسما اوما ئة الا واحدا من احصاهاد خل الجنة
Artinya
“Dari abi hurairah Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu; barang siapa yang menghitungnya (menghafalnya) ia masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Adapun ke 99 Asmaul Husna adalah :
- Ar Rahman – (الرحمن) Yang Maha Pengasih
- Ar Rahiim – (الرحيم) Yang Maha Penyayang
- Al Malik – (الملك) Yang Maha Merajai/Memerintah
- Al Quddus – (القدوس) Yang Maha Suci
- As Salaam – (السلام) Yang Maha Memberi Kesejahteraan
- Al Mu`min – (المؤمن) Yang Maha Memberi Keamanan
- Al Muhaimin – (المهيمن) Yang Maha Pemelihara
- Al `Aziiz – (العزيز) Yang Maha Perkasa
- Al Jabbar – (الجبار) Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
- Al Mutakabbir – (المتكبر) Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
- Al Khaliq – (الخالق) Yang Maha Pencipta
- Al Baari` – (البارئ) Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
- Al Mushawwir – (المصور) Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
- Al Ghaffaar – (الغفار) Yang Maha Pengampun
- Al Qahhaar – (القهار) Yang Maha Memaksa
- Al Wahhaab – (الوهاب) Yang Maha Pemberi Karunia
- Ar Razzaaq – (الرزاق) Yang Maha Pemberi Rezeki
- Al Fattaah – (الفتاح) Yang Maha Pembuka Rahmat
- Al `Aliim – (العليم) Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
- Al Qaabidh – (القابض) Yang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
- Al Baasith – (الباسط) Yang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
- Al Khaafidh – (الخافض) Yang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
- Ar Raafi` – (الرافع) Yang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
- Al Mu`izz – (المعز) Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
- Al Mudzil – (المذل) Yang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
- Al Samii` – (السميع) Yang Maha Mendengar
- Al Bashiir – (البصير) Yang Maha Melihat
- Al Hakam – (الحكم) Yang Maha Menetapkan
- Al `Adl – (العدل) Yang Maha Adil
- Al Lathiif – (اللطيف) Yang Maha Lembut
- Al Khabiir – (الخبير) Yang Maha Mengenal
- Al Haliim – (الحليم) Yang Maha Penyantun
- Al `Azhiim – (العظيم) Yang Maha Agung
- Al Ghafuur – (الغفور) Yang Maha Pengampun
- As Syakuur – (الشكور) Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
- Al `Aliy – (العلى) Yang Maha Tinggi
- Al Kabiir – (الكبير) Yang Maha Besar
- Al Hafizh – (الحفيظ) Yang Maha Memelihara
- Al Muqiit – (المقيت) Yang Maha Pemberi Kecukupan
- Al Hasiib – (الحسيب) Yang Maha Membuat Perhitungan
- Al Jaliil – (الجليل) Yang Maha Mulia
- Al Kariim – (الكريم) Yang Maha Mulia
- Ar Raqiib – (الرقيب) Yang Maha Mengawasi
- Al Mujiib – (المجيب) Yang Maha Mengabulkan
- Al Waasi` – (الواسع) Yang Maha Luas
- Al Hakiim – (الحكيم) Yang Maha Maka Bijaksana
- Al Waduud – (الودود) Yang Maha Mengasihi
- Al Majiid – (المجيد) Yang Maha Mulia
- Al Baa`its – (الباعث) Yang Maha Membangkitkan
- As Syahiid – (الشهيد) Yang Maha Menyaksikan
- Al Haqq – (الحق) Yang Maha Benar
- Al Wakiil – (الوكيل) Yang Maha Memelihara
- Al Qawiyyu – (القوى) Yang Maha Kuat
- Al Matiin – (المتين) Yang Maha Kokoh
- Al Waliyy – (الولى) Yang Maha Melindungi
- Al Hamiid – (الحميد) Yang Maha Terpuji
- Al Muhshii – (المحصى) Yang Maha Mengkalkulasi
- Al Mubdi` – (المبدئ) Yang Maha Memulai
- Al Mu`iid – (المعيد) Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
- Al Muhyii – (المحيى) Yang Maha Menghidupkan
- Al Mumiitu – (المميت) Yang Maha Mematikan
- Al Hayyu – (الحي) Yang Maha Hidup
- Al Qayyuum – (القيوم) Yang Maha Mandiri
- Al Waajid – (الواجد) Yang Maha Penemu
- Al Maajid – (الماجد) Yang Maha Mulia
- Al Wahiid – (الواحد) Yang Maha Tunggal
- Al Ahad – (الاحد) Yang Maha Esa
- As Shamad – (الصمد) Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
- Al Qaadir – (القادر) Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
- Al Muqtadir – (المقتدر) Yang Maha Berkuasa
- Al Muqaddim – (المقدم) Yang Maha Mendahulukan
- Al Mu`akkhir – (المؤخر) Yang Maha Mengakhirkan
- Al Awwal – (الأول) Yang Maha Awal
- Al Aakhir – (الأخر) Yang Maha Akhir
- Az Zhaahir – (الظاهر) Yang Maha Nyata
- Al Baathin – (الباطن) Yang Maha Ghaib
- Al Waali – (الوالي) Yang Maha Memerintah
- Al Muta`aalii – (المتعالي) Yang Maha Tinggi
- Al Barri (البر) – Yang Maha Penderma
- At Tawwaab – (التواب) Yang Maha Penerima Tobat
- Al Muntaqim – (المنتقم) Yang Maha Pemberi Balasan
- Al Afuww – (العفو) Yang Maha Pemaaf
- Ar Ra`uuf – (الرؤوف) Yang Maha Pengasuh
- Malikul Mulk – (مالك الملك) Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
- Dzul Jalaali Wal Ikraam – (ذو الجلال و الإكرام) Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
- Al Muqsith – (المقسط) Yang Maha Pemberi Keadilan
- Al Jamii` – (الجامع) Yang Maha Mengumpulkan
- Al Ghaniyy – (الغنى) Yang Maha Kaya
- Al Mughnii – (المغنى) Yang Maha Pemberi Kekayaan
- Al Maani – (المانع) Yang Maha Mencegah
- Ad Dhaar – (الضار) Yang Maha Penimpa Kemudharatan
- An Nafii` – (النافع) Yang Maha Memberi Manfaat
- An Nuur – (النور) Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
- Al Haadii – (الهادئ) Yang Maha Pemberi Petunjuk
- Al Baadii – (البديع) Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
- Al Baaqii – (الباقي) Yang Maha Kekal
- Al Waarits – (الوارث) Yang Maha Pewaris
- Ar Rasyiid – (الرشيد) Yang Maha Pandai
- As Shabuur – (الصبور) Yang Maha Sabar
Disamping memiliki Nama-nama yang indah, baik, serta memiliki arti dan makna yang dalam, Allah SWT juga memiliki sifat-sifat yang wajib diketahui, dipelajari serta dipercayai oleh umat manusia, khususnya bagi umat muslim, dimana sifat-sifat yang dimiliki Allah tentu saja berbeda dengan sifat-sifat yang dimiliki manusia sebagai Makhluk ciptaan-Nya.
Dengan kita mengenal, mengerti, memahami, serta mempercayai adanya sifat-sifat Allah SWT tersebut akan dapat menambah keimanan kita kepada-Nya. Adapun sifat-sifat tersebut adalah :
Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Bagi Allah
Allah SWT memiliki 20 sifat-sifat wajib, yaitu :
- Sifat Wajib Wujud (ﻭُﺟُﻮْﺩ), sifat mustahil Adam (ﻋﺪﻡ)
Allah SWT memiliki sifat wujud yang berari ada. Maksudnya adalah bahwa Allah SWT ada dengan zat-Nya sendiri, dan Allah ada bukan karena ada yang mengadakan atau yang menciptakan. Kita bisa melihat bukti-bukti nyata bahwa Allah itu ada dengan memperhatikan langit dan bumi yang kita pijak, dimana alam semesta beserta isinya itu ada karena ada yang menciptakan, dan itu adalah Allah SWT.
Selain itu, kita juga bisa melihat tanda-tanda kebesaran Allah dengan melihat diri kita sendiri, dimana jiwa, raga serta segala perlengkapan yang kita butuhkan untuk hidup pasti ada yang menciptakannya, Dialah Allah SWT. Karena Allah memiliki sifat wajib ada, maka sifat mustahil bagi-Nya adalah Adam (tidak ada)
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Allah itu ada adalah :
Al-Qur’an Surat Al- A’raaf ayat 54
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “
Al-Qur’an Surat Al- Mu’minun ayat 78-80
هُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ (٧٨)وَهُوَ الَّذِي ذَرَأَكُمْ فِي الأرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (٧٩)وَهُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَلَهُ اخْتِلافُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٨٠
Artinya
“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Dan Dialah yang menciptakan serta mengembang biakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpunkan. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?”
Al- Qur’an Surat As- Sajdah ayat 4
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا شَفِيعٍ أَفَلا تَتَذَكَّرُونَ
Artinya “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at 1190. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Al- Qur’an Surat Ar- Rad ayat 16
قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ قُلِ اللَّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لا يَمْلِكُونَ لأنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلا ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Artinya
“Katakanlah: “Siapakah Rabb langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfa’atan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri”? Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Rabb Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
- Sifat Wajib Qidam (اَلْقِـدَمُ), sifat mustahil Hudus (ﺣُﺪُﻭْﺙ)
Sifat wajib bagi Allah yang kedua adalah Qidam yang artinya zat yang terdahulu, sedangkan untuk sifat mustahilnya adalah hudus yang artinya baru. Sebagai pencipta, Allah tentu saja ada terlebih dahulu daripada apa yang Ia ciptakan, seperti alam semesta beserta isinya. Dan tidak ada permulaan bagi Allah, karena Dia adalah Sang Maha pencipta.
Dalil Naqlinya adalah Al-Qur’an Surat Al- Hadiid ayat 3
هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin 1453; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
- Sifat Wajib Baqa (ﺑَﻘَﺎﺀِ), sifat mustahil Fana (ﻓَﻨَﺎﺀِ)
Allah memiliki sifat baqa’ yang berarti kekal, sedangkan sifat mustahil bagi-Nya adalah fana yang artinya binasa atau akan berakhir. Maksudnya adalah bahwa kekekalan yang dimiliki oleh Allah SWT sebagai pencipta langit dan bumi tidak akan pernah berakhir atau berkesudahan.
Lain halnya dengan makhluk yang Ia ciptakan seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda ruang angkasa yang suatu saat akan mengalami kebinasaan atau kehancuran. Oleh karena itulah sangatlah tidak patut bagi kita untuk berbangga diri atas segala kelebihan atau kehebatan yang kita miliki, sementara itu hanyalah bersifat sementara.
Dalil Naqlli
- Al-Qur’an Surat Ar- Rahman ayat 26-27
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦)وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧
Artinya
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
Dalil Naqli :
- Sifat Wajib Mukhalafatuhu lilhawadits (ﻣُﺨَﺎﻟَﻔَﺘُﻪُ ﻟِﻠْﺤَﻮَﺍﺩِﺙِ), sifat Mustahil Mumatsalatuhu lilhawadits (ﻣُﻤَﺎﺛَﻠَﺘُﻪُ ﻟِﻠْﺤَﻮَﺍﺩِﺙِ)
Mukhalafatuhu lilhawadits merupakan sifat wajib bagi Allah ini memiliki arti bahwa Allah berbeda dengan ciptaan-Nya, sedangkan sifat mustahilnya adalah Mumatsalatuhu lilhawadits yang berarti serupa dengan ciptaan-Nya.
Sifat wajib Allah ini sudah jelas menunjukkan bahwa Allah sebagai Yang Maha Pencipta memiliki perbedaan dengan apa-apa yang Dia ciptakan, dimana kedudukan yang dimiliki oleh makhluk ciptaan Allah sangatlah tidak sepadan dengan kebesaran, keagungan, serta ketinggian dari sifat-sifat yang dimiliki Allah SWT, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang mampu menyerupai-Nya.
Dalil Naqli :
Al-Qur’an Surat Asy-Syura ayat 11
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Al- Qur’an Surat Al- Ikhlas ayat 4
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Artinya “dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
- Sifat Wajib Qiyamuhu Binafsihi (ﻗِﻴَﺎﻣُﻪُ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ) sifat mustahil Ihtiyaju lighairihi
Sifat wajib bagi Allah SWT yang selanjutnya adalah Qiyamuhu Binafsihi yang artinya adalah berdiri sendiri. Artinya Allah itu ada dengan sendirinya tanpa ada yang mengadakan atau menciptakan. Selain itu, dalam menciptakan makhluk-makhluk-Nya, Allah tidak membutuhkan bantuan dari makhluk apapun.
Berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya yang satu sama lainnya saling membutuhkan. Misalnya saja manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka tentu membutuhkan bantuan dari manusia lainnya.
Dalil Naqli :
Al- Qur’an Surat Al- Ankabut ayat 6
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Artinya
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.”
Al- Qur’an Surat Ali Imron ayat 2
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Artinya
“Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.”
- Sifat Wajib Wahdaniyat (ﻭَﺣْﺪَﺍﻧِﻴَﺔِ) sifat mustahil Ta’addud (ﺗَﻌَﺪُّﺩ)
Wahdaniyat merupakan sifat wajib bagi Allah yang artinya Esa atau tunggal. Maksudnya adalah bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu dalam hal sifat, dzat, maupun perbuatannya. Dan jika Allah itu ada yang menyamai atau lebih dari satu, maka alam semesta ini akan hancur, karena tentu saja akan terjadi berbagai perbedaan diantara keduan-Nya.
Ke-esaan Allah telah dinyatakan dalam kalimat syahadat (أشهد أن لا اله الا الله) yang artinya “Tiada Tuhan selain Allah). Kebalikan dari sifat Allah ini adalah Ta’addud yang artinya lebih dari satu (berbilang)
Dalil Naqli :
Al-Qur’an Surat Al- Ikhlas ayat 1-4
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4
Artinya
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Al- Qur’an Surat Al- Anbiya’ ayat 22
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Artinya
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”
- Sifat Wajib Qudrat (ﻗُﺪْﺭَﺓِ) sifat mustahil Ajzun (ﻋَﺟْﺰ)
Qudrat merupakan sifat wajib bagi Allah yang memiliki arti berkuasa, maksudnya adalah bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan yang mutlak atas segala sesuatu tanpa ada batasan, jadi apabila Allah SWT telah berkehendak, maka tidak ada satupun yang dapat menghalangi-Nya.
Hal ini berbeda dengan manusia yang memiliki kelemahan dan kekuasaan yang terbatas. Adapun kebalikan dari sifat wajib Allah Qudrat adalah Ajzun yang artinya lemah.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an Surat Al- Baqarah ayat 20
یکاد البرق یخطف ابصارهم کلما اضاء لهم مشوا فیه واذا اظلم علیهم قاموا و لو شاء الله لذهب بسمعهم و ابصارهم ان الله علی کل شیء قدیر
Artinya
“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”
- Sifat wajib Iradat (ﺇِﺭَﺍﺩَﺓِ) sifat mustahil Karahah (ﻛَﺮَﺍﻫَﻪْ)
Allah SWT memiliki sifat Iradat yang artinya berkehendak, sedangkan kebalikannya yang merupakan sifat mustahil bagi allah adalah Karahah yang berarti terpaksa (tidak berkemauan). Maksudnya adalah bahwa penciptaan Alam semesta ini merupakan kehendak dari Allah tanpa adanya paksaan maupun campur tangan dari pihak lain. Selain itu, setiap kehendak dari Allah SWT pasti akan terjadi, dan setiap hal yang tidak menjadi kehendak Allah pasti tidak akan pernah terjadi.
Allah SWT mustahil bersifat Karahah (terpaksa), karena Allah adalah Maha Sempurna, dan jika Allah memiliki sifat karahah maka kemungkinan besar alam semesta ini tidak akan pernah ada, karena karahah adalah sifat kekurangan.
Dalil Naqli :
Al- Qur’an surat Yasiin ayat 82
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Artinya “Sesungguhnya perintah-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’, maka terjadilah ia.”
Al- Qur’an Surat Hud ayat 107
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚإِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Artinya
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
- Sifat Wajib Ilmun (ﻋِﻠْﻢ) sifat mustahil Jahlun (ﺟَﻬْﻞ)
Ilmun merupakan sifat wajib bagi allah yang artinya adalah mengetahui, dan Allah mustahil memiliki sifat Jahlun yang artinya bodoh. Kamna dari sifat Allah Ilmun adalah bahwasannya pengetahuan yang dimiliki oleh-Nya adalah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi.
Selain itu, Allah Maha mengetahui apa-apa yang ada di alam semesta ini, baik yang terlihat oleh mata maupun yang ghaib. Inilah tanda bahwa Allah SWT memiliki kesempurnaan dalam hal kepandaian dan pengetahuan.
Dalil Naqli :
Al- Qur’an Surat Al- Hujurat ayat 16
قُلْ أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
Artinya
“Katakanlah (kepada mereka): “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui seagala sesuatu.”
Al- Qur’an Surat al- Baqarah ayat 231
وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَلَا تُمْسِكُوهُنَّ ضِرَارًا لِتَعْتَدُوا وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ وَلَا تَتَّخِذُوا آيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya
“Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
- Sifat wajib Hayat (ﺣَﻴَﺎﺓ) sifat mustahil Maut (ﻤﻮﺕ)
Selain sifat-sifat di atas, Allah juga memiliki sifat wajib Hayat yang artinya hidup, dan Allah mustahil memiliki sifat maut yang berarti mati atau binasa. Allah adalah Maha sempurna, dimana Ia mampu hidup dengan dzat-Nya sendiri, dan tidak ada satupun yang menghidupkan-Nya.
Hal ini berbanding terbalik dengan makhluk ciptaan-Nya, di mana mereka ada yang menghidupkan, dan suatu saat mereka akan dimatikan, yaitu Allah SWT. Makhluk ciptaan Allah memerlukan makan, minum, tidur, dan berbagai macam hal lainnya. Akan tetapi Allah tidak membutuhkan semua itu.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an Surat Al- Baqarah ayat 255
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَىُّ ٱلۡقَيُّوم لَا تَأۡخُذُهُ ۥ سِنَةٌ۬ وَلَا نَوۡمٌ۬ۚ لَّهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشۡفَعُ عِندَهُ ۥۤ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىۡءٍ۬ مِّنۡ عِلۡمِهِۦۤ إِلَّا بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَلَا يَـُٔودُهُ ۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِىُّ ٱلۡعَظِيمُ
Artinya
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
- Sifat wajib sama’ (ﺳَﻤَﻊْ) sifat mustahil Shummum (ﺍﻟصُمُّمْ)
Allah memiliki sifat wajib Sama’ yang artinya mendengar, dan Ia mustahil memiliki sifat Shummum yang berarti tuli atau tidak mendengar. Allah mampu mendengarkan setiap suara yang ada di alam semesta ini dan tidak ada satu suarapun yang mampu terlepas dari pendengaran Allah, meskipun suara itu hanya berupa bisikan.
Dalil Naqli :
Al- qur’an Surat Al- Maidah ayat 76
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا نَفْعًا وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya
“Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfa’at?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Al- Qur’an Surat Asy- syuro ayat 11
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
- Sifat wajib Basar (ﺑَﺼَﺮ) sifat mustahil Umyun
Sifat wajib bagi allah yang selanjutnya adalah Basar yang berarti melihat, dimana allah SWT mampu melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik kecil maupun besar, baik tampak maupun tidak tampak. Dan penglihatan Allah tidaklah terbatas maupun dapat dibatasi oleh sesuatu pun. Dan sebagai sifat mustahil bagi Allah adalah umyun yang artinya buta.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an Surat Al- Baqarah ayat 265
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.”
- Sifat wajib Kalam (ﻛﻼ ﻡ) sifat mustahil Bukmun
Sifat wajib bagi Allah yang lainnya adalah Kalam yang berarti berbicara atau berfirman. Allah memiliki sifat kalam yang begitu sempurna, sehingga Allah mampu berbicara tanpa harus menggunakan bantuan dalam bentuk apapun. Sifat kalam Allah SWT terbukti dengan firman-firman-Nya dalam kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya kepada para utusan-Nya.
Adapun sifat mustahil bagi Allah sebagai kebalikan dari sifat wajib kalam adalah bukmun yang berarti bisu. Jika saja allah bisu, tidak akan mungkin para utusan beliau mampu mengerti, memahami, serta mengamalkan apa yang Ia perintahkan dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an Surat An- Nisa’ ayat 164
وَرُسُلا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Artinya
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah telah berfirman secara langsung.”
- Sifat wajib Qadiron (ﻗَﺎﺩِﺭًﺍ) sifat mustahil Ajizan (ﻋَﺎﺟِﺰً)
Allah SWT itu tidaklah lemah, dimana Ia adalah penguasa atas seluruh makhluk dan ciptaan-Nya secara mutlak. Inilah yang dimaksud dengn sifat wajib bagi Allah Qadiron yang artinya berkuasa. Dan Allah tidaklah memiliki sifat mustahil Ajizun yang artinya bahwa Allah itu lemah.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an surat Al- Baqarah ayat 20
یکاد البرق یخطف ابصارهم کلما اضاء لهم مشوا فیه واذا اظلم علیهم قاموا و لو شاء الله لذهب بسمعهم و ابصارهم ان الله علی کل شیء قدیر
Artinya
“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”
- Sifat Wajib Muriidan (ﻣُﺮِﻳْﺪًﺍ) sifat mustahil mukrahan (مُكْرَهًا)
Allah SWT merupakan Dzat yang Maha berkehendak atas segala sesuatu, dan apabila Allah telah berkehendak, maka yang dikehendaki-Nya tersebut pastilah akan terlaksana. Inilah yang dimaksudkan dengan sifat wajib bagi Allah Muriidan yang memiliki arti berkehendak. Adapun sifat mustahil-Nya adalah mukrahan yang berarti terpaksa atau tidak dapat menentukan.
Dalil Naqli
- Al- Qur;an Surat Hud ayat 107 :
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Artinya
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
- Sifat Wajib Aliman (ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ) sifat mustahil Jahilan (ﺟَﺎﻫِﻼ)
Allah merupakan Dzat yang maha mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, termasuk isi hati maupun pikiran dari ciptaan-Nya. Inilah mengapa Allah disebut memiliki sifat wajib Aliman yang artinya mengetahui, dan Dia mustahil bersifat Jahilan yang artinya bodoh.
Dalil Naqli
- Al- qur’an Surat An- Nisa ayat 176
يستفتونك قل الله يفتيكم في الكلالة إن امرؤ هلك ليس له ولد وله أخت فلها نصف ما ترك وهو يرثها إن لم يكن لها ولد فإن كانتا اثنتين فلهما الثلثان مما ترك وإن كانوا إخوة رجالا ونساء فللذكر مثل حظ الأنثيين يبين الله لكم أن تضلوا والله بكل شيء عليم
Artinya
“Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah 387. Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan),jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
- Sifat wajib Hayyan (ﺣَﻴًّﺎ) Sifat mustahil mayitan (ﻣﻴتا )
Allah SWT itu adalah Dzat yang hidup, Ia tidak pernah mati, tidak pernah tidur, lengah maupun segala hal yang menjadi kebiasaan ciptaan-Nya. Inilah yang dimaksudkan dengan sifat wajib bagi Allah Hayyan yang artinya adalah hidup. Dan Dia mustahil memiliki sifat mayitan yang artinya dalam keadaan mati.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an Surat Al- Furqon ayat 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
Artinya
“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.”
- Sifat wajib Sami’an (ﺳَﻤِﻴْﻌًﺎ) sifat mustahil Ashamma (ﺃَﺻَﻢ)
Pada hakikatnya, sifat wajib bagi Allah sami’an yang artinya mendengar memaknai bahwa Allah SWT merupakan Dzay yang memiliki pendengaran yang sempurna, tidak ada batasan dan tiada hal yang dapat membatasinya. Oleh karena itulah mengapa Allah SWT mustahil memiliki sifat Ashamma yang artinya tuli.
Dalil Naqli
- Al- qur;an surat Al- Baqarah ayat 256 :
لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
- Sifat Wajib Bashiiran (ﺑَﺼِﻴْﺭًﺍ) sifat mustahil a’maa (ﺃَﻋْﻤَﻰ)
Allah SWT merupakan Dzat yang mampu melihat segala hal yang ada di alam semesta ini tanpa adanya batasan. Ini merupakan sifat wajib bagi Allah yaitu Bashiiran yang berarti melihat. Sehingga sangatlah mustahil jika Allah memiliki sifat a’maa yang artinya buta.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an Surat Al- Hujurat ayat 18
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
- Sifat Wajib Mutakalliman (ﻣُﺘَﻜَﻠِّﻤًﺎ) sifat Mustahil abkam (ﺃَﺑْﻜَﻢْ)
Arti sifat wajib bagi Allah mutakalliman adalah berbicara, dimana Allah SWT mampu berbicara atau berfirman di dalam kitab-kitab yang Dia turunkan bagi para utusan-Nya. Dan sangatlah mustahil bagi Allah untuk bersifat abkam yang artinya bisu.
Dalil Naqli
- Al- Qur’an Surat An- Nisa’ ayat 164
وَرُسُلا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Artinya
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah telah berfirman secara langsung.”
Artikel Terkait
- Keajaiban Asmaul Husna
- Manfaat Asmaul Husna
- Keutamaan Ar Rahman
- Syarat Wajib Haji
- Ilmu Kalam dalam Islam
- Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam
- Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam
- Fungsi Iman Kepada Allah SWT
- Tasawuf Falsafi
- Bersumpah dalam Islam
- Nama – Nama Nabi Dan Rasul
- Keutamaan Cinta Kepada Rasulullah
- Ilmu Tasawuf Modern
- Dosa yang Tak Terampuni
- Sifat – Sifat Allah Dan 99 Asmaul Husna
- Hidayah Allah Kepada Manusia
- Macam – Macam Mukjizat Nabi
- Tasawuf Dalam Islam
- Rukun Islam
- Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
- Hukum Hamil Diluar Nikah
Artikel Lainnya
- Mandi Wajib
- Pandangan Islam Terhadap Terorisme
- Aliran Ahmadiyah : Sesat atau Tidak ?
- Jual Beli Menurut Islam
- Cara Membahagiakan Istri Tercinta
- Keutamaan Doa Seorang Ibu
- Ijtihad dalam Hukum Islam
- Cara Menghitung Zakat Maal
- Posisi Tidur Menurut Islam
- Dasar Ekonomi Islam
- Emansipasi Wanita dalam Islam
- Cara Menjaga Pandangan Mata
- Hukum Ziarah Kubur
- Zakat Maal
- Doa Mustajab untuk Menghadapi Ujian
- Puasa Ramadhan
- Nikah Gantung Menurut Islam
- Persiapan Pernikahan Dalam Islam
- Qurban dan Aqiqah
- Ayat Pernikahan Dalam Islam
- Fiqih Pernikahan
- Puasa Sebelum Menikah
- Cara Menjaga Hati Sebelum Menikah
- Menikah Tanpa Cinta
- Hukum Pernikahan
- Pernikahan Sedarah
- Hukum Talak Dalam Pernikahan
- Hukum Menikahi Sepupu
- Nikah Tanpa Wali
- Pacaran Dalam Islam
- Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam
- Mencukur Bulu Kemaluan Dalam Islam
- Pengertian Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah dan Wathaniyah
- Hukum Bacaan Tajwid
- Pindah Rumah Menurut Islam
- Cara Mendidik Anak Dalam Islam
- Tujuan Pendidikan
- Pembagian Harta Warisan
- Hukum Mengeluarkan Air Mani dengan Sengaja
- Fungsi Agama
- Rumah Tangga Menurut Islam
- Alif Lam Syamsyah
- Merayakan Valentine Dalam Islam
- Sunnah Rasul Malam Jumat
- Taubatan Nasuha
- Keluarga Bahagia Menurut Islam
- Fungsi Hadist terhadap Al-Quran
- Keutamaan Surat Al Kahfi
- Cara Membersihkan Najis
- Asal Usul Bulan Muharram
- Anak Durhaka Dalam Islam
- Tasawuf Syiah
- Cara Menghapus Dosa Zina
- Proses Penciptaan Manusia
- Hati Nurani Menurut Islam
- Hubungan Akhlak dan Tasawuf
- Puasa Ramadhan dan Cara Pelaksanaannya
- Wanita yang Baik Dinikahi Menurut Islam
- Shalat Hajat
- Manfaat takbir
- Istri – Istri Nabi Muhammad SAW
- Manfaat Menggunakan Cadar
- Hukum Keluar Air Mazi dengan Sengaja
- Manfaat Tawakal
- Etika Pemasaran Dalam Islam
- Keluarga Dalam Islam
- Shalat Jum’at
- Mahar Pernikahan dalam Islam
- Tunangan Dalam Islam
- Hukum Menikah Saat Hamil
- Pernikahan Beda Agama
- Nikah Siri dalam Islam
- Rukun Nikah Dalam Islam
- Wali Nikah Janda
- Kehidupan Setelah Menikah
- Syarat Wali Nikah
- Rukun Nikah Dalam Islam
- Doa Agar Dipermudah Segala Urusan
- Keutamaan I’tikaf di Bulan Ramadhan
- Hakikat Penciptaan Manusia
- Manfaat Diciptakannya Semut Dalam Islam
- Malam Lailatul Qadar
- LDII Menurut MUI
- Cara Menjadi Wanita Baik
- Manfaat Toleransi Antar Umat Beragama
- Ciri-Ciri Aliran Sesat Menurut Islam
- Macam-macam Riba
- Tidur Dalam Islam
- Kewajiban dalam Rumah Tangga
- Tanda-tanda Kiamat Besar
- Adab Ziarah Kubur
- Aliran Islam di Indonesia
- Gafatar : Sesat atau Tidak ?
- Cara Mandi Wajib bagi Wanita
- Shalat Taubat
- Manfaat Membaca Al- Qur’an
- Penerima Zakat
- Kehidupan Rumah Tangga Dalam Islam
- Keistimewaan Ramadhan
- Kedudukan Wanita Dalam Islam
- Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan
- Syarat Pernikahan dalam Islam
- Konsep Manusia dalam Islam
- Syarat Penerima Zakat
- Bahagia Menurut Al-Quran
- Sombong dalam Islam
- Pria yang Baik dalam Islam
- Cara Membuat Hati Ikhlas
- Kehidupan Setelah Menikah
- Tips Mengajar Anak Berpuasa
- Sumber Pokok Ajaran Islam
- Kewajiban Menikah
- Aborsi dalam Pandangan Islam
- Khiyar dalam Jual Beli
- Keistimewaan Amalan Istighfar
- Hikmah Beriman Kepada Malaikat
- Rukun Iman
- Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan
- Cara Menenangkan Hati Dalam Islam
- Doa Mustajab untuk Menghadapi Ujian
- Hukum Khitan Bagi Perempuan
- Kewajiban Wanita dalam Islam
- Fenomena LGBT Menurut Islam
- Sukses Menurut Islam
- Jenis-Jenis Najis dalam Islam
- Ilmu Tauhid Islam
- Hukum Menikahi Wanita Hamil
- Kewajiban Menikah
- Puasa Mutih Sebelum Menikah
- Nikah Siri Dalam Islam
- Kewajiban Wanita Setelah Menikah
- Menikah di KUA Dengan WNA
- Hukum Menikah Muda Menurut Islam
- Wanita yang Haram Dinikahi
- Bahaya ISIS Bagi Kehidupan Bernegara
- Bid’ah dalam Islam
- Anak Perempuan dalam Islam
- Hubungan Akhlak dengan Iman
- Manfaat Beriman Kepada Allah SWT
- Tingkatan Iman dalam Islam
- Hukum Ekonomi Syariah
- Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
- Keutamaan Puasa di Bulan Syawal
- Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat
- Pengertian Tasawuf
- Organisasi-Organisasi Pendidikan Islam di Indonesia
- Jenis-Jenis Najis
- Keutamaan Surat Al-Kafirun
- Hukum Saham dalam Islam
- Hikmah Jual Beli
- Falsafah Ekonomi Islam
- cara mengatasi depresi menurut islam
- Hukum Tidak Membayar Hutang
- Kiamat Menurut Islam
- Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan
- Perekonomian dalam Islam
- Contoh Jual Beli Terlarang
- Zakat Penghasilan Menurut Islam
- Bahaya Syiah
- Perbedaan Ghibah dan Fitnah
- Transaksi Ekonomi dalam Islam
- Cara Taubat Nasuha
- Asas Sistem Ekonomi Islam
- Membangun Rumah Menurut Islam
- Hukum Mengucapkan Selamat Natal dalam Islam
- Tips Menjadi Wanita Shalehah
- Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua setelah Menikah
- Hak dan Kewajiban dalam Islam
- Mualaf
- Cara Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
- Tips Hidup Bahagia Menurut Islam
- Tata Cara Qurban Idul Adha
- Iman dalam Islam
- Fungsi Iman Kepada Kitab Allah
- Hujan menurut Islam
- Selingkuh Menurut Islam
- Ciri – Ciri Orang Yang Tidak Ikhlas Dalam Beribadah Kepada Allah
- Ibu Rumah Tangga dalam Islam
- Hewan Halal Menurut Islam
- Bunuh Diri dalam Islam
- Hukum Percaya Ramalan Menurut Islam
- Bacaan Utama Doa Shalat Tahajud
- Bukti Islam Agama Damai
- Hukum Wanita Tidak Berjilbab dalam Islam
- Fadhilah Menyantuni Anak Yatim di Bulan Suci
- Hidup Bahagia Menurut Islam
- Hukum Pinjam Uang di Bank
- Tujuan Hidup Menurut Islam
- Cincin Pernikahan Dalam Islam
- Syarat – Syarat Dalam Akad Nikah
- Ciri Wanita yang Baik untuk Dinikahi Menurut Islam
- Cara Memilih Calon Pendamping Hidup Sesuai Syariat Agama
- Kriteria Calon Suami yang Baik Menurut Islam
- Kriteria Calon Istri yang Baik Menurut Islam
- Dosa Besar dalam Islam
- Hukum Pergaulan Bebas dalam Islam
- Tujuan Penciptaan Manusia
- Keutamaan Mengucap Inalillahi Wainailaihi Rojiun
- Cara Menghilangkan Rasa Cinta
- Pengertian Takabur
- Mencari Ketenangan dalam Islam
- Pengertian Rindu dalam Islam
- Amalan Nisfu Sya’ban Menurut Islam
- Tujuan Ekonomi Islam
- Zikir Sebelum Tidur
- Kelebihan Pesantren
- Kelebihan Pesantren Sebagai Sebuah Pendidikan
- Keutamaan Mendidik Anak Perempuan
- Mualaf
- Aliran dalam Islam
- Bahagia dalam Islam
- Cara Menjaga Kesehatan Hati
- Cara Agar Tetap Istiqomah
- Kisah Cinta Nabi Yusuf
- Contoh Transaksi Ekonomi dalam Islam
- Kewajiban Laki-Laki Setelah Menikah
- Amalan di Bulan Ramadhan Bagi Wanita Haid
- Peran Wanita Dalam Islam
- Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan
- Ekonomi Dalam Islam
- Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
- Kisah Mualaf
- Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban